KPNN Berkolaborasi dengan PT Natabo Rangkul Petani dan Kembangkan Talas Beneng di Desa Tanjungan Samosir

NINNA.ID-Koperasi Paniaran Nauli Nalagu (KPNN) berkolaborasi dengan PT Nauli Tao Botanical (PT Natabo) rangkul petani dan kembangkan Talas Beneng di Desa Tanjungan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Koperasi Paniaran Nauli Nalagu (KPNN) merupakan koperasi yang didirikan oleh kumpulan orang Batak. Dengan maksud, koperasi ini akan menjadi wadah bagi para wanita untuk mengembangkan semangat wirausaha masyarakat di desa-desa di Pulau Samosir.

Diketuai oleh Magdalena Sitorus yang tinggal di Surabaya. Sekretaris KPNN Dame Maria Manurung, pemilik PT Bangun Sejahtera KYTa perusahaan yang saat ini bergerak di bidang produksi Jahe Merah KYTa. Koordinator KPNN Mangapul Sinaga yang tinggal di Desa Tanjungan dan ada anggota KPNN lainnya.

Dame dan Mangapul Sinaga merupakan anggota yang sangat aktif di KPNN untuk menengahi dan membantu para petani di Desa Tanjungan menanam Talas Beneng.

BERSPONSOR

Sekalipun awalnya ada beberapa anggota KPNN yang ikut memperkenalkan prospek Talas Beneng, belakangan hanya mereka yang konsisten untuk mendukung keberlangsungan budidaya Talas Beneng dan menjembatani kerjasama para petani dengan PT Natabo di Desa Tanjungan.

Sejak berita Talas Beneng viral, anggota KPNN melirik potensi tanaman tersebut untuk dibudidayakan di Pulau Samosir. Lalu sejumlah anggota KPNN merangkul masyarakat di Desa Tanjungan untuk menanam. Setelah ditanam, belakangan persoalan untuk distribusi hasil produksi muncul.

KPNN pun bertemu dengan PT Natabo yang mencari Talas Beneng. Saat ini, PT Natabo telah mengeluarkan ratusan juta untuk rumah produksi Talas Beneng, rumah pengeringan dan sewa tanah selama 10 tahun di Desa Tanjungan.

“KPNN akan terus mengembangkan penanaman bibit Talas Beneng. Kami harap produksi Talas Beneng ini dapat mengembangkan taraf hidup masyarakat sesuai kebutuhan PT Natabo,” jelas Dame Maria Manurung mewakili KPNN.

BERSPONSOR

Saat ini ada 3 hektar Talas Beneng siap panen dan segera diproduksi. Ada 3 hektar yang baru ditanam. Ada 9 keluarga yang terlibat menanam Talas Beneng di ladang mereka. Ada 7 pekerja di Rumah Produksi Talas Beneng PT Natabo.

Ladang Talas Beneng
Ladang Talas Beneng di Desa Tanjungan (foto: Damayanti)

Serius Kerjasama
PT Natabo berharap investasi yang cukup besar ini akan bisa kembali modal dalam beberapa tahun ke depan. Perusahaan yang dipimpin oleh Edy, pengusaha dari Medan ini, sangat berharap para petani komitmen menjaga hubungan kerjasama dengan PT Natabo.

“Kami bukan pengusaha kaya raya. Sebenarnya untuk keluarkan izin PT (Perseroan Terbatas) bisa hanya modal 2juta. Jadi, siapapun bisa buat PT. Tapi kami berharap dengan dana yang sudah kami keluarkan untuk rumah produksi ini, para petani serius menjalani kerjasama dengan kami. Karena kami berjuang, berkorban untuk bisa kumpulkan dana ini,” jelas Edy saat merespon tanggapan masyarakat soal keberadaan PT Natabo.

Ia dan pemilik modal lainnya berharap masyarakat tidak berharap muluk-muluk soal keberadaan perusahaan. Para pengusaha Medan ini berharap masyarakat tidak beranggapan mereka orang kaya yang bisa menghambur-hamburkan uang begitu saja. Apalagi saat ini sudah puluhan hektar Talas Beneng ditanam di Desa Tanjungan.

