SAMOSIR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Hutan Pinus Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir sejak Minggu (31/07/2022) hingga Senin (01/08/2022).
Selasa (02/08/2022), Kepala KPH Unit XIII Benhard Purba menjelaskan, padamnya api terbantu hujan yang kebetulan turun pada hari Senin,01 Agustus 2022. Dari Benhard diketahui, luas lahan yang terbakar sekira 35 hektar.
Menurutnya, dalam upaya pemadaman karhutla, pihaknya menggunakan 2 unit mobil pemadam kebakaran. “Kami menggunakan Damkar sebanyak 2 unit,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pihaknya langsung terjun ke lokasi bersama dengan Forkopimda Samosir setelah mendapatkan informasi terkait karhutla tersebut.
“Kami lagi pemadaman Karhutla di Hutan Pinus Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Api sudah padam, dibantu oleh hujan,” ujar Benhard kepada ninnA.
Terkait hal ini, Plt Kadis Kominfo Kabupaten Samosir Ricky Rumapea menjelaskan, damkar telah berada di areal pemukiman sejak, Selasa (19/07/2022).
“Damkar standby di lokasi pemukiman dan melakukan pemadaman. Dua unit damkar standby di sekitar lokasi,” ujar Ricky Rumapea.
Selanjutnya, ia menjelaskan soal upaya Pemkab Samosir mencegah terjadinya karhutla melalui sosialisasi.
“Secara Tupoksi itu adalah kewenangan dinas kehutanan Provinsi melalui Manggala Agni. Namun, Pemkab Samosir selalu melakukan sosialisasi pencegahan karhutla, baik pembuatan baliho, kertas imbauan di lokasi strategis,” tuturnya.
Menurutnya, setiap camat dan kepala desa selalu diingatkan akan bahaya kebakaran hutan dan lahan. Perangkat pemerintah daerah ini, kata dia, juga telah melakukan sosialisasi dengan pembuatan surat edaran.
Masih menurut Ricky, Pemkab Samosir juga melakukan langkah nyata dengan mengerahkan peralatan yang ada, baik di BPBD dan Damkar. Sesuai situasi dan kondisi, staf kecamatan dan desa juga melakukan tindakan dengan peralatan yang ada untuk mengurangi penyebaran kebakaran.
Soal antisipasi dan penanggulangan karhutla, Ricky juga menjelaskan, pihaknya tetap intens berkomunikasi dengan pemerintah provinsi Sumatera Utara.
Di sisi lain, Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba Mangindar Simbolon mengatakan, pihaknya telah mengingatkan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara agar mengefektifkan fungsi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
“Lalu kami pun melalui kawan-kawan di pengelola geosite, menekankan agar mendorong Muspika untuk ikut membantu,” ujar Mangindar. Menurutnya dari Peristiwa Karhutla, yang paling utama adalah pencegahan daripada penanggulangan.
Mangindar Simbolon menambahkan, dalam waktu dekat akan membuat surat edaran kepada para pengelola geosite agar memantau aktivitas penyadapan pinus.
“Ada kaitannya. Nanti jika terjadi kebakaran lahan, maka semakin rawan jika adanya aktivitas penyadapan karena getah pinus merupakan salah satu sumber api,” jelasnya.
Masih menurut Mangindar Simbolon, kelak pihaknya akan menyarankan ke pihak terkait, untuk wilayah Geopark Kaldera Toba agar tidak lagi ada aktivitas penyadapan pinus.
Penulis : Edward Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang