TOBA – Beberapa sumber air panas yang ada sekeliling Danau Toba dikatakan sebagai bukti danau ini hasil letusan Super Volcano Gunung Toba, ratusan ribu tahun yang lampau. Sumber air panas tersebut umumnya berbau belerang. Saat ini, rata-rata setiap sumber air panas yang oleh orang Batak Toba menyebutnya dengan “Aek Rangat” itu, sudah dikelola menjadi tempat wisata.
Sebut saja ada pemandian air panas (Hot Spring) di Pangururan, pemandian air panas di Sipoholon dan lain sebagainya. Semuanya sumber air panas berbau belerang tersebut umumnya berada di lereng perbukitan sekitar Danau Toba maupun di beberapa dataran tinggi seperti yang di Sipoholon. Namun sudah tahu belum, kalau ada sumber air panas di pantai Danau Toba?
Air panas di pantai Danau Toba ini tergolong langka sebab tidak berbau belerang.
Uniknya lagi, sumber atau mata air tersebut suka berpindah-pindah. Namun satu hal yang pasti, setiap masyarakat sekitar melakukan pengeboran untuk mencari sumber air, dipastikan airnya berupa air panas.
Lalu, apakah air Danau Toba di pantai itu airnya juga hangat? Jawabannya tentu tidak, sebab debit air panas yang keluar dari celah bebatuan dari dasar danau sangat tidak sebanding dengan air di Danau Toba yang luasnya 1.130 km². Jadi untuk merasakan sensasi air hangat di pantai tersebut, kita harus langsung ke sumber mata airnya. Bikin penasarankan?
Air panas dimaksud berada di Desa Siregar Aek Nalas, Kecamatan Uluan Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Aek Nalas dalam bahasa Batak Toba berarti air hangat. Di sekitar lokasi sudah berdiri beberapa warung makanan dan minuman yang dikelola secara pribadi. Untuk menyiasati mata air panas di dalam danau yang suka berpindah pindah, pengelola warung menyediakan kolam mini sebagai tempat berendam.

Air hangat hasil dari pengeboran di darat dialirkan lewat pipa ke dalam kolam. Sebagian juga melakukan pengeboran di dalam danau lalu sekitarnya dibuat benteng hingga menyerupai kolam. Jadi saat menikmati panorama alam Danau Toba, bro dan sista bisa menghangatkan badan di air hangat yang disediakan oleh alam. Atau duduk santai di tepi kolam dengan kaki terendam ke dalam kolam sementara mata menikmati panorama alam. Menakjubkan bukan?
Untuk memasuki lokasi, pengunjung cukup membayar uang parkir Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk kenderaan roda dua. Akses ke lokasi 90% sudah lumayan bagus, namun di sekitar lokasi perlu sedikit penataan dan pembuatan papan nama menuju objek wisata dimaksud.
Desa Siregar Aek Nalas hanya berjarak 12 kilometer dari Kota Porsea. Sudah ada papan penunjuk arah di persimpangan yang berada tepat di dekat jembatan Porsea. Kota Porsea sendiri hanya sekitar 40 kilometer dari Bandara Silangit melewati Kota Balige.
Penulis : Asmon Pardede
Editor : Mahadi Sitanggang