Menuntut Keberpihakan Pemerintah dan BPODT terhadap Karier Pemandu Wisata di Danau Toba

Samosir, NINNA.ID– Ada banyak dana telah digelontorkan pemerintah pusat buat Danau Toba. Ada banyak fasilitas dibangun guna mendukung posisi Danau Toba sebagai destinasi super prioritas.

Akan tetapi, menurut sejumlah pihak, dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) tidak sejalan dengan dukungan pembangunan fisik.

Ada ketimpangan antara pembangunan fisik dengan pembangunan SDM Pariwisata di Danau Toba.

Bahkan karena sulitnya berkarier di dunia pariwisata, sejumlah anak muda memilih untuk keluar dari kampung mereka dan mencari pekerjaan lebih bergengsi di luar Danau Toba.

BERSPONSOR

Misalnya, profesi maupun karier sebagai pemandu wisata tidak umum atau tidak populer bagi kalangan anak muda di Kawasan Danau Toba.

Di Samosir, setidaknya ada 39 pemandu wisata yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Samosir. Akan tetapi, dari ke-39 pemandu wisata, belum semua merasa dapat menggantungkan hidup sepenuhnya dari sektor pariwisata Samosir.

Kebanyakan dari anggota HPI Samosir masih harus mengandalkan sumber pendapatan dari pekerjaan lainnya agar dapat bisa bertahan hidup.

Hanya ada dua anak muda berusia di bawah 30 tahun yang bergabung di HPI Samosir. Akan tetapi keduanya belum mampu menjadikan karier sebagai pemandu wisata sebagai sumber penghasilan utama.

BERSPONSOR

Salah satunya Sri Intan Sinaga bahkan berencana untuk mencari pekerjaan di luar Samosir yang dianggapnya memiliki prospek lebih jelas.

“Ada rencana sih kak ke Bali. Mau jadi pemandu wisata juga. Soalnya sudah lama di Samosir tapi belum dapat kerjaan yang tetap,” jelas anak muda asal Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula ini.

Regenerasi Pemandu Wisata

Rata-rata pemandu wisata yang tergabung di HPI Samosir berusia 40-an. Dibutuhkan regenerasi pemandu wisata, yang senior mengkaderisasi junior.

- Advertisement -

Kaderisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan penyampaian nilai-nilai, budaya, dan etika yang terkandung dalam sebuah organisasi kepada para kader.

LORISTA LIMBONG (paling kiri)
Lorista Limbong (paling kiri), salah satu anggota HPI Samosir yang diajak oleh Daniel Manik untuk ikut mendapatkan pengalaman membawa tamu asing (foto: istimewa)

Kaderisasi membantu untuk memastikan bahwa suatu organisasi memiliki pemimpin dan anggota-anggota yang kompeten, integritas, dan setia.

Hal tersebut telah diupayakan oleh Pengurus HPI Samosir.

Para senior membuka kesempatan bagi junior atau anak muda untuk belajar, mengamati, ikut menemani para senior membawa tamu-tamu mereka.

Dengan demikian, para junior atau yang baru bergabung dapat memperoleh pengalaman.

Setelah pelatihan tersebut, mereka mampu membawa tamu tanpa harus ditemani oleh senior.

Dibukanya kesempatan bagi para junior, yang baru bergabung, khususnya bagi anak muda, memungkinkan mereka untuk bisa mengembangkan kreativitas mereka.

Kapal Motor Jogi
Para tamu rombongan dari Eropa turun dari Kapal Motor Jogi menuju Desa Sigapiton (foto: Damayanti)

Dengan demikian, anak muda di desa-desa di Kawasan Danau Toba menjadi lebih yakin mereka punya karier bagus dan memiliki kesempatan besar guna meningkatkan keterampilan mereka sekalipun mereka tetap berada di desa atau daerah terpencil.

HPI Samosir pun berharap lebih banyak bantuan teknis diberikan kepada para pemandu wisata agar anak-anak muda lebih memilih untuk melanjutkan berkarier di desa.

Sebab, dukungan tersebut akan mungkin anak muda dapat terus mengembangkan kreativitas mereka dan sangat mungkin berjuang untuk memajukan pariwisata di daerah tempat tinggalnya.

Keberpihakan Pemerintah dan BPODT

Selain apa yang sudah dilakukan oleh para senior di HPI Samosir bagi kaum muda. HPI Samosir juga berharap Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) berpihak kepada HPI Samosir.

Keberpihakan tersebut diharapkan dapat diwujudkan melalui aturan yang melindungi karier para pemandu wisata di HPI Samosir.

Sekretaris Huta Siallagan yang kerap disapa Pak Amel Siallagan mengatakan keberpihakan pemerintah daerah khususnya Pemerintah Samosir sangat penting dalam melindungi mata pencaharian pemandu lokal di Samosir.

