NINNA.ID – Jagat maya dibuat heboh dengan aksi pamer aurat di video TikTok oleh 4 bersaudara. Meski termasuk upaya menghibur sesama, namun aksi ini dianggap sebagai gangguan mental, demikian penjelasan dari psikolog.
Seperti video tiktok 4 bersaudara, sebagian selebritis wanita semakin terkenal karena seringnya memamerkan tubuh seksi dan indahnya.
Nama-nama yang termasuk di antaranya, Nikita Mirzani, Vanessa Angel dan Anya Geraldine. Kebiasaan mengumbar aurat wanita ini ternyata bukan hal biasa. Ini penjelasannya.
Harus diakui, berkembangnya teknologi membuat penyebaran informasi menjadi begitu cepat.
Jika dulu, foto seksi model atau selebritis wanita hanya bisa dilihat di majalah-majalah dewasa, sekarang hal itu sudah tidak lagi sama. Saat ini, siapa saja bisa dengan leluasa memamerkan keseksiannya melalui akun media sosial.
Foto-foto dengan pose sensual itu juga bisa diakses serta dilihat siapa saja, tanpa batasan.
Dilanisr dariInsertlive.com, seorang psikolog, Zoya Armin mengatakan bahwa perilaku yang suka memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang seharusnya ditutupi itu termasuk dalam penyimpangan seksual.
Jadi gejala yang disebut penyimpangan seksual bukan hanya kecenderungan perasaan tertarik pada objek yang salah. Tindakan mengunggah foto seksi yang terlihat biasa itu ternyata termasuk dalam perilaku menyimpang.
Sekali mengunggah foto seksi mungkin tidak akan dikategorikan dalam perilaku menyimpang. Namun jika hal tersebut dilakukan sangat sering dan bahkan menjadi kebiasaan maka bisa dipastikan pelakunya mengidap gangguan tertentu.
Adalah Eksisbisionis, sebuah gangguan yang terjadi ketika seseorang merasa sangat puas jika bagian-bagian tubuh rahasianya justru dilihat banyak orang.
Indonesia sebagai negara dengan adat ketimuran yang masih dijunjung tinggi tentu masih menganggap bahwa foto setengah telanjang merupakan hal tabu. Tak heran jika unggahan foto publik figure yang dinilai seksi pasti mendatangkan komentar.
Semua komentar yang dihasilkan itu justru menjadi sumber kepuasan bagi pengidap Eksisbisionis. Tak peduli apakah itu komentar baik atau buruk, dia akan tetap merasa senang.
Gejala yang lebih parah dari gangguan Eksisbisionis adalah perilaku suka memamerkan alat kelamin, tidak hanya sekadar bagian tubuh tertentu.
Tidak peduli di mana tempatnya, orang dengan gangguan ini bisa dengan tiba-tiba membuka pakaiannya dan menunjukkan bagian tubuh termasuk alat kelamin pada siapa saja yang ditemuinya. Hal ini dirasakannya sebagai sebuah kepuasan.
Apalagi jika orang yang melihatnya menunjukkan ekspresi kaget atau takut, penderita Eksisbisionis justru akan merasa kepuasannya berlipat-lipat. Pada saat melakukan hal tersebut, penderita Eksisbisionis tidak memikirkan konsekuensi sosial maupun hukum dari tindakannya.
Hal utama bagi dirinya adalah kenikmatan seksual yang biasanya didapat dari tindakan masturbasi yang menyertai perilaku tersebut.
Citra dalam media sosial ini ternyata dikhawatirkan oleh akademisi sebagai sumber ketidakpuasan wanita muda pada bentuk tubuhnya.
Dalam jurnal yang dipublikasikan di BodyImage, Jasmine Fardouly dan Lenny Vartanian membahas tentang pengaruh Facebook terhadap kepuasan wanita terhadap tubuhnya. Keduanya merupakan staf pengajar di jurusan Psikologi, Universitas New South Wales, Australia.
Dalam penelitian yang dilakukan tahun 2014 itu, hasil menunjukkan wanita akan lebih memerhatikan bentuk tubuh dan keseksian ketika mendapat komentar negatif dari Facebook.
Studi ini meneliti lebih dari 150 cewek. Responden selama lima hari mendapat pertanyaan kuis lima kali sehari tentang pengaruh media sosial dalam bentuk tubuh.
Sekitar 70% responden yang berusia 18-35 secara rutin mengedit foto mereka agar tampil lebih seksi di media sosial.
Wanita juga akan menjalani diet atau olahraga lebih sering ketika sering dibandingkan dengan wanita lain di Facebook. Dengan tampil seksi, mereka tampil lebih percaya diri dan bisa mengekspresikan diri mereka sendiri.
Namun, sebuah studi dari Universitas Colorado, AS mengatakan bahwa seseorang menampilkan keseksian di publik sebenarnya mendapat tekanan yang luar biasa dari masyarakat.
Jurnal tersebut dipublikasikan di APA PsycNET berjudul “The price of sexy: Viewers’ perceptions of a sexualized versus nonsexualized Facebook profile photograph.”
Eileen Zurbriggen seorang profesor di Universitas Colombia mengatakan bahwa jejak digital foto seksi wanita muda ini akan selamanya berada di internet. Oleh karena itu, wanita muda ini akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
“Ketika foto diunggah di Facebook atau di manapun, foto tersebut akan abadi di internet. Sekarang, foto seksual yang diposting tersebut bisa memengaruhi ketertarikan perusahaan untuk mempekerjakan wanita tersebut,” kata Eilen.
Dari penjelasan psikolog tadi, kita jadi bisa memahami kenapa selalu ada aksi pamer aurat seperti video TikTok oleh 4 bersaudara, termasuk juga dari kalangan selebriti wanita.