SIMALUNGUN – Mereka adalah engagement group pertama dari Group of Twenty (G20) yang mengadakan kick off pada Desember 2021. Mereka juga yang pertama menyelesaikan summit. Mereka adalah W20, berisi para perempuan berpengaruh di dunia dari G20 yang pertama menghasilkan komunike.
Hari ini, Selasa (19/07/2022), Konferensi Tingkat Tinggi Women20 (KTT W20) berlangsung di Hotel Niagara (Simalungun) dan The Kaldera (Toba) yang berada persis di tepi Danau Toba, Sumatera Utara.
Dialog dan konferensi dengan fokus pada berbagai topik seperti menangani diskriminasi untuk pembuatan kebijakan kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi perempuan, pertumbuhan ekonomi inklusif bagi perempuan pedesaan dan perempuan dengan disabilitas, dan pendampingan bisnis telah disiapkan.
Hasil dari ini, nantinya dituangkan dalam satu Komunike W20, yang akan disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo sebagai Presidensi G20 (Pemimpin G20).
Di luar sejumlah pejabat tinggi yang hadir dalam pertemuan itu, ada sederet tokoh intenasional dari 18 negara anggota G20 yang hadir dalam pehelatan Summit ini.
Beberapa di antaranya adalah Andrea Grobocopatel dari Argentina, Caitlin Byrne dari Australia, Martine Marandel dari Perancis, Juliana Rosin dari Jerman, Pam Rajput dan H.E. Manoj Kumar Bharti dari India, Lester Asamoah dari United Stated of America, dan Narnia Bohler – Muller dari Afrika Selatan.
Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi menerangkan apa itu W20, seperti di paragraf pertama.
“W20 adalah engagement group pertama dari Group of Twenty (G20) yang mengadakan kick off pada Desember 2021 yang lalu, sekaligus pertama juga menyelesaikan summit dan yang telah menghasilkan komunike. Dokumen ini akan kami serahkan secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo selaku pimpinan G20 Presidensi Indonesia pada penutupan W20 Summit,” kata Uli Silalahi.
Masih kata Uli, terhitung sejak kick off pada Desember 2021 yang lalu, delegasi W20 telah menggelar berbagai diskusi terpadu dengan masukan maupun rekomendasi dari berbagai partner.
Mereka merupakan organisasi yang fokus pada perempuan dan berasal sejumlah negara anggota G20. Melalui komunike yang diserahkan kepada presiden tersebut, Uli berharap berbagai upaya diskusi yang telah dilakukan oleh W20 Presidensi Indonesia dapat membawa isu terkait gender, khususnya perempuan pedesaan dan perempuan dengan disabilitas, sebagai salah satu fokus G20.
Selaras dengan hal tersebut, Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini menambahkan, agenda W20 Summit ini juga diharapkan dapat menciptakan komitmen, kebijakan, hingga rekomendasi menjadi fokus utama G20 terhadap empat poin penting.
Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian.
Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan.
Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan. Keempat, seruan terhadap kesetaraan gender terkait Kesehatan.
Pertemuan yang berlangsung secara hybrid ini akan mengangkat tiga sesi utama. Hari pertama akan dibuka dengan dialog yang mengangkat tema Merperkuat Persaudaraan antara Perempuan untuk Diplomasi Global, Berbagi Inspirasi dan Aspirasi. Hadir antara lain Delegasi W20 Korea Selatan, Minah Kang, Delegasi India, Priti Darooka, serta Delegasi Jerman, Caroline Ausserer.
Sumber : W20 Communications Team
Editor : Mahadi Sitanggang