Kisah AMQ Cafe & Resto di Pelabuhan Simanindo yang Bertahan Berkat KUR

Samosir, NINNA.ID-Di atas sebuah gedung yang menghadap langsung ke Danau Toba, aroma kopi menyeruak lembut setiap malam.

Bukan sekadar tempat minum kopi, kafe kecil ini adalah saksi bisu perjuangan sepasang suami istri yang menempuh jalan berliku dalam membangun usaha.

Dan di balik semua itu, ada satu kunci yang terus menopang mereka selama tujuh tahun terakhir: Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

“Di atas gedung ini, ada usaha kita,” ucap Yan C Sasabone, menyapaku dengan senyum bangga.

“Dulu, belum ada bangunan ini, kami mulai dari rumah. Sedikit demi sedikit, dengan dukungan KUR, pelan-pelan usaha ini naik.”

Usaha itu kini bernama AMQ cafe & Resto sekaligus tempat tongkrongan anak muda yang buka sampai malam.

Ide sederhana: membuka cafe malam hari, agar tetap bisa bertahan saat siang sepi karena sepinya lalu-lalang wisatawan. Strategi ini terbukti jitu.

Kisah dari Jakarta ke Samosir

BERSPONSOR

Semua berawal dari 2010. Hetty Boru Malau dan suaminya, Yan C Sasabone, merantau ke Jakarta

Ia bekerja di BUMD, suaminya bekerja di kapal ferry. Tapi sejak melahirkan, ia memutuskan berhenti kerja dan pulang kampung.

Dari “liburan” itu, justru muncul babak baru. Saat melamar pekerjaan di kapal KMP Sumut dan diterima sebagai tenaga keuangan, ia memilih menetap. Lalu, perlahan membangun usaha kecil.

“Dari awal, usaha kami ini hidup karena dorongan. Termasuk dari pinjaman kecil yang naik-naik-naik lewat KUR,” ujarnya.

- Advertisement -
Suasana AMQ cafe & Resto di Pelabuhan Simanindo
Suasana AMQ cafe & Resto di Pelabuhan Simanindo

Pinjaman pertama lewat KUR hanya sekitar 20 juta rupiah. Tapi dari tahun ke tahun, karena kebutuhan dan kepercayaan bank meningkat, jumlahnya bertambah. Kini sudah mencapai 50 juta.

“Yang terakhir ini tenornya tiga tahun. Sejauh ini cicilan bulanan masih aman, belum sampai 1,6 juta per bulan,” jelas Yan C

Antara Modal dan Realita UMKM

KUR dari BRI bukan hanya soal angka. Lebih dari itu, ia jadi sumber napas. Dana digunakan untuk menambah modal, membeli perlengkapan, memperbaiki interior cafe, hingga menyewa gedung.

TERKAIT  Link Nonton Film Yowis Ben Finale Full HD, Jangan Akses Bioskopkeren, LK21, Atau Rebahin

“Awalnya kami sewa sampai sejutaan per bulan. Tapi kami ajukan permohonan, karena ini UMKM. Akhirnya turun jadi 550 ribu. Itu pun berat bagi sebagian penyewa lainnya.”

Tak sedikit kios lain yang gulung tikar di Pelabuhan Simanindo. Di Pelabuhan Ambarita, bahkan katanya hampir tak ada lagi yang bertahan. Tapi warung kopi ini berbeda. Karena mereka tidak hanya menunggu wisatawan. Mereka juga menyasar warga lokal.

“Kami bikin konsep nongkrong malam. Anak-anak muda yang pulang kerja bisa datang, lepas penat. Ada kopi, ada karaoke.

Buka sampai jam 12 malam,” katanya sambil tertawa kecil. “Hitung-hitung, kalau sehari dapat 300-500 ribu, itu sudah puji Tuhan.”

Pelabuhan Simanindo
Suasana Pelabuhan Simanindo tempat Yan C menjalankan usahanya. (foto: Damayanti)

Perubahan Pilihan Hidup

Yan C, sang suami, kini tak lagi bekerja di kapal. Ia memilih untuk menetap, membantu istri membangun usaha.

“Sebenarnya bukan dia yang memilih. Saya yang minta,” ujar sang istri boru Malau yang berprofesi sebagai Humas PT KMP Sumut.

“Karena usia juga sudah 53, lebih baik fokus ke usaha sini.”

Kini, di usia yang matang, mereka berdua memilih menjalani hidup sederhana tapi penuh makna.

Mengelola usaha kecil di pinggir danau. Memberi tempat bagi masyarakat sekitar untuk berkumpul, tertawa, dan berbagi secangkir kopi.

KUR yang Menghidupkan

Tanpa KUR, mungkin cafe kecil itu tak pernah berdiri.

“Banyak yang bilang kecil, tapi bagi kami ini besar. Karena KUR itu bukan hanya pinjaman, tapi harapan.”

Mereka kini sudah bertahan tiga tahun di lokasi itu.

Dari tujuh kios, tiga masih aktif, sisanya kosong. Tapi mereka tetap yakin.

Yan C Sasabone
Yan C Sasabone sedang mempersiapkan kopi (foto: Damayanti)

Selama masih bisa membayar cicilan dan tetap membuka pintu setiap malam, usaha itu akan terus hidup.

Karena di atas gedung itu, tak hanya ada kopi. Tapi juga ada cerita cinta, perjuangan, dan kepercayaan pada masa depan yang dibangun sedikit demi sedikit — bersama KUR.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU