Medan, NINNA.ID– Industri peternakan di Sumatera Utara terus menunjukkan perkembangan positif, meskipun dihadapkan oleh sejumlah tantangan struktural. Berdasarkan Statistik Perusahaan Peternakan Provinsi Sumatera Utara 2023, sektor peternakan memberikan kontribusi sebesar 1,77 persen terhadap PDRB Sumatera Utara.
Laporan terbaru ini menyoroti pertumbuhan jumlah perusahaan, penyerapan tenaga kerja, biaya produksi, dan dinamika laba-rugi dalam subsektor unggas serta ternak besar dan kecil.
Pada tahun 2023, jumlah perusahaan peternakan meningkat menjadi 27 perusahaan, terdiri dari:
- 15 perusahaan peternakan unggas
- 12 perusahaan ternak besar dan kecil
Ada kenaikan sebanyak 5 perusahaan dibandingkan tahun 2022. Peningkatan tersebut menunjukkan adanya potensi ekonomi dari subsektor ini, meskipun masih didominasi usaha berskala menengah.
Kegiatan utama:
- Perusahaan unggas fokus pada pembibitan ayam pedaging dan petelur.
- Perusahaan ternak besar dan kecil lebih menekankan pada penggemukan ternak seperti sapi potong, kerbau, dan babi​.
Penyerapan Tenaga Kerja
Sektor peternakan di Sumatera Utara berhasil menciptakan 2.864 lapangan kerja di tahun 2023, dengan rincian sebagai berikut:
- Perusahaan unggas menyerap 2.170 pekerja (2.077 tetap dan 93 tidak tetap).
- Perusahaan ternak besar dan kecil menyerap 694 pekerja (585 tetap dan 109 tidak tetap).
Namun, tenaga kerja laki-laki masih mendominasi dengan proporsi 86,73 persen, sementara pekerja perempuan hanya 13,24 persen. Kondisi ini mencerminkan perlunya keseimbangan gender dan pemberdayaan perempuan dalam sektor peternakan​.
Struktur Biaya Produksi
Salah satu tantangan utama dalam usaha peternakan adalah biaya produksi yang tinggi, terutama untuk pakan ternak.
- Peternakan unggas menghabiskan biaya produksi sebesar 1,5 triliun rupiah, dengan pengeluaran pakan mencapai 58,1 persen dari total biaya.
- Peternakan ternak besar dan kecil menghabiskan biaya produksi sebesar 366 miliar rupiah, dengan pakan menyumbang 46 persen, diikuti pengeluaran lainnya sebesar 44,1 persen​.
Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada pakan ternak masih menjadi beban signifikan bagi industri peternakan. Solusi seperti inovasi pakan lokal dan peningkatan efisiensi produksi menjadi kebutuhan mendesak.
Produksi dan Laba-Rugi Perusahaan
Terdapat dinamika menarik terkait produksi dan laba-rugi dalam subsektor ini:
- Perusahaan unggas
- Produksi final stock berupa DOC/DOD mencapai 186,79 juta ekor.
- Produksi telur mencapai 319 juta butir dengan total nilai produksi mencapai 1,97 triliun rupiah.
- Perusahaan unggas mencatat laba sebesar 470 miliar rupiah setelah dikurangi total pengeluaran​.
- Perusahaan ternak besar dan kecil
- Nilai produksi dari pertambahan bobot ternak mencapai 299,11 miliar rupiah.
- Sayangnya, perusahaan ini mengalami kerugian sebesar 65,7 miliar rupiah akibat tingginya biaya produksi yang tidak sebanding dengan pendapatan​.
Kerugian ini menjadi catatan penting untuk mencari solusi peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, khususnya dalam pakan ternak dan ongkos tenaga kerja.
Peluang dan Tantangan
Subsektor peternakan memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian Sumatera Utara, namun beberapa tantangan perlu segera diatasi:
- Ketergantungan Pakan Impor: Tingginya biaya pakan berdampak pada efisiensi produksi.
- Keseimbangan Gender: Pekerja perempuan masih minim, sehingga perlu program pemberdayaan khusus.
- Produktivitas Ternak: Diperlukan teknologi modern untuk meningkatkan pertumbuhan dan penggemukan ternak.
- Infrastruktur Distribusi: Keterbatasan akses transportasi menghambat pemasaran produk ternak ke pasar domestik dan ekspor.
Kesimpulan: Mendorong Peternakan Berkelanjutan
Industri peternakan di Sumatera Utara, meskipun menghadapi tantangan signifikan, tetap memiliki peluang besar. Dengan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan efisiensi produksi, inovasi teknologi pakan, dan peningkatan akses pasar, subsektor ini dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah.
Sementara itu, peningkatan produktivitas tenaga kerja, keseimbangan gender, dan manajemen biaya yang baik menjadi kunci keberlanjutan usaha peternakan di masa depan.
Penulis: Damayanti Sinaga
Sumber Data: Statistik Perusahaan Peternakan Sumatera Utara 2023 (BPS)