SIMALUNGUN – Kawasan Danau Toba, khususnya Kota Parapat Kabupaten Simalungun belum sepi pasca libur Hari Raya Idul Fitri kemarin. Di libur Hari Raya Waisak ini, Senin (16/05/2022), Kota Parapat kembali dipenuhi wisatawan.
Amatan ninnA, lonjakan wisatawan mulai terlihat padat sejak Sabtu malam (14/05/2022) hingga Senin pagi. Terpantau seluruh hotel berbintang, hotel melati hingga homestay mengalami peningkatan reservasi. Aktifitas di sekitar hotel dan segala bentuk penginapan di Parapat, terlihat sibuk melayani tamu.
Selain hotel, deretan pantai berpasir sepanjang Parapat penuhi dengan aktifitas wisatawan. Kapal wisata tradisional terlihat dipadati penumpang dari Parapat sekitarnya menuju Pulau Samosir dan sebaliknya. Keriuhan juga terlihat dengan atraksi wahana permainan air seperti speedboat, jetski dan banana boat. Suasana begitu riuh.
Budiman, salah seorang pengusaha yang datang dari Jakarta membawa 30 orang rombongan karyawannya untuk family gathering di Parapat, sangat yakin pariwisata Danau Toba akan semakin maju ke depan setelah pandemi.
“Saya melihat setelah berkeliling di Samosir dan Parapat, banyak wisatawan yang berkunjung. Artinya pariwisata akan pulih dan kembali normal, dan masyarakat tidak takut lagi pandemi karena sudah melakukan vaksinasi booster,” ujar Budi, Senin (16/05/2022).
Dia juga menegaskan, kebangkitan Pariwisata Danau Toba setelah Pandemi harus dibarengi dengan SDM, sarana dan prasaran serta layanan pelaku wisata di destinasi wisata.
Kalau kalian tidak berbenah maka kalian tidak akan bisa seperti Bali dan Jogja. Tingkatkan mutu pelayanan, ramah jangan bergaya seolah preman. Penuhi fasilitas yang dibutuhkan di objek wisata dan penginapan, dan perkuat atraksi yang menarik minat pengunjung.
“Tidak kalah penting, harga jangan aji mumpung, jangan naik 2-5 kali lipat dari biasanya,” katanya di depan sejumlah wartawan.
Dia mencontohkan hotel tempatnya menginap, Parapat View Hotel Selama 2 malam, menurutnya belum memiliki Fasilitas lengkap.
“Sekelas Suite yang harganya hampir Rp2 juta/malam belum memiliki AC. Kulkas sangat tidak pas. Seharusnya suite itu memilik fasilitas yang lengkap,” katanya.
Setelah berkeliling di Parapat dia melihat wisatawan memang membeludak. Sayangnya belum dilihatnya satu tempat atau sanggar yang on time tanpa request menampilkan atraksi budaya dari Kawasan Danau Toba. Atraksi itu harusnya menjadi perhatian penting karena menjadi satu penarik minat wisatawan agar betah berlama-lama di Parapat.
Penulis : Ferindraha
Editor   : Mahadi Sitanggang