TERKAIT  Angka Wisatawan Asing ke Danau Toba Melonjak, Terbanyak dari Belanda

“Kami di Siallagan selalu anjurkan supaya perusahaan tour travel yang bawa tamu gunakan pemandu lokal (HPI Samosir), karena pemandu lokallah yang mengerti dan bisa bercerita. Pernah satu kali sebuah travel pemandunya Tionghoa sementara tamu-tamunya adalah orang Batak. Kan bisa saja tamunya yang Batak melihat kesalahan yang dilakukan si pemandu,” jelasnya.

Lagipula yang paling mengerti keadaan suatu tempat adalah orang lokal. Jangan pula pemandu luar mengambil tugas atau lapangan pekerjaan orang lokal, jelasnya.

Hal yang sama pula disampaikan oleh Sekretaris HPI Samosir Daniel Manik.

Ia berharap perusahaan-perusahaan tour travel yang bawa tamu ke Samosir menggunakan pemandu lokal yang ada di Samosir.

“Beberapa sudah ku tegur. Supaya mereka gunakan pemandu lokal. Tapi kita akui juga SDM kita masih kurang. Itu makanya perlu dibantu sama Pemkab dan BPODT untuk SDMnya lebih ditingkatkan,” jelas pemandu senior yang juga pemilik Samuel Restaurant TukTuk ini.

Tom Gultom, Pemerhati Pariwisata Danau Toba, juga menyatakan hal serupa. Perusahaan tour-travel harus memperkerjakan pemandu lokal.

“Kalau dibawa ke Samosir ya harus pemandu wisata di Samosir yang memandu. Itu yang benar. Dimana-mana (di tempat lain) begitu kan aturannya!,” jelas Tom.

Peran Pemandu Wisata

Sejumlah riset mengatakan pemandu wisata atau guide berperan besar dalam mempromosikan destinasi wisata.

Seorang guide berperan besar dalam mempromosikan, memperlakukan tamu-tamu dengan baik sehingga kelak tamu-tamu akan rindu untuk berwisata kembali ke daerah tersebut.

HPI SAMOSIR
Foto bersama para anggota HPI Samosir bersama Kepala Dinas Pariwisata Samosir Tetti Naibaho usai Rapat Triwulan HPI Samosir di Ruma Genteng Kampung Ulos Hutaraja Selasa 21 Mei 2024.

Sebuah publikasi wisata menyebutkan pemandu wisata lokal memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan sumber informasi apapun di dunia dalam memperkenalkan wisatawan kepada orang-orang yang tidak akan pernah bisa mereka temui sendiri.

Pemandu wisata menerjemahkan kepada wisatawan dalam bahasa atau kata-kata yang mudah dimengerti. Mereka membantu wisatawan memahami nuansa budaya.

Mereka membantu wisatawan menjalin hubungan yang bermakna dan menciptakan kenangan yang kuat, kata publikasi tersebut.

Sertifikasi Profesi

Daniel Manik yang telah menjadi pemandu wisata selama 9 tahun di Samosir mengatakan, HPI Samosir membutuhkan sertifikasi atau pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Selama katanya, pelatihan atau sertifikasi diberikan kepada pemandu wisata senior maupun junior cenderung sama.

“Jika ada jatah pelatihan perlu diberikan secara khusus (kustomisasi). Misalnya, khusus buat pemandu wisata berbahasa asing. Bila perlu dibedakan mana yang baru bergabung menjadi pemandu wisata, mana yang sudah berpengalaman. Selama ini ku lihat adapun pelatihan pesertanya selalu digabung dengan yang bukan pemandu wisata. Pesertanya hanya itu-itu saja orangnya! Yaitu dari Pokdarwis dan UMKM. Padahal belum tentu mereka (Pokdarwis dan UMKM) aktif terlibat memandu wisatawan. Makanya setelah mereka dapat pelatihan, mereka tidak dapat implementasikan pengetahuan yang didapat” jelas Daniel yang kerap disapa Pak Samuel oleh tetangganya.

Ia berharap Pemkab Samosir beserta BPODT mendukung HPI Samosir dengan mengeluarkan aturan yang melindungi profesi pemandu wisata yang tergabung di HPI Samosir.

Selain itu, mendorong para anggota untuk meningkatkan keterampilan para pemandu di HPI Samosir.

“Banyak fasilitas yang sudah dibangun pemerintah pusat di Danau Toba. Kami (HPI Samosir) sangat hargai itu. Tapi pemerintah pun perlu ‘membangun’ SDM di Danau Toba. Karena SDM-lah yang akan mempromosikan, membawa tamu-tamu untuk menggunakan semua fasilitas yang sudah dibangun. Untuk apa semua itu dibangun tapi tamunya tidak ada? Sia-sia kan!” tegasnya.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU