NINNA.ID – Pada tulisan kami sebelumnya sudah diuraikan beberapa kosa kata bahasa Batak asli yang sering kita dengar ketika orang sedang “mangandung”, budaya saat ada yang “marujung ngolu” (meninggal dunia).
Nah kali ini kita akan uraikan lagi beberapa kosa kata bahasa Batak asli yang mungkin sudah jarang terdengar dalam komunikasi suku Batak saat ini.
Misalnya seperti anak pertama lahir, maka dalam bahasa Batak Toba asli disebut BUHA BAJU. Jika seorang perempuan yang sudah menikah namun belum memiliki anak, dia belum bisa membuka bajunya di khalayak ramai. Tetapi setelah memiliki anak, baik laki-laki ataupun perempuan dia sudah diperbolehkan “membuka bajunya” untuk menyusui bayinya.
Kosa kata yang berikutnya adalah ANAK PULTAK PAGAR yang bermakna seorang anak laki-laki dari suatu keluarga. Kemudian ada lagi kosa kata ANAK SIBITONGA yang bermakna seorang anak yang memiliki abang dan juga adik. Lalu ada SIAMPUDAN yang bermakna seorang anak bungsu atau sering juga disebut PUNSU NI SIUBEON.
Selanjutnya kosa kata yang berikutnya adalah MARTAPIAN yang dimaknai dengan mandi. Kemudian ada lagi kosa kata LUMBAN yang maknanya suatu wilayah dengan deretan beberapa rumah dan memiliki barisan rumah di atas dan di bawah, sehingga di tengah-tengah wilayah tersebut terbentang halaman yang memanjang.
Pada umumnya Lumban itu harus dipegang oleh seorang penguasa yang disebut Tunggani Huta yang memiliki “Besluit” dari kekuasaan penjajah Belanda. Selanjutnya ada lagi kosa kata SOSOR yang bermakna seseorang yang baru membina sebuah keluarga mendirikan rumah di sebuah areal yang kosong yang tidak jauh dari permukiman masyarakat.
HUTA yang mempunyai makna kumpulan beberapa Lumban yang sudah memiliki batas wilayah. Beberapa Lumban biasanya dipimpin seorang HAMPUNG. Ada lagi istilah STENDEMANG yang mempunyai arti seorang pimpinan dari beberapa Hampung. Kira-kira dalam sistem pemerintahan sekarang, seperti seorang camat.
Jika pernah mendengar kata BIUS, ini bukan berarti sejenis penenang, tapi seseorang yang menjadi utusan dari beberapa garis keturunan marga. Utusan garis marga ini disebut Raja Bius, dan masih aktif sampai sekarang utamanya di beberapa daerah di Samosir.
Selanjutnya ada lagi kosa kata NAGARI yang mempunyai arti seseorang yang menjadi kepala pemerintahan yang memiliki tapal batas dan hak Golat. Untuk sebutan fasilitas umum seperti pasar, pusat pengobatan dan jalan umum disebut KAMINTE.
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang