Krisis Beras Landa Jepang dan Malaysia, Bagaimana Kondisi Sumut?

NINNA.ID-Belakangan ini dunia dikejutkan dengan kabar krisis beras yang melanda Jepang. Negeri sakura yang biasanya mandiri dalam pangan itu kini terpaksa mengimpor beras dari Korea Selatan.

Kondisi serupa juga terjadi di Malaysia, yang bahkan sampai melobi Indonesia untuk mengekspor beras ke negaranya. Namun, permintaan itu ditolak oleh Menteri Pertanian RI — keputusan yang dinilai sangat tepat di tengah tantangan produksi pangan saat ini.

Sementara itu, bagaimana dengan Sumatera Utara? Apakah wilayah ini ikut terdampak?

Kabar baiknya, Sumut justru baru saja melewati masa panen raya. Saat ini, sebagian besar cadangan beras dipegang petani dalam bentuk gabah kering giling (GKG).

Memang, masih ada beberapa wilayah — terutama daerah tadah hujan — yang masih dalam proses panen. Namun skala panen ini relatif kecil dan sudah menjadi pola tahunan.

Ketika bahan baku menipis di suatu wilayah, para pemilik kilang padi biasanya mencari gabah dari daerah lain.

Saat ini, Aceh menjadi salah satu daerah pemasok utama ke Sumut. Harga gabah kering panen (GKP) dari Aceh berkisar Rp6.700 per kilogram.

Setelah biaya pengiriman, harga di Sumut naik menjadi sekitar Rp6.900 hingga Rp7.000 per kilogram.

BERSPONSOR

Bagaimana dengan harga gabah lokal? Di Deli Serdang, harga GKG kini bertahan di kisaran Rp8.200 per kilogram — tidak banyak berubah dari awal April.

TERKAIT  Industri Olahan Sumatera Utara Paling Banyak di Tiga Kabupaten Ini

Stabilnya harga gabah ini menjadi sinyal bahwa harga beras dalam jangka pendek juga akan tetap terjaga.

Selain itu, kebijakan pemerintah menetapkan harga pembelian GKP di level Rp6.500 per kilogram turut menopang kuatnya harga gabah di tingkat petani.

Impor beras
ilustrasi foto: istimewa

Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Sumut menunjukkan bahwa harga beras medium saat ini dijual di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.350 per kilogram.

- Advertisement -

Harga ini masih tergolong lebih murah dibandingkan harga keekonomiannya, yang bisa mencapai Rp16.000 per kilogram jika dihitung berdasarkan harga GKG saat ini.

Meskipun ada sedikit kenaikan, lonjakannya masih dalam batas wajar. Namun demikian, pemerintah daerah perlu tetap waspada.

Krisis beras di Jepang dan Malaysia menjadi peringatan bahwa ketahanan pangan bisa cepat berubah. Apalagi, sebagian kebutuhan beras nasional juga masih bergantung pada impor.

Untuk saat ini, Sumut dinilai masih aman. Pasokan cukup hingga musim panen berikutnya. Tapi menjaga produksi lokal tetap stabil dan memperkuat cadangan pangan tetap menjadi langkah penting ke depan.

Penulis: Benjamin
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU