TAPUT – Gempa Taput yang terjadi Sabtu (01/10/2022) terus memakan korban. Sejumlah bangunan, baik rumah pribadi, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya hancur berantakan.
Getaran yang terjadi sejak dini hari sekira Pukul 02.28 WIB itu terus berlanjut. Catatan Pemkab Tapanuli Utara, gempa dari pertama sampai malam sekira Pukul 21.00 WIB sebanyak 87 kali.
“Gempa susulan yang terjadi dengan kekuatan 2,1 sampai 2,9 magnitudo,” kata Sekda Tapanuli Utara Indra Simaremare, kemarin.
Sementara itu, kerusakan bangunan milik masyarakat juga bertambah. Total 962 rumah ditambah 184 fasilitas mengalami kerusakan, mulai rusak ringan hingga rusak parah sehingga tidak dapat digunakan.
Masih kata Indra, pihaknya mengimbau warga agar waspada ketika malam hari. Alhasil banyak warga tidur di teras rumah masing-masing.
“Kita telah menyiapkan posko utama di Kantor Bupati Tapanuli Utara. Hari ini, Bupati memberikan sembako kepada warga terdampak,” lanjutnya.
Sementara Lamsiar boru Tobing yang ditemui di halaman rumahnya mengaku masih takut untuk tidur di dalam rumah. Ia bersama keluarganya memilih tidur di halaman untuk mengantisipasi gempa susulan.
“Kami hanya sedikit dari ratusan warga korban gempa yang memilih tidur di teras rumah. Sejak sore tadi, kami sudah mempersiapkan tempat tidur dan peralatan yang lain di halaman ini,” imbuhnya.
Meski seharusnya tidak senyaman di rumah, Lamsiar mengaku akan tetap tidur di teras rumah sampai keadaan benar-benar aman.
“Kami menunggu informasi dari pemerintahan atau kepolisian. Kalau mereka mengatakan sudah aman di dalam, maka kami akan pindah,” pungkasnya.
Hari ini, Minggu (02/10/2022), Gereja HKBP Ressort Pansurnapitu harus beribadah di luar gereja dampak korban gempa. Kondisi gereja dengan kapasitas jemaat 750 orang itu mengalami rusak parah.
Pendeta Ressort HKBP Pansurnapitu Pdt Alensius Silaban yang ditemui di rumah dinasnya, kemarin, menceritakan sedikit kronologi peristiwa yang merusak gereja tersebut.
“Setelah terjadi gempa sekitar pukul 02.30 WIB, kami belum berani keluar. Dan setelah Pukul 05.30 WIB, baru kami membuka pintu gereja,” ujar Pdt Alensius.
Pdt Alensius bersama jajarannya sontak terkejut melihat kondisi dalam gereja. Hampir seluruh atap gereja jatuh tak bersisa.
Penulis  : Giort
Editor    : Mahadi Sitanggang