Mengapa Diberi Nama Waterfront City Pangururan (WCP)?

NINNA.ID-Pernah bertanya lokasi di sekitar Jembatan Tano Ponggol mengapa diberi nama Waterfront City? Kalau pemberian nama Tano Ponggol tentu sobat tahu. Tapi jika tidak, silahkan baca kisahnya di sini.

Well, kita balik ke Waterfront City.

Dikutip dari jurnal ilmiah International Conference in Architecture and Urban Design di Albania, Waterfront City merupakan pembangunan perkotaan yang berdekatan dengan sumber air seperti pantai, danau, sungai dan terdapat unsur alam lainnya seperti matahari, langit, tanaman hidup yang dianggap sebagai sumber daya yang unik dan tak tergantikan.

Waterfront City diyakini memiliki daya tarik wisata yang tinggi. Pengelolaan letak bangunan dibuat selaras dengan kondisi alam sekitar.

BERSPONSOR

Dengan demikian, diharapkan dapat membuat kondisi tempat tinggal unik dan menarik.

Istilah Waterfront City disebutkan pertama kali pada abad ke-19 pada saat peremajaan kawasan industri di pesisir pantai San Fransisco, Amerika Serikat.

Kemudian dilanjutkan oleh negara Dubai yang telah berhasil membangun kawasan kota yang menarik di area yang dikelilingi oleh perairan.

Guna meningkatkan peminat, kawasan hunian yang berada pada waterfront city umumnya dibuat semenarik mungkin.

BERSPONSOR

Dapat disimpulkan pemberian nama Waterfront City Pangururan (WCP) didasarkan cita-cita pemerintah menjadikan kawasan tersebut memiliki daya tarik sebagaimana waterfront city di Amerika dan Dubai.

Waterfront City Pangururan (WCP)

Proyek penataan Kawasan Waterfront City Pangururan merupakan bagian dari Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) untuk destinasi Danau Toba.

Berdasarkan dokumen yang dikutip dari website resmi Kabupaten Samosir, konstruksi Proyek WCP menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sedangkan pengadaan tanah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Samosir.

- Advertisement -

Proyek WCP ditetapkan mencakup penataan kawasan seluas 7,45 Ha di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Dari 7,45 Ha tersebut, sesuai Detailed Engeenering Design (DED), dibutuhkan pengadaan tanah untuk konstruksi seluas 4.44 Ha.

Rencana Detail Penataan Kawasan

Proyek WCP akan menata kawasan pariwisata Pangururan dan memadukan beberapa wisata tematik seperti Wisata Olahraga Air (Festival Dragon Boat), Wisata Religi (Plaza Pohon Natal), Wisata Kuliner (Restoran Dainang dan Café Topi Tao), Wisata Vulkanik Toba (Taman Batuan Vulkanik Toba) dan Wisata Sejarah Batak (Patung Boru Saniangnaga dan Boraspati ni Tano).

TERKAIT  Tragis! Dua Wanita Ditemukan Tewas Dicor di Bekasi
WaterFront City Pangururan
Peruntukan Lahan Waterfront City Pangururan (screenshot dokumen resmi Pemkab Samosir)

Kebutuhan pengadaan tanah untuk konstruksi sesuai Detailed Engeenering Design (DED) adalah 4.44 Ha sebagaimana tertera dalam Tabel Penataan WCP dibagi 5 (lima) segmen yaitu: (1) Taman Pustaha, (2) Taman Geologi Batuan Toba, (3) Plaza Aek Natio, (4) Taman Rohani, dan (5) Wahana Totem Dunia.

Kesiapan WCP untuk Aquabike

Bangunan Waterfront City Pangururan (WCP) Samosir belum rampung sekalipun Acara Internasional Aquabike tinggal sudah sangat dekat.

Bangunan WCP yang terletak di Ibukota Samosir, tidak jauh dari Jembatan Tano Ponggol masih dalam tahap pengerjaan.

Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh para pekerja bangunan. Di sejumlah titik juga masih banyak paving block bertumpuk.

Bahkan sejumlah tribune juga belum rampung.

Meski begitu, Direktur Marketing and Consumer Experience InJourney Maya Watono dalam Media Gathering Aquabike yang dihadiri oleh sejumlah pejabat di Kementerian dan BPODT yakin bangunan Water Front City segera rampung.

Menurutnya, bangunan telah rampung 90 persen. Sisa 10 persen lagi yang harus dikejar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik (KemenPUPR).

Water Front City Pangururan Samosir3
Suasana Waterfront City Pangururan pada 13 November 2023. (foto: Damayanti)

Ia yakin pada tanggal 24 November 2023 saat balapan diadakan, bangunan telah rampung.

“Saya sudah berkunjung minggu lalu ke Water Front City, 90 persen sudah rampung. Minggu ini saya akan visit kembali untuk Water Front City Pangururan. Saya rasa optimis segera rampung berkat kerjasama dengan KemenPUPR. Kita sudah antipasi lokasi race (balap) akan tersedia. Tribune (mimbar) lokasi masyarakat untuk menonton itu juga sudah rapi tersedia. Lokasinya kali ini agak berbeda dengan F1H20. Kalau kali ini konsepnya lebih seperti pesta. Dimana masyarakat berdiri-diri. UMKM juga berjejer di sepanjang Water Front City sekitar 2 km. Pastinya UMKM di Samosir akan lebih banyak terlibat,” terang Maya Watono dengan nada optimis pada Acara Media Gathering, Senin 13 November 2023.

Penulis: Damayanti Sinaga
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU