NINNA.ID – Koalisi perubahan yang diusung NasDem, Partai Demokrat (PD), dan PKS batal dideklarasikan. Batalnya deklarasi itu menarik perhatian sejumlah kalangan, termasuk Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dia menyebutkan, koalisi untuk mengusung capres dan cawapres memang harus dipertimbangkan dengan matang, karena menyangkut masa depan bangsa.
“Bagi PDIP mengapa capres cawapres itu harus dilakukan dengan matang, dengan melihat suasana kebatinan rakyat, dengan menghitung seluruh aspek-aspek politik kemudian ketika diumumkan betul-betul sebagai keputusan yang terbaik,” kata Hasto kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/11/2022).
Disinggungnya juga, adanya pihak yang membentuk koalisi hanya demi mengangkat popularitas. Namun, arah penyataannya itu tidak ada menyebut nama partai, termasuk koalisi perubahan yang terdiri dari NasDem, PD atau PKS.
“Kan ada pihak-pihak yang mengusung capres cawapres bukan dalam konteks kemajuan Indonesia Raya, tapi mendompleng untuk dapatkan efek ekor jas,” ucapnya.
Sekjend PDIP ini memastikan mereka tidak akan melakukan itu. PDIP lebih mementingkan kondisi rakyat daripada popularitas semata.
“PDIP berbeda kami memahami suasana kebatinan rakyat kemudian mencari pemimpin terbaik bagi masa depan,” ujarnya
Koalisi perubahan batal dideklarasikan 10 November kemarin. Gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS ini menepis batalnya deklarasi koalisi karena ada keretakan.
“Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama,” kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11).
Batalnya rencana deklarasi itu, kata Willy, karena PKS masih harus menggelar rapat majelis syuro di Desember nanti. Dari kubu Demokrat, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru saja kembali ke Tanah Air pada 10 November.
“Karena memang, satu, PKS akan rapat majelis syuro itu akhir tahun Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu,” ujarnya.
“Tapi karena diambil panjang maka mempunyai ruang yang cukup, untuk bisa menjangkau semua, mendengar semua. Bukan hanya bagikan visi misi tapi bisa mendengar semuanya,” kata Anies.
Editor : Mahadi Sitanggang