Balige, NINNA.ID – Lonjakan signifikan jumlah penumpang dan kendaraan terjadi selama masa libur Paskah 2025 di wilayah Danau Toba.
Data dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Danau Toba menunjukkan peningkatan tajam dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan membaiknya aktivitas wisata serta kesiapsiagaan armada penyeberangan.
Selama tiga hari puncak libur Paskah 2025 (17–19 April), tercatat total 19.743 penumpang menyeberang menggunakan kapal penyeberangan resmi.
Jumlah ini naik tajam dibandingkan periode serupa pada tahun 2024 (28–30 Maret) yang hanya mencapai 13.754 penumpang.
Lonjakan serupa juga terjadi pada kategori kendaraan Golongan IV-A (kendaraan pribadi), yang meningkat dari 2.549 unit pada 2024 menjadi 4.638 unit pada 2025.

Titik Sibuk: Ajibata–Tomok dan Ajibata–Ambarita
Dua lintasan tersibuk tetap didominasi oleh jalur Ajibata–Tomok dan Ajibata–Ambarita, jalur vital penghubung pariwisata Pulau Samosir dan kawasan daratan Parapat.
Kapal-kapal seperti KMP Tao Toba I dan II, serta KMP Ihan Batak dan Pora-Pora, melayani hingga 6–8 trip per hari, mengangkut ribuan penumpang dan ratusan kendaraan.
Pada 19 April 2025 saja, KMP Tao Toba II mencatat rekor tertinggi dengan 1.119 penumpang dari Ajibata ke Tomok, serta tambahan 1.226 penumpang untuk rute sebaliknya.
Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata harian di luar musim liburan.
Demi mengantisipasi lonjakan, otoritas pelabuhan mengerahkan seluruh armada yang tersedia.
Akan tetapi, beberapa rute tetap mengalami kendala operasional. KMP Kaldera Toba yang melayani jalur Balige–Sipinggan–Onan Runggu sempat tidak beroperasi karena perawatan, sehingga mobilitas antarwilayah terhambat di sektor itu.
Sejumlah kapal seperti KMP Julaga Tamba 01, yang belum beroperasi pada Paskah 2024, kini aktif dan mencatat kontribusi penting, khususnya di lintasan Tigaras–Simanindo.
Imbas Terhadap Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Peningkatan lalu lintas penumpang dan kendaraan di musim Paskah ini menjadi indikasi positif bagi kebangkitan sektor pariwisata Danau Toba pascapandemi.
Pelaku usaha lokal, seperti penginapan, restoran, dan pengrajin, dilaporkan mengalami peningkatan pendapatan selama masa libur.
Namun demikian, sejumlah pelaku wisata menyoroti perlunya peningkatan manajemen antrian dan waktu tunggu di pelabuhan, terutama Ajibata, yang kerap menjadi titik kemacetan saat puncak arus.
Proyeksi dan Evaluasi
Dengan proyeksi peningkatan kunjungan selama musim libur lainnya, seperti libur sekolah dan Natal, otoritas pelabuhan diharapkan dapat mengevaluasi sistem jadwal dan distribusi armada agar pelayanan lebih efisien dan merata.
Pemerintah daerah juga diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap pelabuhan-pelabuhan kecil seperti Bakti Raja, Muara, dan Tongging, yang masih belum aktif meski memiliki potensi sebagai alternatif jalur wisata dan logistik.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga