Legenda Danau Toba

NINNA.ID-Dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang bernama Toba. Toba adalah salah satu pemuda yang belum menikah di kampungnya. Toba bekerja sebagai seorang petani. Dia mengelola ladangnya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Di suatu hari yang cerah Toba tidak pergi keladang nya melainkan dia pergi memancing ikan. Toba berharap dia mendapatkan seekor ikan yang sangat besar.

“Mungkin jika aku memancing disini aku akan mendapat kan ikan yang sangat besar!” pikir Toba.

Legenda Danau Toba
Legenda Danau Toba (foto: dongengceritarakyat.com)

Namun ketika hari sudah mulai gelap Toba belum mendapat kan satu ekor pun ikan…”kemana semua ikan disini kenapa belum ada satu pun yang kudapatkan!…”geram Toba sambil menghentak kan kaki nya ketanah.

BERSPONSOR

Tiba-tiba pancing Toba bergerak…”Wahh…pancing ku bergerak apakah ada seekor ikan didalam sana?…”pikir Toba penuh semangat sambil menarik pancing nya.

Setelah beberapa selang waktu Toba menarik pancing nya keluarlah seekor ikan yang sangat besar, berwarna keemas-emasan.

Toba pun merasa sangat senang dan bahagia karena perjuangan nya memancing ikan tidak membuah kan hasil yang sia-sia.

”Akhirnya aku mendapatkan ikan yang sangat besar,” ucap Toba dalam hati sambil tersenyum-senyum.

BERSPONSOR

Dengan penuh rasa bahagia Toba membawa pancing dan hasil tangkapannya pulang kerumah.

Sesampainya Toba di rumah dia pergi mengambil kayu bakar dan meletakkan ikan hasil tangakapannya di  dapur di dalam sebuah wadah yang terbuat dari besi yang sudah berisi air.

Ketika sesampainya Toba dirumah, Toba terkejut karena ikan hasil tangkapan yang diletak kan nya di dalam wadah di atas meja hilang dan berganti dengan lempengan emas yang sinar-sinar.

“Kemana ikan hasil tangkapanku? Mengapa ada lempengan emas di dalam wadah tempat ikan hasil tangkapan ku ini?,” pikir Toba dengan penuh banyak pertanyaan di dalam hati.

- Advertisement -

Seketika Toba pun terkejut karena terdengar suara wanita didalam kamar nya…”Suara apa itu? Ucap Toba kebingungan.

Toba pun langsung pergi menuju kamarnya untuk memastikan suara apa yang telah didengarnya.

Sesampai nya Toba di kamar dia sangat kaget karena melihat seorang gadis cantik sedang bercermin di kamarnya.

Legenda Danau Toba
Legenda Danau Toba (foto: dongengceritarakyat.com)

Dia pun bertanya kepada gadis itu…”Hai gadis cantik siapakah engkau dan dari mana asal mu! Mengapa kau berada dikamar ku?,” tanya Toba kepada gadis yang sedang bercermin di kamarnya.

Gadis itu pun menoleh kehadapan Toba dan berkata,“Bukankah kau yang membawa ku sampai kesini, mengapa kau terlihat kaget?”.

Aku memang membawa seekor ikan kesini. tapi aku tidak melihat mu dari tadi saat aku sampai disini.

Toba pun sejenak berpikir dan berkata “Apakah kau ikan yang ku tangkap dan kubawa tadi!…”kata Toba dengan nada yang agak keras karena kaget dan kebingungan.”

Sebenarnya apa yang terjadi…” tanya Toba lagi yang semakin bingung.

Toba yang sangat penuh dengan rasa penasaran dan kebingungan pun sangat kaget ketika gadis yang berada di depan nya mengangguk kan kepalanya sembari mengaku bahwa sebenarnya dia memang lah ikan yang ditangkap Toba tadi sore.

“Ya akulah ikan yang telah kau tangkap tadi sekarang aku telah berubah menjadi diri ku yang sekarang kau lihat…” jawab gadis itu kepada Toba yang penuh dengan banyak pertanyaan.

“Aku berharap kau bisa merahasiakan semua tentang jati diri ku yang sebenarnya aku adalah seekor ikan yang menjelma menjadi manusia…,  kumohon!…”pinta gadis itu kepada Toba agar Toba mau menjaga jati diri gadis itu yang sebenarnya bahwasannya gadis itu adalah jelmaan seekor ikan emas yang mejadi manusia ”.

Toba menggosok-gosokkan mata tak percaya “Apakah aku sedang bermimpi?”

“Tidak, kau tak sedang bermimpi.” Jawab puteri ikan. “Namaku Puteri Intan. Kalau kau tak memakanku, aku akan menjadi istrimu.”

Toba yang merasa sangat senang itupun mengangguk. Ia tak menyangka akan mendapatkan istri secantik puteri Intan. Sebelum menikah, puteri Intan meminta satu syarat pada Toba.

“Kau harus bersumpah tidak akan pernah menceritakan asal-usulku pada siapa pun. Jika sumpah itu kau Ianggar, maka akan terjadi petaka dahsyat.”

Toba menyetujui permintaan itu dan bersumpah di hadapan Puteri Intan. Ia pun kembali ke rumah dan mengadakan pesta pernikahan yang dihadiri orang-orang di desa.

