Intinya Sama-sama Wisata

NINNA.ID – Ada beberapa istilah muncul di bidang pariwisata yang sempat membuatku bertanya apa bedanya desa wisata, ekowisata, dan ecovillage. Belakangan, aku coba cari tahu, apa artinya desa wisata melalui Wikipedia. Di sana disebutkan desa yang dijadikan tempat wisata karena daya tarik yang dimilikinya.

Ekowisata artinya wisata alam. Tapi, secara lengkap artinya kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam. Ecovillage memiliki arti yang mirip dengan ekowisata. Namun, ecovillage menonjolkan keterlibatan masyarakat desa dalam pemanfaatan lingkungan. Namun, ketiga istilah tadi intinya adalah wisata.

Beberapa kali teman-temanku minta dikawani ke beberapa tempat menarik di Kawasan Danau Toba. Ada yang minta ditemani keliling Samosir. Ada yang penasaran ingin lihat Kaldera Nomadic Escape. Ada yang ingin ke Bukit Holbung, dan tempat menarik lainnya.

Belakangan, setelah kulihat kembali foto-foto kawan yang selama ini kutemani jalan, aku sadar sebenarnya aku sudah jadi pelaku desa wisata. Hanya saja, aku tidak menjalankan bisnis apapun di bidang pariwisata. Aku senang menerima tamu yaitu kawan-kawanku untuk menginap di rumah. Pun senang menemani mereka touring. Ada orang Indonesia dan dari luar negeri.

Thomas Fuller, seorang dokter dan penulis dari Inggris pada abad ke-17, menulis ”Orang yang sering berwisata mengetahui banyak hal.”

BERSPONSOR

Kutipan tersebut tepat sekali. Sering sekali kawan-kawan akan bertanya beberapa hal dan itu akan memaksaku untuk meriset, mencari tahu jawabannya dari beberapa sumber.

Misalnya, pernah seorang kawan dari Amerika Serikat bertanya, mengapa pintu masuk ke Rumah Batak itu sempit dan pendek. Mengapa banyak kedai tuak di Kawasan Danau Toba, dan hal-hal unik lain yang mereka tidak pernah lihat di negara mereka. Karena sering menemani kawan-kawan dari luar negeri, aku jadi sadar tidak semua bule senang berpakaian ketat atau seksi. Itu menambah pengetahuanku tentang orang asing.

TERKAIT  Jembatan Tano Ponggol: Kado Besar Jokowi-Luhut, Daerah Berbuat Apa?

Perdamaian
Pada Konferensi Internasional Pariwisata di Manila, tahun 1980-an, pariwisata dikatakan dapat dijadikan elemen penting untuk perdamaian dunia. Dengan berjumpa, mengenal satu sama lain yang berbeda asal negara, mampu mengoreksi salah pengertian dan menghilangkan prasangka.

Itu pula yang kurasakan. Semasa SD dan SMP. guru IPS dan Sejarah menceritakan betapa kejam penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang. Saat itu aku beranggapan orang Belanda dan Jepang itu sangat kejam.

BERSPONSOR

Akan tetapi, setelah aku berteman dengan mereka yang dari Belanda dan Jepang, aku tidak lagi berprasangka mereka manusia penjajah dan kejam. Aku juga sempat ceritakan ke mereka cerita tentang penjajahan tersebut. Mereka bertanya balik ke aku, apakah aku masih menyimpan prasangka setiap lihat orang-orang dari negara mereka. Lalu ku balas dengan senyuman dan menggelengkan kepala.

Well, balik ke topik tentang desa wisata, aku pernah berpikir mengapa muncul ide desa wisata dalam benak Presiden Jokowi. Tapi, dari ide untuk menjadikan desa wisata ini aku sadar Pak Jokowi punya impian agar desa-desa memperoleh penghasilan dari sektor wisata. Selain itu, lewat wisata, orang-orang di desa dapat mengenal orang-orang di luar desa mereka bahkan orang asing. Semoga program Desa Wisata ini terus berlanjut dan tidak terhenti jika kelak presiden berganti.

 

Penulis  : Damayanti Sinaga
Editor     : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU