NINNA.ID – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah mengeluarkan perintah rahasia kepada otoritas lokal untuk melarang bunuh diri setelah data menunjukkan peningkatan jumlah kasus tersebut.
Meskipun jumlah pasti kasus bunuh diri sulit dipastikan di Korea Utara, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan memperkirakan bahwa pada bulan Mei kasus bunuh diri telah meningkat sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tindakan ini telah diumumkan melalui program baru yang diperkenalkan oleh Presiden Kim Jong-un yang bertujuan untuk mencegah bunuh diri di negara tersebut.
Namun, kebijakan ini telah mencetuskan kontroversi dan mendapat banyak kritik dari komunitas internasional.
Dalam pernyataan yang difilmkan di Gunung Paektu yang bersejarah, Kim berbicara langsung kepada rakyatnya dengan tampil di layar saat menunggangi kuda putih.
Dia menyatakan bahwa perbuatan bunuh diri merupakan pengkhianatan terhadap sosialisme dan sangat kejam.
Kim juga mengklaim bahwa Korea Utara adalah negara yang paling bahagia di dunia, hanya sedikit berada di belakang Tiongkok, dan mempertahankan status tersebut membutuhkan keberadaan orang-orang yang masih hidup.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara, pendekatan yang diambil adalah memindahkan individu yang merasa terpikir untuk bunuh diri ke kamp pendidikan ulang, dengan tujuan untuk mengubah pandangan mereka terhadap prinsip-prinsip sosialis dan membantu mereka menemukan kegembiraan hidup di negara dengan ekonomi terkuat dan pola makan yang sehat.
Namun, ada kekhawatiran bahwa pendekatan ini melanggar hak asasi manusia dan mengabaikan isu mental health yang serius.
Pemindahan individu ke kamp pendidikan ulang dengan ancaman penyiksaan atau kelaparan sebagai metode “terapi” mencerminkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran terhadap martabat manusia.
Reaksi internasional terhadap kebijakan baru ini telah mencuat. Banyak negara dan organisasi hak asasi manusia mengutuk tindakan tersebut, mengingatkan bahwa semua individu memiliki hak untuk kehidupan, kebebasan berpikir, dan perlindungan terhadap perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat.
Selain itu, Kim Jong-un juga telah mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait masalah ini.
Dia menyarankan agar orang yang mengalami depresi menemukan kenyamanan melalui dedikasi dalam melawan Amerika Serikat atau dengan menambahkan kemewahan seperti sampanye dan kaviar.
Pernyataan ini menunjukkan pemahaman yang dangkal dan minim akan pentingnya perawatan mental yang profesional dan dukungan emosional yang sebenarnya.
Korea Utara juga telah meluncurkan slogan baru yang provokatif, “Hidup Sampai Mati dengan Cara Kim!”, yang dipasang di billboard di seluruh negara.
Slogan ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut akan pengaruh dan kekuasaan absolut yang dimiliki oleh Kim Jong-un, serta glorifikasi yang tidak sehat terhadap pemimpin negara.