Lake Toba Fashion Week 2023: Lautan Manusia di Sipinsur Hingga Larut Malam

NINNA.ID-Tak perlu ditanyakan. Dilihat secara langsung sudah terasa. Kami berangkat dari Doloksanggul pukul 14.30. Sekitar Dolok Sanggul jalan lancar sekali. Tidak ada tanda-tanda kemacetan. Hingga kemudian di posisi 4 kilometer sebelum Sipinsur, ada tanda kemacaten karena acara Lake Toba Fashion Week.

Macet hampir total. Mungkin, sekitar sejam lebih kami menempuh 4 km. Kami diarahkan parkir ke kampung di sebelah kanan. Kampung itu milik marga Siregar. Kami melewati perladangan. Berjalan sekitar 15 menit di perladangan itu.

Tiba di jalan raya, mobil sudah bisa lewat. Saya kembali ke kampung. Mengambil mobil supaya tidak kejauhan. Rombongan tetap jalan. Benar saja, sudah terkendali meski lajunya sangat perlahan. Kami pun tiba sudah sore. Kemacetan mengular.

Lake Toba Fashion Week
Masyarakat antusias mengikuti rangkaian acara Lake Toba Fashion Week (foto: Riduan)

Pengunjung di Sipinsur betul-betul ramai. Promosi pemerintah Humbang Hasundutan berhasil. Mereka berdesakan satu sama lain. Mereka menunggu-nunggu Lyodra Ginting. Ia artis yang menarik perhatian. Banyak orang rela antre.

BERSPONSOR

Seketika Lyodra Ginting lewat. Tepuk tangan dan hiruk pikuk mengemuka. Hampir pukul 20.00 saat itu. Masyarakat sangat antusias. Lake Toba Fashion Week berhasil mempromosikan Sipinsur. Sipinsur yang dulu dingin mendadak hangat.

Coky Sitohang membawa acara. Ia mengerti perasaan penonton. Berseloroh Choky Sitohang kemudian. “Andai masuk politik, Lyodra bisa saja,” kurang lebih seperti itu. Lyodra tak kunjung naik panggung. Penonton semakin penasaran saja. Angin tetap hangat.

Hingga pukul 20.10 Lyodra pun diperkenalkan. Gemuruh membahana. Lyodra melantunkan lagu. Anak muda sangat antusias. Tetapi, orang tua sepertinya cukup puas. Rindu dan penasaran sudah terbayar. Toh, malam sudah semakin larut.

TERKAIT  Roh – Pancaran Jiwa Dalam Diri Orang Batak Toba (V)

Maka, pada lagu ketiga, banyak penonton sudah berpulangan. Umumnya orang tua. Meski tetap ada anak remaja. Dalam sayup-sayup orang tua merasa sufah puas. Yang penting sudah lihat Lyodra, kurang lebih begitu. Maka, mereka pulang.

BERSPONSOR

Yang lain mungkin sedikit kecewa. Mereka mengaku tak mengerti lagu-lagu Lyodra. Kurang relevan dengan usia mereka. Maka, mereka pun berpulangan. Tapi, Lyodra sudah menjadi magnet. Ia memanggil pengunjung berkumpul hingga malam larut.

Parkiran saya jauh sekali. Hingga hampir 2 kilometer dari Sipinsur. Itu jadi bukti bahwa Lake Toba Fashion Week benar-benar berhasil menarik perhatian. Banyak memang yang pulang. Dari yang kecewa hingga yang sudah selesai dengan penasaran.

Ada juga yang pulang karena besok hari bekerja, sekolah, dan sebagainya. Ada yang pulang untuk urusan teknis: menghindari macet. Saya sendiri pulang untuk menghindari macet. Walau banyak pulang, lebih banyak lagi yang tetap setia di sana.

Mereka menyaksikan Lyodra. Barangkali yang harus diingat ke depan, artis sebaiknya jangan selalu dari nasional. Jangan ada ketimpangan yang terlalu tinggi. Lokal perlu dihidupkan. Toh, kita memperagakan budaya. Budaya harus dibuat terhormat.

- Advertisement -

Membuat panggung yang baik serta kehormatan lainnya. Budaya jangan dihilangkan dan dinomorsekiankan. Semata agar mengisi waktu sebelum artis nasional datang. Pola berpikir harus kita ubah. Jangan mental inlander.

Artis nasional harus datang. Tetapi, jangan mengorbankan yang lokal. Lokal teman kita untuk susah dan mudah. Nasional teman kita untuk promosi. Lokal dan nasional memang beda kelas. Tetapi, jangan sampai dinomorsekiankan!

Penulis: Riduan Situmorang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU