SAMOSIR – Peradaban kuno masyarakat Batak, tidak dipungkiri sudah menerapkan konsep bekerja sama atau gotong royong. Hal itu bisa kita ketahui dari berdirinya bangunan rumah adat Batak.
Di zamannya, mustahil mengangkut kayu-kayu besar sebagai bahan bangunan itu dari hutan seorang diri atau dua orang. Apalagi saat itu tidak ada peralatan apapun untuk membantu memudahkan pekerjaan. Jadi tanpa adanya bantuan manusia lain yang terbilang banyak saat itu, mustahil satu rumah ada Batak bisa berdiri.
Seperti kita tahu, bahan rumah Batak tersebut sangat besar seperti Sumbaho. Panjangnya lebih kurang sepuluh meter dan tebalnya kira-kira lima belas sentimeter. Dengan dimensi kayu seperti itu dan tanpa ada alat transportasi seperti saat ini, mustahil memindahkan kayu-kayu itu dari hutan, jika tidak dikerjakan bersama-sama.
Merujuk dari proses pembangunan rumah adat inilah ditarik kesimpulan, hanya gotong royong yang disebut marsiadapari oleh orang Batak, dapat melalui seluruh proses itu.
Di bidang pertanian, masyarakat Batak sudah melakukan marsiadapari atau disebut juga marsiruppa, yang terdiri dari dua hingga lima orang. Mereka bekerja ke setiap ladang seseorang dengan cara bergilir.
Demikian juga halnya ketika ternak jatuh dari kecuraman tebing gunung, dan jika masih bisa dikonsumsi maka daging ternak tersebut akan dibagi sesuai porsi masing-masing yang disebut dengan marbinda.
Juga di bidang perekonomian ada kerja sama tukar barang, semisal jika petani ikan menjual hasil tangkapannya ke pasar maka si pembeli cukup membawa padi dengan ukuran yang disepakati dengan si penjual ikan tadi.
Di bidang sosial, jika ada acara suka dan duka masyarakat secara bersama membantu hasuhuton dengan istilah manumpahi. Dan jika memang membutuhkan tenaga, secara spontan masyarakat langsung membantunya tanpa mengharapkan imbalan, walau pekerjaan itu terkadang sulit dan harus memakan banyak waktu.
Marsiadapari atau gotong royong di era kemajuan teknologi saat ini, sudah semakin terlupakan, digantikan dengan teknologi di bidang pertanian, di bidang ekonomi dan lainnya semakin dimudahkan, bahkan bisa dilakukan seorang diri.
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang