Ini Sejumlah Hantu yang Dikenal Masyarakat Batak

NINNA.ID – Ke mana pun kita pergi, yang namanya hantu akan selalu ditemukan dalam berbagai bahasa. Kalau kita ke Kalimantan, biasanya ada hantu disebut Kuyang. Kalau kita ke Jawa, biasanya hantu disebut Kuntilanak.

Nah bagaimana kalau kita di tanah Batak, apa sebutan hantu di sini? Bukan genderuwo, bukan juga pocong, apalagi vampir. Begu. Ya, hantu di tanah Batak disebut begu.

Kalau kita melihat dalam kamus bahasa Batak Toba yang ditulis oleh Op. Faustin Panjaitan, begu diartikan sebagai “tondi ni namate”.

Dalam bahasa Indonesia, berarti roh atau arwah orang mati. Dalam keyakinan orang Batak dahulu, roh seseorang yang sudah meninggal akan menjadi begu.

Sebagaimana manusia, ternyata begu pun memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Ada yang suka mengganggu, ada juga yang cuek.

Berdasarkan pengalaman sehari-hari orang Batak, berikut nama-nama begu beserta karakteristiknya:

1. Homang

Begu ini memiliki karakteristik berambut panjang menutupi kepala sampai ujung kaki. Tubuhnya mungil dan wajahnya tidak pernah terlihat.

BERSPONSOR

Homang biasanya bersemayam di pohon Beringin yang sudah memiliki banyak akar gantung.

Hal yang membuat Homang begitu dikenal oleh masyarakat Batak adalah suaranya yang bisa memberitahukan pertanda baik dan buruk.

Jika Homang mengeluarkan suara melengking, itu diyakini sebagai pertanda akan adanya kabar baik seperti orang menikah atau melahirkan. Sebaliknya apabila Homang mengeluarkan suara terisak-isak, maka itu diyakini sebagai pertanda akan adanya kabar buruk seperti orang meninggal.

Homang hanya akan mengeluarkan suara pada saat bulan tula (purnama) yang tidak disertai hembusan angin.

- Advertisement -

Selain itu, rambut Homang diyakini memiliki khasiat sebagai obat dan jimat. Belakangan ini, Homang sudah jarang terdengar.

Menurut para orang tua yang masih hidup, hal itu dikarenakan banyaknya suara mesin chainsaw dan motor yang membuat Homang ketakutan.

2. Sigulambak (Sibehet-behet)

Begu ini pada dasarnya berupa musang tua yang dirasuk setan. Ciri-cirinya adalah mengeluarkan suara seperti kambing.

Sigulambak diyakini suka mengunjungi losung aek (lesung air) untuk mencuri dedak warga. Beberapa orang yang mengaku pernah melihat makhluk ini menceritakan bahwa Sigulambak bisa berbicara seperti manusia.

Sesekali, Sigulambak meminta digendong pada orang orang yang menemukannya di jalan sepi pada sore atau malam hari.

Jika orang itu bukan penakut, ia akan bersedia menggendong Sigulambak. Namun begitu tiba di perkampungan, ketika Sigulambak minta diturunkan, maka orang itu akan mengikat dan menyembelihnya.

TERKAIT  Wakil Bupati Samosir Pimpin Upacara Hardiknas 2025

Sebaliknya, jika seorang penakut bernasib sial bertemu Sigulambak, ia akan digelitiki sampai mati ketawa.

3. Begu Nurnur

Begu yang satu ini memiliki perwujudan seperti nyala api yang berwarna pucat. Ia muncul pada malam hari dengan cahaya yang berkedip-kedip.

Begu ini tidak mengganggu secara langsung namun menakutkan bagi orang yang melakukan perjalanan malam.

4. Begu Antuk

Begu inilah yang diyakini sering membuat orang pajumpang-jumpangon (pucat dan pingsan).

5. Begu Ganjang (Sigumoang)

Begu ini merupakan bagu yang paling ditakuti dan dikenal hampir seluruh masyarakat Batak. Bagaimana tidak, di tanah Batak pernah terjadi beberapa kali persekusi oleh masyarakat terhadap orang-orang yang dicurigai membuat perjanjian dengan setan.

Menurut beberapa orang yang memiliki kemampuan melihat makhluk astral, begu ini memiliki wujud yang menjulang tinggi dan berwarna hitam.

Konon ceritanya, Begu Ganjang awalnya merupakan seorang anak manusia yang dipelihari oleh tuannya sejak kecil.

Selama hidupnya, segala keinginannya dipenuhi oleh tuannya. Ketika si anak dirasa sudah cukup dewasa, maka tuannya akan bertanya, “hutumpan ma ho gabe sibiangsaku (apakah engkau sudah siap kujadikan sebagai pesuruhku)?”.

Jika si anak menjawab “sudah”, maka tuannya akan memulai ritual dengan cara memasukkan si anak ke dalam kuali yang dibakar dengan api.

Tubuh si anak yang sudah berubah menjadi minyak berfungsi sebagai penangkal dan obat. Sementara tulang belulangnya itulah yang menjadi obyek pemanggil arwah si anak untuk disuruh melakukan hal-hal yang diinginkan oleh tuannya.

Biasanya, jika seseorang meninggal dalam kondisi leher membiru, maka dicurigai orang tersebut dicekik oleh Begu Ganjang.

Untuk mengantisipasi gangguan Begu Ganjang, banyak orang meyakini tumbuhan Jarango sebagai penghalang karena tidak disukai oleh Begu Ganjang.

Sebagian orang lagi meyakini dengan mengatakan Sanjongkal Tunduk Sigumoang, akan membuatnya menjauh.

Pembahasan Begu Ganjang merupakan suatu hal yang meninggalkan trauma mendalam bagi banyak orang Batak, entah itu yang merasa jadi korban maupun bagi yang dituduh sebagai pelaku. Termasuk masyarakat yang ketakutan.

Itulah beberapa begu yang dikenal oleh masyarakat Batak. Terlepas dari apa kepercayaan kita masing-masing, konsep tentang begu merupakan salah satu produk dari kebudayaan kita sebagai sebuah etnis yang besar karena berkaitan dengan kepercayaan.

Penulis   : Gomgom Lumbantoruan
Editor     : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU