NINNA.ID-Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 yang baru saja dirilis oleh World Economic Forum bekerja sama dengan University of Surrey memberikan pandangan strategis tentang kondisi sektor perjalanan dan pariwisata (T&T) global.
Sebagai edisi kedua dari indeks ini, TTDI mengukur faktor dan kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan tangguh di 119 negara.
Tren dan Tantangan
Setelah melewati guncangan pandemi COVID-19, sektor T&T menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Laporan ini mengungkapkan bahwa tingkat kedatangan turis internasional diperkirakan akan mencapai level pra-pandemi pada akhir 2024.
Namun, pemulihan ini tidak merata. Hanya 71 dari 119 negara yang mencatat peningkatan skor TTDI dibandingkan dengan 2019, dan rata-rata skor global hanya meningkat 0,7%.
Ketimpangan pemulihan terlihat jelas, di mana negara-negara berpenghasilan tinggi di Eropa dan Asia-Pasifik terus mendominasi peringkat teratas. Amerika Serikat, Spanyol, Jepang, Prancis, dan Australia berada di lima besar TTDI 2024, berkat lingkungan bisnis yang kondusif, infrastruktur transportasi dan pariwisata yang maju, serta kekayaan sumber daya alam dan budaya.
Namun, negara-negara berkembang, meski menunjukkan perbaikan yang signifikan, masih menghadapi tantangan besar. Kekurangan infrastruktur, rendahnya kesiapan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), serta ketimpangan pasar tenaga kerja menjadi kendala utama.
Bahkan, hampir 90% dari negara dengan skor TTDI di bawah rata-rata adalah negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.
Keberlanjutan Sebagai Fokus Utama
TTDI 2024 menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan pariwisata. Ada peningkatan pada pilar keberlanjutan lingkungan dan dampak sosial-ekonomi T&T, seperti penggunaan energi yang lebih bersih dan kontribusi sektor ini terhadap pekerjaan dengan upah tinggi.
Namun, tantangan seperti emisi transportasi yang meningkat dan masalah overturisme kembali muncul seiring dengan pulihnya permintaan wisata.
Salah satu sorotan adalah pentingnya memanfaatkan sumber daya alam dan budaya sebagai pendorong utama pembangunan ekonomi berbasis pariwisata. Negara berkembang yang kaya akan warisan alam dan budaya, seperti Indonesia dan Tanzania, memiliki peluang besar untuk menarik wisatawan internasional.
Akan tetapi, hal ini membutuhkan strategi pengelolaan yang baik, promosi yang efektif, dan investasi dalam infrastruktur pendukung.
Transformasi Digital: Kunci Masa Depan Pariwisata
Digitalisasi menjadi salah satu pendorong utama dalam perkembangan sektor T&T. Pilar “ICT Readiness” mencatat peningkatan signifikan sebesar 7,2% sejak 2019, didorong oleh perluasan akses internet, penggunaan pembayaran digital, dan platform berbasis teknologi lainnya.
Hal ini membuka peluang bagi destinasi dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menjangkau pasar baru, meningkatkan efisiensi operasional, dan memahami preferensi konsumen dengan lebih baik.
Namun, tantangan tetap ada. Banyak negara berkembang masih tertinggal dalam hal infrastruktur teknologi, yang dapat menghambat potensi digitalisasi layanan pariwisata.
Oleh karena itu, investasi dalam teknologi dan pelatihan tenaga kerja menjadi sangat penting untuk memastikan transformasi digital yang inklusif.
Rekomendasi untuk Masa Depan
TTDI 2024 menekankan perlunya kolaborasi multistakeholder untuk mengatasi tantangan global dan memanfaatkan peluang di sektor T&T. Berikut adalah beberapa rekomendasi utama:
- Pengembangan Tenaga Kerja yang Tangguh dan Inklusif: Investasi dalam pelatihan keterampilan, inklusi gender, dan perlindungan sosial diperlukan untuk menciptakan tenaga kerja yang tangguh dan mendukung pertumbuhan pariwisata secara berkelanjutan.
- Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan: Negara-negara perlu mengembangkan strategi untuk melestarikan dan mempromosikan warisan alam dan budaya, dengan fokus pada pelibatan komunitas lokal.
- Adopsi Teknologi untuk Pariwisata Berkelanjutan: Teknologi dapat digunakan untuk mengelola aliran wisatawan, mempromosikan perjalanan yang lebih bertanggung jawab, dan meningkatkan efisiensi operasional sektor T&T.
- Mendorong Kebijakan yang Mendukung Pariwisata: Pemerintah harus memperluas kebijakan keterbukaan perjalanan, seperti pengurangan persyaratan visa, sambil mengadopsi pendekatan “quality over quantity” dalam pengelolaan destinasi.
- Investasi dalam Infrastruktur dan Kapasitas: Infrastruktur transportasi dan layanan wisata perlu ditingkatkan, terutama di negara-negara berkembang, untuk mengatasi ketimpangan permintaan dan penawaran.
Travel & Tourism Development Index 2024 memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana sektor T&T dapat menjadi alat penting untuk mengatasi tantangan global, seperti ketimpangan ekonomi, ancaman lingkungan, dan konektivitas global.
Dengan pendekatan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh, sektor ini memiliki potensi besar untuk menciptakan kemakmuran bagi komunitas di seluruh dunia. Kini saatnya bagi para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi ini.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga
Data disadur dari Laporan Travel & Tourism Development Index (TTDI)