NINNA.ID – Pada zaman dahulu kala, orang Batak sudah memiliki pengetahuan tentang dunia nyata dan alam baka. Manusia semasa hidupnya memiliki tondi (roh) dan ketika suda pergi menghadap Tuhannya, roh itu bergentayangan di alam baka, disebut SAHALA.
Begitulah dengan para nenek moyang orang Batak, meyakini Martondi namangolu marsahala naung mate. Apa alasan atau bukti jika manusia punya roh?
Ketika seseorang jatuh atau mengalami kecelakaan seperti berlanggar, maka datu (orang pintar atau dukun) menyarankan agar pakaian saat berlanggar itu ditinggalkan di lokasi korban jatuh.
Tidak lama kemudian, orang pintar menyarankan menjemput tondinya dengan cara membawa beras dalam gajut (bakul kecil), ke tempat korban jatuh atau berlanggar tadi, guna MAKKISIK HISIK rohnya.
Dari tempat kejadian, ahli Makkisik hisik tondi mengajak tondi korban untuk pulang dengan menyebut nama korban, katakanlah Jeck. Selama perjalanan selalu memangil nama korban.
“Beta ma Jeck, mulak ma hita” (Ayolah Jeck, pulanglah kita). Sebelum yang Mangkisik kisik roh sampai dirumah, para keluarga korban sudah bersiap siap menerimah roh si korban.
Setibanya di halaman rumah, ahli Mangkisik hisik tondi bertanya. “Di rumahnya kamu Jeck?”Lalu yang berada di rumah itu menjawab, “Sudah di rumah Pak. (Nga dijabu be amang). Para orang pintar mengambil beras yang ada dalam gajut, lalu memberi ke tangannya seraya menghitung beras yang Dijomput (dijumput). Jika Hohop (berpasangan) itu pertanda roh korban sudah di badannya. Jika jumlah beras yang diambil ganjil, berarti rohnya belum melekat di badan korban. Untuk meyakinkan, hal serupa dilakukan orang pintar tadi dan jika tetap berpasangan, maka beras yang genap tadi diletakkan di atas kepala korban, ruma tondi.
Jika pengambilan beras yang kedua ganjil, harus dilakukan sampai tiga kali dan jika ternyata yang ketiga tetap ganji, acara Mangkisik hisik Tondi diulangi lagi.
Bagi roh yang sudah meninggal dunia disebut SAHALA. Penyebutan Sahala dapat diartikan untuk membedakan roh hidup dan roh mati. Ketika kita mimpi kita bertemu dengan Sahala yang sudah meninggal, maka disimpulkan ada hubungan yang meninggal lewat mimpi tadi.
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang