TOBA – Bertempat di gedung Museum Batak TB Center Balige, Jumat 29 Oktober 2021, Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (Wilayah kerja Provinsi Aceh-Sumut) menggelar pameran ulos dengan thema ”Pameran ulos Dari Masa ke Masa”. Tidak hanya menampilkan ulos, di sana diperagakan cara bertenun ulos dengan alat tenun tradisionil yang terbuat dari kayu.

Pameran ulos ini menampilkan ratusan helai ulos. Ulos yang dipamerkan merupakan koleksi dari kurator ulos, Sepwan Sinaga. Dari pameran tersebut diketahui, ulos Batak ternyata sangat banyak jenisnya.
Sepwan Sinaga ketika dikonfirmasi tentang ulos yang dipamerkan bahkan mengatakan, pameran itu belum menampilkan semua jenis ulos. Masih ada koleksinya yang belum dipamerkan.

Dari pameran tersebut diketahui, jika ulos yang dalam bahasa Karo disebut uis, juga berbeda dengan ulos orang Simalungun yang disebut hiou. Bahkan sesama Batak Toba, ada sedikit perbedaan antara ulos Samosir dan ulos Toba Holbung.
Dalam penggunaanya, ulos dipakai sesuai peruntukannya serta melihat di daerah mana ulos itu digunakan. Misalnya Ulos Ragi Siantar.
Ulos ini dikenal sebagai ulos Boru Ni Silahi Sabungan. (Ulos khusus untuk anak perempuan dari kumpulan marga Silahi Sabungan). Ulos ini dikenal juga dengan nama Ulos Ragi Sinolop, karena ketika ulos ini selesai ditenun, kedua ujung ulos diikat terlebih dahulu, lalu disolop sehingga semua bagian ulos menjadi berwarna biru, kecuali kedua ujung ulos yang tetap berwarna putih.
Ulos ini umumnya diberikan kepada boru Silalahi dengan harapan agar segera menemukan jodoh.

Di Samosir ada juga Ulos Bolean Silima Tuho. Ulos ini menjadi ulos yang sangat umum dan menjadi ciri khas ulos Samosir. Ulos ini sering diberikan kepada anak yang dilanda murung dengan harapan agar datang hari depan yang lebih ceria.
Ulos ini juga sering digunakan sebagai hande-hande oleh kaum bapak. Sedangkan ulos Bolean dengan ukuran yang lebih kecil dipergunakan sebagai saong atau penutup kepala.
Di Tanah Karo ada uis Beka Buluh. Uis ini digunakan sebagai penutup kepala, pertanda dan maneh-maneh. Uis ini adalah simbol kewibawaan dan kebesaran laki-laki Karo.
Pada pesta adat juga tidak asal memakai uis. Jika pesta yang digelar merupakan pesta sukacita maka perempuan Karo biasanya akan menggunakan uis Ragi Mbacang/Ragi Barat sebagai selendang.
NINNA.TV
Like and Subscribe »»»
Di daerah Simalungun ada Hiou Sidosdos, digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah secara umum. Sedangkan Hiou Bijongga digunakan sebagai ulos penutup tubuh bagian bawah untuk raja-raja dan permaisuri. Namun di Samosir, ulos jenis ini digunakan sebagai selimut untuk anak-anak Palti Raja.

Pameran ulos ini juga menarik perhatian siswa sekolah dasar dari Kawasan Kabupaten Toba. Dengan antusias mereka memperhatikan dan mencatat segala sesuatu yang dianggap penting dari pameran ulos itu. Melihat ketertarikan generasi penerus ini terhadap ulos, selayaknya ada museum ulos sebagai media edukasi budaya bagi generasi muda kawasan Toba, juga untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Penulis : Asmon Pardede
Editor : Mahadi Sitanggang