TOBA – Sejatinya penunjuk arah atau papan penunjuk jalan adalah sarana untuk mempermudah pengunjung atau pun pengendara untuk menuju suatu tempat yang akan dituju.
Penunjuk jalan ini biasa kita temui menjelang persimpangan jalan, sehingga pengendara bisa memilih mau belok ke kiri atau ke kanan atau memilih jalan lurus ke depan. Namun apa jadinya jika penunjuk arah justru menyesatkan orang yang mengikuti arah sesuai yang tertera di papan penunjuk jalan? Atau adakah penunjuk jalan menuju sebuah destinasi wisata yang kalau diikuti malah membuat bro dan sista tak kunjung sampai di tempat tujuan?
Berikut ada sebuah penunjuk jalan yang jelas-jelas menyesatkan jika diikuti. Sebuah papan penunjuk jalan yang dipasang di pinggir jalan lintas Sumatera, tepatnya sebelum simpang Bandara Sibisa/Bukit Gibeon di Aeknatolu, Desa Aeknatolu Jaya, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara ini contohnya.
Kalau kita datang dari arah Balige menuju Medan, papan penunjuk jalan ini berada di sebelah kiri. Di sana tertulis : Rumah Adat Jangga Dolok, Taman Eden 100 dan Parapat dengan tanda panah tegak lurus (artinya jalan terus ke depan).
Bagi yang mau menuju Kota Parapat, papan penunjuk jalan ini tentu sudah benar. Namun bagi yang mau berlibur ke Taman Eden 100 maupun hendak mengunjungi Rumah Adat Jangga Dolok jika mengikuti arah yang tertulis di papan penunjuk jalan ini maka tempat yang dituju akan semakin jauh terlewat alias tidak akan ketemu. Sebab ketika kita membaca papan penunjuk yang mengisyaratkan kita untuk terus lurus ke depan, justru tempat wisata Taman Eden 100 dan Rumah Adat Jangga Dolok sudah tertinggal di belakang beberapa kilo meter.
Misinformasi papan penunjuk jalan ini sudah pernah diupload di salah satu medsos netizen sekitar 4 tahun yang lalu. Artinya papan penunjuk yang bikin sesat ini sudah dikritik bertahun tapi tetap tidak ada perbaikan.
Postingan itu ramai mendapat komentar. Satu komentar ada menambah sindirian demikian.
“Ini sudah benar, artinya dari tempat papan penunjuk ini berdiri, bagi yang mau ke Rumah Adat Jangga Dolok maupun Taman Eden 100, silahkan lanjut dulu ke Parapat lalu nanti belok ke Seribu Dolok via Simarjarunjung, terus ke Sidikalang – Dolok Sanggul- Siborongborong – Balige lalu ke Porsea dan tiba di Jangga Dolok”
Namun pemilik Taman Eden 100, Marandus Sirait meluruskan tentang papan penunjuk arah menyesatkan itu. Kepada ninnaA dia mengatakan, tetap berharap pihak terkait segera memperbaikinya.
Papan penjunjuk arah itu jelas sangat merugikan bagi Taman Eden 100. Marandus juga sudah pernah menyampaikan hal itu ke dinas terkait di kabupaten bahkan propinsi, namun sudah hampir 5 tahun berlalu, belum ada tanggapan sama sekali.
“Gak tahu kita pekerjaan itu tanggung jawab siapa, padahal kalau papan penunjuk itu kita turunkan bisa saja awak kena pidana,” kata Marandus.
Lalu begitu semrawutnya kah papan penunjuk jalan di salah satu kawasan Kaldera Toba yang disebut sebagai kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas?
Apabila bro dan sista, menemukan papan penunjuk yang disebut di atas harap diabaikan saja ya. Lebih baik bertanya pada penduduk sekitar atau boleh juga pantengin selalu ninna.id yang senantiasa setia update berita wisata dari kawasan Kaldera Toba.
Penulis : Asmon Pardede
Editor : Mahadi Sitanggag