SAMOSIR – Produk lokal dan atraksi daerah sangat berpotensi untuk menghadirkan suatu pengalaman yang unik, sebagai daya tarik wisatawan. Gagasan itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, kepada 800 pelaku pariwisata di 8 Desa Wisata, di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir secara daring, Selasa (19/4/2022).
“COVID-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita perlu mendorong pariwisata berbasis kualitas yang menawarkan experience atau pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan. Desa Wisata menjadi salah satu alternatif wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan, melalui ciri khas produk lokal dan atraksi daerah,” ucap Sandiaga Uno dalam sosialisasi sadar wisata di Samosir.
Walau dalam situasi Pandemi Covid-19, Desa Wisata mampu mendongkrak kenaikan kunjungan wisata sebesar 30%. Data ini merujuk pada Data Grab di tahun 2021 lalu.
“Sektor pariwisata telah membuka lapangan kerja dan peluang usaha baru, dan menjadi alternatif ketahanan ekonomi Indonesia di masa pandemi,” jelas Sandi.
Menteri berharap Gerakan Sadar Wisata dan Sapta Pesona mengedepankan yang menjadi landasan pembangunan sektor kepariwisataan, harus mengedepankan standar indutsri pariwisata melaui tiga elemen yakni, Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE atau penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
“Saya berkali-kali ke Samosir dan merasakan keindahan alamnya jadi mari kita kita lengkapi dengan pelayanan prima. Saya mengapresiasi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi seluruh stakeholder pariwisata yang dengan prinsip 3 G, Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama) dan Gaspol (Gali Semua Potensi Online) bekerja sama membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia,” jelas Sandi.
Sosialisasi di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, berlangsung selama dua hari, tanggal 19 dan 20 April 2022. Kegiatan ini meliputi 8 desa wisata yaitu Desa Simanindo, Desa Huta Siallagan, Desa Tuk Tuk Siadong, Desa Thomok Parsaoran, Desa Situngkir, Desa Siogungogung, Desa Huta Tinggi dan Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan. Peserta sosialisasi terdiri dari para pelaku pariwisata mulai dari pengelola homestay, pedagang kuliner, penjual souvenir, pemilik sanggar seni budaya, pemilik kapal dan pekerja garda depan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.
Pada kesempatan yang sama Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI, Frans Teguh, menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui Prinsip Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), dan Pelayanan Prima.
“Untuk memperkuat model pengelolaan desa wisata saat ini harus dapat mempertahankan kearifan lokal dan menawarkan pengalaman holistic (menyeluruh) dengan pilihan aktivitas wisata yang memberi pengalaman otentik dan nilai-nilai budaya setempat agar para wisatawan merasa betah dan mau berkunjung kembali,” jelas Frans
Frans menegaskan harapan untuk terus dapat berkolaborasi dalam membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Teti Naibaho mengatakan, kegiatan itu untuk menyegarkan kembali pengetahuan warga di Kabupaten Samosir di masa pemulihan sektor pariwisata, khususnya dalam melayani kunjungan wisatawan yang meliputi unsur Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE.
Menurut Teti, meski sektor pariwisata telah banyak mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), banyak pelaku pariwisata di Samosir masih sangat minim dalam pelayanan terhadap wisatawan.
Saat ini Kabupaten Samosir telah memiliki 54 Desa Wisata, 310 homestay, 65 pengelola sanggar wisata dan budaya, 20 situs budaya yang telah menjadi obyek wisata, dan juga mengembangkan 8 destinasi wisata pantai.
Meningkatkan Pengetahuan dan Membangun Pola Pikir Masyarakat
Di Desa Lumban Suhi Toruan Kecamatan Pangururan, Rabu (20/04/2022), sosialisasi ini diikuti 100 peserta terdiri dari pemilik home stay, karang taruna, pengerajin ulos, perwakilan parsolu, pelaku UMKM, perangkat desa, dan perwakilan PKK.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf, Florida saat membuka acara lewat zoom itu menjelaskan, Sosialisasi Sadar Wisata bertujuan neningkatkan pengetahuan dan membangun pola pikir agar masyarakat terlibat sebagai pemeran aktif dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Sekaligus merespon paradigma dan tren baru pariwisata di masa pasca pandemi nanti.
Salah seorang pemateri, Asep Parantika mengatakan, keberagaman yang dimiliki tiap-tiap adat menjadi nilai lebih Indonesia. Hanya diperlukan bagaimana cara membuat orang itu nyaman dan aman. Dia mengatakan, hal yang paling menarik dari Samosir adalah adat istiadat, terutama rumah adatnya.
Pemateri lain, Marciella Elyanta Sembiring Depari menjelaskan, Sadar Wisata itu cara mengingatkan akan apa peran dan tanggungjawab masyarakat, untuk mendukung perkembangan pariwisata di daerah masing-masing.
Hampir sama dengan Asep, dia juga sepakat perpaduan antara alam dan budaya menjadikan daya tarik Samosir. “Samosir dari sisi keduanya sangat menarik,” ujarnya.
Sumber : Siaran Pers Kemenparekraf/Edward
Editor : Mahadi Sitanggang