PARAPAT – Selain dikenal sebagai kota wisatanya Kabupaten Simalungun, Kota Parapat dikenal sebagai kota mangga. Julukan sebagai kota mangga, sudah melegenda disematkan untuk kota ini. Padahal, di kota wisata kawasan Danau Toba ini, sangat jarang ditemukan pohon mangga.
Sebutan mangga Parapat ini ditujukan untuk mangga yang biasa dikenal dengan jenis mangga udang. Dari tampilan luar, mangga mungil ini memiliki kulit kuning mengilap, dan banyak dijajakan dalam keranjang sepanjang kota wisata Parapat.
Seorang pedagang mangga di sana, Mei Sinaga, mengatakan bahwa sebutan mangga Parapat hanya sebuah nama karena dijual di Parapat. Buah-buah mangga itu didatangkan dari Pulau Samosir, Kecamatan Muara dan Haranggaol.
“Mangga Parapat hanyalah sebuah nama, mangga Parapat bukanlah tumbuh di Parapat,” ucap Mei Sinaga.
Mangga udang dengan ukuran tergolong mungil, dengan rasa yang sangat manis beraroma lembut, menjadi ciri khas buah tangan atau oleh-oleh pengunjung sebagai bukti sudah menginjakkan kaki di Kota Parapat.
Buah ini salah satu makanan yang sering dinikmati sebagai pelengkap saat berkunjung ke Parapat Simalungun, Danau Toba.
Mangga asli Sumatera Utara ini tumbuh subur di kawasan Danau Toba, terutama di daerah Kabupaten Samosir, Kecamatan Muara Kabupaten Taput dan Haranggaol Kabupaten Simalungun.
Menurut Mei Sinaga, sangat jarang ada pohon mangga di Parapat. Namun buah ini, menjadi buah utama yang biasa dijual sepanjang jalan di kota wisata Parapat. Disebut mangga yang melegenda, karena di Parapat, mangga ini bisa dibeli setiap hari. Tak kenal musim, walau di tiga daerah penyuplai mangga terbesar tadi, mangga sedang tidak berbuah.
Dari beberapa jenis mangga, mangga udang Parapat ini memang tergolong unik. Ukurannya sangat kecil dibanding mangga kuweni, mangga apel apalagi mangga harum manis.
Disebut mangga udang karena bentuknya sekilas membungkung seperti udang. Ciri lain mangga ini adalah warnanya yang kuning kilap bersih. Kalau adapun noda atau bintik hitam kecil, sangat tidak kentara. Rasanya manis penuh, bahkan jauh dari keasam-asaman.
Salah seorang pengunjung dari Medan, Agus yang menyempatkan diri mencicipi sebuah mangga tester dari pedagang, mengakui buahnya sangat manis nikmat, dengan tekstur lembut berserabut.
“Saat dari kejauhan lewat di Parapat, warna mangga ini sudah menggoda, kuning merona kilap. Walaupun kadang kulitnya berbintik namun tidak masuk ke daging buahnya. Cara makannya lebih enak tanpa dikupas. Tinggal dicuci dan diemut di mulut, rasa manisnya keluar dari serabut daging buahnya,” kata Agus sambil merem melek makan buah tester itu.
Saat itu, dengan mantap dia memborong lima kilogram mangga Parapat sebagai buah tangan untuk keluarganya di rumah.
Pedagang mangga Parapat berharap usaha yang dirintis para pendahulu mereka, dapat menjadi salah satu UMKM pendukung Daerah Super Prioritas Danau Toba. Mereka juga membiasakan memberikan buah tester kepada calon pemberi dan mempersilahkan calon pembeli memperhatikan jarum timbangan mereka demi kepuasan pembeli. Dengan cara ini mereka meyakinkan pedagang mangga di Parapat dapat dipercaya.
Penulis : Ferindra
Editor : Mahadi Sitanggang