NINNA.ID – Kader Parti Golkar dilaporkan semakin banyak mendukung Gubernur Jawa Bara Ganjar Pranowo untuk maju menjadi Capres 2024. Hal itu ditengarai karena Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto hingga saat ini masih belum bisa menyaingin nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Menanggapi adanya gerakan kader partai mendukung sosok di luar partai seperti Ganjar Pranowo yang jelas adalah kadera PDI Perjuangan, Politisi Partai Golkar Maman Abdurrahman menyatakan tidak masalah dengan hal tersebut.
Dia mengatakan, dukungan kader Golkar ke sosok lain itu tidak merupakan masalah bagi internal partai. Persoalan utama adalah, siapa nanti yang akan didukung secara resmi oleh Partai Golkar.
“Jadi, sekarang mau bilang Ganjar Pranowo surveinya 100 persen, Anies 1.000 persen, Prabowo 500 persen, kalau enggak ada dukungan partai, bagaimana?” kata dia.
Sebelumnya, survei yang dilakukan Charta Politica mengataka nama Ganjar Pranowo saat ini sekitar 42,8 persen untuk menjadi presiden selanjutnya. Maman Aburahman lalu menanggapi hal itu, Jumat (23/12/2022).
Hasil survei Charta Politika Indonesia telah merilis, pemilih PDIP, Golkar, dan PPP dominan mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden.
Ada 68,3 persen pemilih PDIP mendukung Ganjar menjadi presiden. Kemudian, 37,3 persen pemilih Partai Golkar dan 27,8 persen pemilih PPP.
Namu Maman mengatakan, banyak faktor pendukung yang membuahkan hasil survey itu demikian.
“Pemetaan survei tentunya banyak banget faktor-faktor,” katanya.
Survey-seurvey itu, kata dia hanya menjadi salah satu referensi saja, dan hanya mewakili persepsi publik yang terbatas. Terlepas dari itu semua, dia bersikukuh, pegangan Partai Golkar dalam mengusung calon presiden, yaitu dukungan partai.
“Selesai. Enggak kurang enggak lebih,” ujarnya.Tak hanya itu, Maman menyatakan elektabilitas hasil lembaga survei merupakan syarat non-formal untuk memutuskan calon presiden.
“Jadi bagi kami, hasil survei terhadap ketua umum merupakan suatu proses dan dinamika berpolitik di Indonesia,” tuturnya.
Apapun dan siapaun yang melakukan survey saat ini, kata Maman, mereka dengan hasil-hasilnya harus tetap dihargai dan dihormati.
“Akan tetapi, belum tentu dan tidak bisa dijadikan sebagai rujukan saja dalam mengambil keputusan. Jadi, saya pikir sesederhana itu saja,” kata dia.
Editor : Mahadi Sitanggang