TERKAIT  "Quantum Temple-Water Civilization" Berdampak Peningkatan Kualitas Wisata

Penduduk desa yang takjub melihat kecantikan istri Toba sangat penasaran dan menanyakan anal usulnya.

Tentu saja Toba tak bisa menceritakan. Orang-orang pun sedikit curiga, namun tak dapat memaksa.

Toba dan Puteri Intan hidup bahagia dan tenteram sebagai suami istri. Toba semakin giat bekerja untuk mencari nafkah, mengolah sawah Iadangnya dengan tekun dan ulet.

Mereka pun hidup sejahtera tanpa kekurangan.

Tak lama kemudian, kebahagiaan mereka bertambah dengan Iahirnya seorang bayi laki-laki. Mereka memberinya nama Samosir.

Anak itu kemudian tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat.

Ia menjadi anak manis tetapi selalu merasa lapar. Ia makan lebih dari tiga kali sehari dan porsinya melebihi orang dewasa.

Kadang-kadang, makanan yang disediakan ibunya untuk mereka bertiga dihabiskannya sendiri. Kadang-kadang hal tersebut membuat ayahnya jengkel.

Puteri Intan dengan sabar mengingatkan Toba untuk tidak memarahi anaknya, apalagi mengucapkan kata-kata kasar.

“Bagaimanapun dia itu anak kita, dan ia sedang dalam masa pertumbuhan makanya ia makan banyak.” kata puteri Intan.

“Ya, aku tahu itu meski kadang-kadang aku harus menahan lapar karena tidak ada makanan tersisa.”

“Engkau memang seorang suami dan ayah yang baik.” puji puteri Intan kepada suaminya.

Pada suatu hari, Samosir diminta ibunya mengantarkan makanan untuk ayahnya yang ayahnya sedang bekerja di sawah.

“Nak, tolong antarkan makan siang untuk ayahmu ya. Dia pasti sangat kelaparan karena tadi pagi belum sarapan.”

“Baiklah, Bu. Aku akan mengantarkannya setelah aku sendiri makan.” Jawab Samosir sambil mengambil masakan ibunya dari meja. Setelah makan Samosir segera berangkat membawa rantang yang telah disiapkan ibunya.

Sudah tengah hari, dan bayang-bayang matahari sudah sangat pendek. Toba yang sedang bersitirahat di gubuk kecil di tepi sawah menyeka peluhnya.

Sambil mengipasi diri, ia mulai bertanya-tanya mengapa anaknya belum juga datang mengantar makanan. Perutnya sudah mulai keroncongan sebab tadi pagi ia terburu-buru berangkat dan tak sempat makan.

“Hmmm, kemana Samosir? Mengapa lama sekali ia belum datang, padahal hari sudah sangat siang dan aku lapar sekali.”

Setelah menunggu beberapa lama tak kunjung datang, akhirnya Toba memutuskan kembali ke rumah untuk makan.

Dalam perjalanan pulang, betapa terkejut ia saat melihat Samosir sedang bermain di lapangan dengan teman-temannya.

Lebih terkejut lagi saat dilihatnya rantang makan siang tergeletak di tepi jalan, kosong melompong, tandas tak ada isinya.

Tahulah ia bahwa puteranya telah memakan semua makanan tersebut dan melalaikan tugasnya. Toba yang sangat kelaparan merasa begitu marah.

“Hey, Samosir! Ke sini kau!” teriaknya keras memanggil anaknya yang sedang bermain. Samosir mendekat dengan rasa takut, menyadari kesalahannya.

Toba yang tak dapat menahan amarah segera menjewer telinga Samosir keras-keras, membuat anak itu menyeringai kesakitan.

“Dasar anak tidak tahu diri.” teriak Toba marah. “Makanmu saja banyak tapi tugas kecil pun kau lalaikan! Dasar anak ikan!”

Begitu selesai ucapan Toba, tiba-tiba angin kencang bertiup dan petir pun menyambar-nyambar.

Awan cerah di siang terik segera berubah menjadi mendung gelap. Hujan turun dengan sangat deras.

Tahulah Toba bahwa ia sudah melanggar sumpahnya untuk tidak mengatakan asal usul istrinya.

Legenda Danau Toba
Legenda Danau Toba (foto: dongengceritarakyat.com)

Di rumah, puteri Intan pun mengetahui bahwa suaminya telah melanggar sumpah. Dengan penuh isak tangis, ia perlahan-lahan berubah wujud kembali menjadi seekor ikan.

Sementara itu hujan semakin deras mengakibatkan banjir badang.

Air bah meluap ke seluruh penjuru membuat penduduk desa panik. Mereka segera berlari meninggalkan rumah menuju bukit yang lebih tinggi.

Toba pun menangis mengetahui petaka yang dikatakan istrinya terjadi. Ia tak sempat menyelamatkan diri, anaknya pun hilang ditelan banjir. Air meluap tinggi dan merendam seluruh desa, lalu membentuk danau yang sangat luas.

Sebuah pulau muncul di tengah danau tersebut, Ietaknya persis di tempat Samosir terakhir berdiri.

Danau itu kemudian dinamakan Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya diberi nama Pulau Samosir.

Cerita ini disadur dari beberapa sumber: buku sekolah dan Legenda Danau Toba (foto: dongengceritarakyat.com)

Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU