Gondang Pemanggil Roh

Makna Gondang Dalam Budaya Batak (III)

NINNA.ID – Pada tulisan kami sebelumnya telah kami jelaskan bagaimana suku Batak menghargai dan meyakini Gondang sebagai perantara doa-doa mereka kepada Sang Pencipta. Nah, kali ini kami akan coba menguraikan beberapa bentuk acara atau ragam dari Gondang Batak itu,

Selain Gondang Lotung – Lotung Saur Matua, masih banyak acara-acara yang lain yang sudah kami sajikan pada tulisan terdahulu yakni Gondang Lombu Sitiotio, Gondang Sungsang, Gondang Mandudu dan Gondang Manguras Hoda dan lain sebagainya. Lalu, satu hal yang sebenarnya paling penting kita ketahui dan mengerti adalah bagaimana pemahaman tentang makna Gondang itu, selain acara seremonial.

Gondang Batak kerap kali dilakukan untuk memanggil roh nenek moyang. Dan juga acap kali digunakan untuk pemberian ragam sesajen kepada Sang Khalik yang diyakini suku Batak sebagai perwujudan rasa syukur.

Tetapi pada umumnya, mereka yang melakukan acara ritual-ritual seperti yang kami uraikan di atas tadi seperti memanggil roh itu bukanlah dari keluarga yang sembarangan. Biasanya mereka (Hasorangan) adalah orang yang sudah merasakan berbagai penyiksaan baik lewat kesehatan fisik maupun kesehatan psikologis (jiwa). Sehingga, menurut kepercayaan suku Batak, orang yang dijumpai di berbagai wilayah dengan kondisi kurang waras (memiliki gangguan kejiwaan) disebabkan Disaro (kurang dibenahi) jiwanya.

BERSPONSOR
TERKAIT  Atraksi Seni "Warna Danau" Hasilkan 20 Pemain Terseleksi

Maka, ketika orang yang kurang waras tadi dibawa ke Datu ­(dukun) untuk Maralamat (diobati), si dukun tadi akan menentukan jenis penyakit apa yang dideritanya. Apakah gangguan medis atau penyakit yang berkaitan dengan roh (istilah ini dikenal dalam kebudayaan suku Batak dengan nama Marmula Sahit).

Sementara disimpulkan, tidak semua penyakit dapat diobati medis, seperti penyakit yang berhubungan dengan roh (dalam kepercayaan suku Batak kuno).

Suku Batak kuno juga meyakini, segala sesuatunya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, manusia tinggal menerima dan menjalankan Hakekat Ilahi.

Dalam suku Batak istilah ini sering didengar denganTurpuk do Sipaimaon, Bagian Sijaloon”. Artinya. kita hanya menjalani dan menerima takdir perjalanan hidup yang sudah diaturkan oleh Sang Maha Pencipta.

 

BERSPONSOR

Penulis   : Aliman Tua Limbong
Editor      : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU