Lima Daerah Penghasil Kakao di Sumut, Terbesar Nias Utara

Lima daerah penghasil Kakao di Sumatera Utara (Sumut), terbesar Nias Utara dengan jumlah lahan 6.510 hektar. Nias Selatan 5.610 hektar, Deli Serdang 4.560 hektar, Karo 4.240 hektar, dan Tapanuli Selatan 4.040 hektar.

Secara keseluruhan, luas areal tanaman kakao di Sumut mencapai 54.500 hektar dengan total produksi sekitar 40.000 ton. Data ini dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut.

Kakao menjadi salah satu produk unggulan perkebunan Sumut dari total 9 tanaman perkebunan di Sumut. Kakao masuk lima besar unggulan selain kelapa sawit, karet, kopi dan kelapa.

Meski demikian, belum terdapat perusahaan pengolahan coklat yang memproduksi dari kakao ke coklat sia saji. Umumnya, biji kakao ini dijual oleh petani ke toke.

Tentang Kakao

Kakao atau coklat menjadi salah satu tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Sumut. Pohon kakao tropis tumbuh dengan baik di daerah sekitar 20 derajat garis lintang utara atau selatan. Pohon ini tumbuh subur di lingkungan yang lembap dan tidak terlalu terik, dan menghasilkan bunga serta buah sepanjang tahun.

Cara pengolahan biji kakao. Dimulai dari buah pohon kakao, polong mirip melon tumbuh langsung dari batangnya dan dahan-dahan bagian bawah. Polong-polong yang matang dipotong dari pohon dengan parang atau batang bambu yang ujungnya dipasangi pisau tajam.

Pohon Kakao
Pohon Kakao (Foto: reuters)

Polong-polong tersebut dibelah dan terlihatlah sekitar 20 sampai 50 biji yang menempel pada daging buah yang putih dan yang rasanya manis kepahit-pahitan.

BERSPONSOR
TERKAIT  Lesunya Lalu Lintas dan Sunyinya Kamar Hotel Potret Pariwisata Sumatera Utara Februari 2025

Kemudian, biji-bijinya dikeruk dari cangkangnya dengan tangan. Pada waktu panen, para pemanen biasanya bekerja dari fajar hingga senja, membelah polong dan mengeruk biji-bijinya. Lalu, biji-biji itu ditutupi dan dibiarkan selama beberapa hari.

Pada tahap inilah buah dagingnya berfermentasi dan reaksi kimiawi mengubah warna biji kakao menjadi warna cokelat. Selanjutnya, biji-biji itu dikeringkan. Pengeringan bisa dengan cara dijemur atau dengan menggunakan alat pengering. Dalam keadaan kering, biji-biji itu tetap awet selama pengapalan dan penyimpanan.

Pada dasarnya ada dua jenis biji kakao, Forastero dan Criollo. Forastero adalah biji standar, atau dasar, yang sebagian besar digunakan dalam produksi cokelat dunia. Kakao jenis ini dibudidayakan terutama di Afrika Barat, Brasil, dan Asia Tenggara khususnya di Indonesia.

Criollo adalah biji cokelat penambah aroma. Jenis ini dibudidayakan dalam skala yang lebih kecil di Amerika Tengah, Ekuador, dan Venezuela. Biji cokelat Criollo menambah aroma kacang dan bunga pada cokelat.

- Advertisement -

Setelah proses pengeringan, biji kakao siap dimasukkan ke dalam karung dan dikirim ke pabrik-pabrik cokelat di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Utara.

Kira-kira dua genggam biji kakao kering akan menghasilkan 40-gram permen cokelat. Sulit dibayangkan bahwa biji-biji kakao yang pahit ini dapat diubah menjadi kudapan lezat dalam kotak, namun proses ini pada dasarnya tidak berubah selama berabad-abad.

 

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU