NINNA.ID – Meski masih belum berhenti menguak masa lalunya yang menjadi simpanan pria beristri selama empat tahun, Denise Chariesta kini kembali membagikan momen pembersihan diri atau melukat yang biasa dilakukan masyarakat Bali.
Dalam postingan di akun instagramnya, dengan caption “harusnya bulan ini, gue sudah punya anak baby.”
Denise Chariesta membagikan momen saat dirinya menjalani proses melukat di Bali. Ia mengungkapkan sudah melakukan dosa banyak selama hidupnya.
Saat menjalani melukat Denise juga terlihat menangis terisak-isak seraya mengakui dosanya sebagai pelakor. Denise menegaskan tangisannya dalam proses melukat bukan karena RD.
Air matanya yang mengalir murni karena mengakui dosa-dosa dan penyesalannya selama hidupnya.
“Gua nangis bukan untuk dia. Jadi jangan geer. Gua nangis karena penyesalan yang ada di diri gue,” kata Denise Chariesta di Instagramnya @denisechariesta91, dilansir pada Senin, 5 Desember 2022.
Denise juga mengungkapkan perasaannya setelah melukat. Ia lebih plong dan jauh berbeda dari sebelumnya. Kini, ia lebih menerima dirinya sendiri.
“Ya tapi, apapun itu, sekarang gua jadi lebih plong. Beda banget kan gue yang sekarang sama yang kemaren pas awal-awal gua cerita. Gue lebih menerima diri gue,” lanjutnya.
Pengusaha bunga itu juga berjanji tidak akan membiarkan asir matanya yang menetes terbuang sia-sia, sehingga ia menyampaikan agar pihak RD tidak geer.
“Dan gue tidak akan membiarkan air mata yang gue keluarkan itu sia-sia. Karena gue gak mau pihak sono kegeeran lagi,” paparnya.
Meskipun melukat membuatnya lebih plong, Denise Chariesta menyampaikan akan tetap melanjutkan konten Da Tau series hingga 11 episode.
“Gue akan tetep lanjut da tau series sampe 11. tenang aja,” tutup Denise Chariesta soal kelanjutan Da Tau series yang membongkar masa lalunya saat menjadi selingkuhan RD, yang diduga kuat Regi Datau alias suami Ayu.
Apa itu Melukat?
Melansir Wikipedia, Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia.
Upacara ini dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu hingga saat ini. Pensucian secara rohani artinya menghilangkan pengaruh kotor/klesa dalam diri.
Tradisi ini dilaksanakan di pura Tirtha Empul, Tampaksiring, Bali, Indonesia.
Melukat berasal dari kata sulukat yakni su yang berarti baik dan lukat yang artinya pensucian. Upacara Melukat dipimpin oleh seorang pemangku.
Sesajian seperti prascita dan bayuan yang disiapkan dengan diberikan mantra-mantra.
Orang yang akan diupacarai akan dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Setelah proses pemantraan selesai, orang yang akan diupacarai disiram dengan airkelapa gading.
Setelah mandi air kelapa gading, ritual dilanjutkan dengan pemandian di danau, sungai, laut atau tempat pemandian yang diyakini membawa berkah.
Upacara ini dilakukan pada saat bulan purnama, tilem, Kajeng Kliwon.
Upacara Melukat sering dilakukan beramai-ramai, misalnya oleh sekolah, jawatan, pemerintahan, atau masyarakat setempat.
Upacara ini dilaksanakan di tempat bersejarah, di pura, tempat pemandian, dan laut yang ada di Bali.