Kisah Penemuan Husapi, Alat Musik Tradisional Batak

NINNA.ID – Dahulu masyarakat Batak Toba begitu antusias  mengembangkan pertanian. Lahan persawahan (lahan basah=hauma) maupun perladangan (lahan kering=dolok dolok) mereka pada waktu itu semuanya ditanami dengan padi.

Kemudian setelah padi mulai berbuah masyarakat lalu membuatkan sebuah alat untuk menghalau burung. Untuk membantu memudahkan pekerjan menghalau burung ini, mereka memajang tali di sepanjang areal tanaman padi tersebut.

Tali yang dipajang tersebut dalam istilah Batak disebut Hotorhotor dan masih eksis sampai masa sekarang. Setiap hari harus ada orang yang menarik Hotorhotor tersebut. Orang yang bekerja menarik hotorhotor disebut Pamuro.

Ketika angin bertiup dengan kencang, tali Hotorhotor tadi akan menghasilkan bunyi mendengung. Hal itu terjadi karena adanya proses perambatan gelombang pada tali.

BERSPONSOR

Nah dikisahkan, Pamuro tadi pun memperhatikan dengan seksama bagaimana angin menghempaskan Hotorhotor tersebut hingga berbunyi. Maka timbullah di benaknya untuk mengembangkan perubahan fisika tersebut pada sebuah kayu. Sampai di sini, ternyata orang Batak sejak dulu memang berbakat sebagai seorang analis.

Singkat cerita, Pamuro tadi pun mencari sebuah balok kayu berukuran besar yang kemudian dikorek hingga berbentuk Solu (sampan). Lalu yang dikorek tadi ditutupnya dengan sebuah kayu yang Tipis, dan pada kayu penutup itu ditariklah 2 tali dari kulit bambu dengan tujuan supaya mengeluarkan suara. Setelah terpasang dengan begitu rapi, kemudian tali tersebut pun dipetik, dan meñgeluarkan nada yang sangat nyaring.

Sejak itu, Pamuro tadi berpikir untuk mengembangkan alat musik itu pada kayu yang kecil agar bisa dibawa kenana-mana. Yang tadinya tali terbuat dari kulit bambu, dia ganti dengan ijuk yang kemudian disebut tali Riman.

Itulah kisah ditemukannya alat musik Husapi (kecapi). Kemudian kecapi tadi mendapat sentuhan seni ukir. Ada yang membuat kepala kecapi diukir menyerupai kepala ayam jantan, gambaran manusia dan gambaran kuda.

TERKAIT  DESA NAWALU - Delapan Penjuru Mata Angin Suku Batak

Seiring waktu, senar dari tali Riman tadi diganti dengan tali senar yang lebih baik dan kuat seperti sejenis nilon maupun logam. Di bagian bawah kepala kecapi yang diukir tadi, dibuat pengatur nada.

BERSPONSOR

Sekarang kecapi dapat digabung dengan alat-alat musik modern seperti keyboard, saksofon dan yang lainnya. Dari sini, muncul musik tradisional Batak yang terkenal, Gondang Kecapi, yang tak kalah menarik dengan aliran musik sekarang ini.

 

Penulis     :  Aliman Tua Limbong
Editor        : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU