KARO – Jika bro dan sista berwisata ke Kabupaten Karo, lalu melintas di Jalan Perwira, Gundaling I, Kecamatan Berastagi dan melihat ada bangunan seperti gereja tapi bukan gereja, tak usah ragu untuk singgah. Bangunan itu merupakan Museum Pusaka Karo. Di Museum ini, kita bisa mengenal sejarah dan budaya Karo.

Sejak diresmikan tahun 2013 lalu, museum ini menambah daftar objek wisata di sana. Museum ini merepresentasikan salah satu pilar geopark yakni cultural diversity. Bentuk Museum Pusaka Karo yang mirip bentuk gereja ini, karena gedungnya memang bekas Gerja Katolik Santa Maria.

Museum Pusaka Karo dibangun atas gagasan seorang misionaris berkebangsaaan Belanda, Joosten Leonardus Edigius. Romo yang kini dijuluki sebagai Pelestari Budaya Batak Karo ini adalah seorang lulusan dari universitas terkemuka di Belanda. Setelah lulus dari Belanda, ia menuju Indonesia untuk berkarya. Kecintaannya kepada Indonesia khususnya Karo, menghasilkan banyak karya. Di antaranya: Kamus Bahasa Karo, Gereja Katolik Inkulturasi Karo dan Museum Pusaka Karo yang kedua-duanya berada di Berastagi.
Menuju museum ini, bro dan sista akan menghabiskan estimasi waktu kurang lebih 2 jam 30 menit dengan jarak tempuh 66 KM dari Kota Meda. Museum Pusaka Karo menyimpan koleksi kurang lebih 800 benda kuno yang berasal dari tahun 1700-an.
Koleksi yang ada di museum ini beragam macamnya. Mulai dari alat pertanian, pertukangan, alat berburu, kemudian terdapat padung-padung atau anting yang biasa dipakai oleh perempuan Karo serta topeng-topeng yang besar.

Jika bro dan sista berkunjung ke museum ini, bro dan sista juga akan menemukan eksistensi Pusaha Laklak, yaitu buku aksara kuno Batak Karo yang terbuat dari kulit kayu dan ditulis dengan tinta yang diproduksi dari getah kayu.
Pustaha Laklak ini biasa berisi informasi mengenai mantra-mantra Karo, tidak jauh berbeda dengan Pustaha Laklak yang bisa dijumpai di Museum Batak TB Silalahi Center.
Untuk mengetahui dan belajar sejarah dan budaya Karo di Museum Pusaka Karo di sini tidak ada kutipan biaya apapun. Namun jika iklas berdonasi, pengelola akan sangat berterimakasih.

Puas mengetahui sekilas sejarah Karo, bro dan sista sudah ditunggu Pasar Buah Berastagi yang jaraknya tidak jauh dari Museum Pusaka Karo. Berwisata di Tanah Karo memang tak pernah kecewa. Di tanah subur ini, bukan hanya pesona alamnya membuat takjub, tapi juga tentang sejarahnya. Mejuah-juah banta karina.
Penulis : Josua Siburian
Editor   : Mahadi Sitanggang