NINNA.ID – Jagat media tengah dibanjiri beragam komentar atas bahwa Indonesia terancam sanksi FIFA dan IOC karena menolak kehadiran Israel. Bagaimana proses dan dampak hukuman yang diterapkan lembaga sepak bola tersebut?
FIFA, organisasi sepak bola internasional terbesar di dunia, memiliki kekuasaan untuk memberikan sanksi kepada negara jika terjadi pelanggaran terhadap aturan sepak bola internasional.
Sanksi tersebut dapat berupa larangan berpartisipasi dalam turnamen sepak bola internasional atau denda yang signifikan.
Sebagai badan pengatur sepak bola internasional, FIFA bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aturan-aturan yang telah ditetapkan dipatuhi oleh semua negara anggota.
Ini mencakup aturan tentang peraturan permainan, transfer pemain, dan tindakan diskriminasi dalam sepak bola.
Jika sebuah negara melanggar aturan-aturan tersebut, FIFA memiliki otoritas untuk memberikan sanksi.
Salah satu contoh sanksi yang pernah diberikan oleh FIFA adalah larangan bagi Nigeria untuk berpartisipasi dalam turnamen sepak bola internasional karena campur tangan pemerintah dalam urusan federasi sepak bola negara itu.
Larangan ini mempengaruhi tim nasional Nigeria dan membuat banyak pemain Nigeria terkena dampaknya.
Namun, memberikan sanksi kepada sebuah negara bukanlah hal yang mudah dilakukan.
FIFA harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memutuskan untuk memberikan sanksi.
Beberapa faktor tersebut meliputi seberapa serius pelanggaran tersebut, dampak dari pelanggaran terhadap sepak bola internasional, dan apakah sanksi tersebut akan efektif dalam mencegah pelanggaran di masa depan.
Selain itu, FIFA juga harus memperhatikan keseimbangan antara memberikan sanksi dan tidak merugikan pemain dan penggemar sepak bola dari negara yang terkena sanksi.
Pemain dan penggemar tidak bersalah atas tindakan pemerintah atau federasi sepak bola dari negara mereka.
Dalam beberapa kasus, FIFA telah menggunakan sanksi sebagai alat untuk mendorong perubahan positif dalam sepak bola.
Sebagai contoh, FIFA memberikan sanksi kepada Afrika Selatan selama bertahun-tahun karena praktik diskriminatif dalam sepak bola.
Sanksi ini memberikan tekanan pada pemerintah dan federasi sepak bola di Afrika Selatan untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk mempromosikan kesetaraan dalam sepak bola.
Secara keseluruhan, memberikan sanksi kepada negara adalah tindakan serius yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
FIFA harus memastikan bahwa sanksi tersebut efektif dalam mencegah pelanggaran di masa depan, sementara tidak merugikan pemain dan penggemar dari negara yang terkena sanksi.
FIFA juga harus memastikan bahwa sanksi tersebut mendorong perubahan positif dalam sepak bola internasional.
Sebelumnya diberitakan, drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali dibatalkan FIFA.
Babak pengundian yang rencananya digelar pada 31 Maret itu batal menyusul berbagai penolakan terhadap Timnas Israel, salah satu kontestan turnamen ini.
Pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 menimbulkan tanda tanya bagi tuan rumah.
Indonesia bahkan dihantui ancaman untuk batal menyelenggarakan Piala Dunia U-20 karena dianggap tak cakap menjadi tuan rumah.
Tidak hanya itu, Indonesia bisa kena sanksi FIFA apabila batal menyelenggarakan Piala Dunia U-20.
Mulai dari dibekukan FIFA, dikucilkan dari sepakbola internasional, hingga tak lagi dipertimbangkan untuk menjadi tuan rumah turnamen olahraga kelas dunia.
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah dua kali kena sanksi olahraga akibat menolak kehadiran Israel. Hal itu terjadi saat kualifikasi Piala Dunia 1958 dan Asian Games 1962.
