NINNA.ID – Bagi pengguna teknologi komunikasi tentu tak asing dengan pemberitaan kecerdasan buatan seperti Chat GPT, yang merupakan layanan chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI. Namun, masih banyak yang penasaran untuk mengenal lebih jauh teknologi ini.
Melansir dari Liputan6, Chat GPT adalah model pengolahan bahasa alami yang sangat canggih yang dikembangkan oleh OpenAI. Model ini menggunakan teknik deep learning untuk memahami bahasa manusia.
GPT sendiri merupakan kepanjangan dari Generative Pre-trained Transformer, yakni sebuah arsitektur model deep learning berbasis Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI.
GPT didesain untuk melakukan tugas-tugas pemrosesan bahasa alami atau Natural Language Processing (NLP) seperti pengenalan teks, penerjemahan bahasa, dan generasi teks otomatis.
GPT pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018 dengan GPT-1, kemudian diikuti dengan GPT-2 dan GPT-3 yang semakin besar dan kompleks. Paling mutakhir, OpenAI kali ini baru saja memperkelankan GPT-4 yang diklaim lebih optimal dalam proses pemodelan bahasa.
Dengan menggunakan algoritma neural network yang sangat kompleks, Chat GPT dapat mempelajari pola bahasa manusia dan menghasilkan teks yang sangat mirip dengan teks manusia.
Hal ini membuatnya sangat berguna untuk banyak aplikasi, seperti chatbot, alat penulis otomatis, dan mesin terjemahan. Chat GPT juga terkenal karena kemampuannya meniru gaya penulisan dan vokabular tertentu dengan sangat baik.
Selain itu, Chat GPT juga mampu memahami konteks kalimat dan hubungan antar kalimat dengan baik. Namun, perlu diingat bahwa Chat GPT masih memiliki keterbatasan dalam memahami bahasa manusia dan dapat menghasilkan jawaban yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan konteks.
GPT bekerja dengan mempelajari distribusi probabilitas dari urutan kata dalam teks. Proses pelatihan GPT melibatkan menyajikan model dengan sejumlah besar teks, dan kemudian meminta model untuk memprediksi kata berikutnya dalam teks. Dalam hal ini, GPT menggunakan pendekatan unsupervised learning, yang berarti tidak perlu memberikan label atau anotasi pada data latih.
Setelah GPT dilatih, model dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai tugas pemodelan bahasa alami, seperti pengenalan teks, terjemahan mesin, atau penulisan otomatis.
GPT juga dapat digunakan sebagai model bahasa generatif, di mana model dapat menghasilkan teks baru yang meniru gaya dan isi dari data latih yang digunakan untuk melatihnya.
Dengan GPT, pengguna dapat memberikan inputan teks yang diinginkan, lalu model akan menghasilkan teks baru berdasarkan pola dan konteks yang telah dipelajari selama pre-training.
Saat ini, Chat GPT sudah hadir dalam versi GPT-4. GPT-4 adalah program language model terlatih berformat percakapan atau dialog yang dikembangkan oleh OpenAI.
GPT-4 dibekali beberapa kemampuan lebih ketimbang ChatGPT yang dirancang dari GPT-3.5. Kelebihan GPT-4 dibanding ChatGPT antara lain adalah GPT-4 bisa mendeteksi dan menjelaskan sebuah data gambar, tak hanya teks seperti di ChatGPT.
Selain itu, percakapan GPT-4 bisa lebih panjang ketimbang ChatGPT. GPT-4 bisa memuat percakapan hingga maksimal sekitar 25.000 kata.
Untuk menggunakan Chat GPT secara praktis, berikut langkah-langkahnya:
1. Pilih Chat GPT yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan mudah diintegrasikan ke dalam platform yang Anda gunakan.
2. Pastikan Chat GPT memiliki kemampuan berinteraksi dengan pengguna secara real-time dan dapat diatur sesuai preferensi Anda.
3. Ikuti panduan instalasi yang disediakan oleh penyedia Chat GPT untuk mengintegrasikannya ke dalam platform Anda.
4. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh Chat GPT, hindari penggunaan bahasa yang tidak baku atau slang, dan perhatikan ejaan serta tata bahasa yang baik dan benar.