- Advertisement -

“Jujur, kami sebenarnya karena tidak mau jadi karyawan di perusahaan swasta terus. Makanya, kami gabung beberapa orang, kumpulin modal, dan lihat prospek Talas Beneng ini bagus, kami berinvestasi lewat PT Natabo. Ada Kak Dame Maria Manurung sebagai penengah, makanya kami mau terjun investasi ke desa ini. Pastinya, kami mau usaha ini berkembang, berkesinambungan dan berjalan professional,” jelas istri Edy yang ikut diskusi bersama masyarakat, tokoh masyarakat, dan perangkat desa pada grand opening Rumah Produksi Talas Beneng, di Desa Tanjungan, Sabtu 26 Agustus 2023.

TERKAIT  Diduga Bocorkan Email Rahasia Perusahaan, Nama Mia Oktavia jadi Trending di Twitter

Kepala Desa Tanjungan Donatur Situmorang menyatakan hal serupa. Ia berharap para petani, dan terlebih lagi para pekerja yang direkrut oleh PT Natabo dan Koperasi Paniaran Nauli Nalagu (KPNN) benar-benar bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.

Harapan yang sama disampaikan Kepala Dusun III, dusun dimana rumah produksi dan pengeringan Talas Beneng berdiri. Kadus III Mandapot Situmorang berharap keberadaan PT Natabo meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Tanjungan.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ferdy Sitohang yang turut hadir saat opening ceremony PT Natabo juga menyatakan sikap mendukung keberadaan PT Natabo. Berharap PT Natabo hanya memperkerjakan masyarakat di Desa Tanjungan.

Pernyataan tersebut langsung mendapat respon dari Dame Maria Manurung sebagai penengah PT Natabo mewakili KPNN. Ia menyatakan akan memastikan bahwa PT Natabo akan memperkerjakan masyarakat lokal, khususnya di rumah produksi.

Sikap yang sama juga disampaikan oleh Edy, Direktur PT Natabo. Ia memastikan jika masih ada tenaga di Desa Tanjungan tidak mungkin perusahaan memperkerjakan orang luar.

Acara Peresmian Rumah Produksi Talas Beneng Natabo ini juga disaksikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Ketahanan Pangan Samosir Tumior Gultom, Mangapul Sinaga Koordinator KPNN, Perangkat Desa Tanjungan, dan puluhan masyarakat Desa Tanjungan di rumah produksi Talas Beneng.

Talas Beneng
Masyarakat di Desa Tanjungan menyaksikan cara mesin memproduksi Talas Beneng menjadi rajangan tembakau. (foto: Damayanti)

Tentang PT Natabo
PT Natabo merupakan perusahaan milik 4 pasang suami istri. Dikelola bersama oleh pengusaha muda dari Medan. Kedelapan orang ini diketuai oleh Edy memutuskan untuk menginvestasikan modal mereka di Desa Tanjungan untuk membuka rumah produksi Talas Beneng.

Para pengusaha muda memilih untuk menginvestasikan modalnya di Talas Beneng karena melihat prospek tanaman ini bagus. Sudah ada pihak yang menjadi dasar keyakinan mereka untuk berbisnis Talas Beneng. Salah satunya eksportir Talas Beneng yang punya rumah produksi di Tanjung Morawa.

Prospek Talas Beneng
Dilansir dari sebuah sumber, istilah Beneng merupakan singkatan besar dan koneng (kuning). Hal tersebut terlihat dari ukurannya yang di atas rata-rata talas pada umunnya. Dahulu tanaman ini merupakan tanaman yang dianggap liar dan hanya dijadikan pangan ternak.

Talas Beneng memiliki 16 produk turunan seperti daun talas dapat digunakan dalam produk rokok herbal dan teh herbal, batang talas dapat digunakan unutk pakan ternak serta anyaman, umbi talas digunakan untuk olahan segar seperti pasta, talas beku, keripik dan olahan kering seperti tepung yang dapat digunakan untuk membuat mie, kue dan makanan bayi.

Bagi PT Natabo, saat ini Talas Beneng memiliki prospek ekspor yang cerah. Produk ini akan dikemas seperti tembakau. Rencananya, Talas Beneng yang mereka produksi di Desa Tanjungan akan dijual kembali ke sebuah perusahaan eksportir di Medan.

Selama ini perusahaan tersebut telah mengekspor tembakau Talas Beneng ke beberapa negara seperti Korea, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Salah satu penggunaanya untuk rokok herbal.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU