PARAPAT – Festival Perdana Toba Caldera UNESCO Global Geopark, di lapangan Open Stage Parapat, Sabtu (20/11/2021) memukau. Beragam tarian Puak Batak dibawakan menawan oleh para gadis dan jejaka. Musik tradisional yang menghentak dan liukan tubuh penari, ikut menggetarkan penonton.
Membuka festival, Tortor Sombah dari Simalungun ikut dipertandingkan dengan 7 peserta sanggar dan Tortor Toba diikuti 13 peserta.
Langkah dan gerak sekujur tubuh penari, menyatu dengan suara alat musik tradisional. Saat tubuh mereka meliuk dengan lemah gemulai, seluruh mata tertuju menatap penuh senyuman.
Tiap peserta lomba tortor terlihat menawan dengan balutan ulos dan pakaian adat masing masing puak.
Wajah-wajah gadis cantik bagai bidadari turun dari langit, disambut dengan pendekar nan gagah, menjadi pasangan menari di atas panggung.
Fokus festival tidak hanya tortor. Kuliner spesial, ikan mas Naniura khas Toba, hadir menghiasi acara yang diikuti 12 peserta. Naninura dengan sajian dan gaya masing masing, tercium harum dan terlihat menggoda selera.
Hiasan berbagai garnis, model dan tekstur ikan yang dibalut bumbu, menjadikan sajian lebih berwarna dengar rasa tersendiri, membuat dewan juri sulit menyimpulkan yang ternikmat.
Selain tarian, musik dan kuliner Naniura, di tempat terpisah, festival diisi dengan lomba ketapel, melukis dan cerita rakyat di atas bukit Dolok Sipiak. Khusus melukis dan cerita rakat, diharap menjadi pengasah jiwa kreatifitas, tapi tetap tegar, tegas dan kosentrasi untuk seni budaya dan sejarah di kawasan Danau Toba.
Malam yang biasa hening di Open Stage Parapat, kali ini pecah oleh gelegar musik tradisional yang diperebutkan 15 peserta dari berbagai sanggar dan komunitas. Festival Perdana Toba Caldera UNESCO Globar Geopark malam itu di Open Stage Pagoda Parapat, larut dalam hentakan musik dan alunan lagu Puak Batak di kawasan Danau Toba.
Penulis : Feriandra
Editor : Mahadi Sitanggang
