Impor Indonesia November 2024 Turun 10,51 Persen, Tiongkok Masih Dominasi Pasar

Jakarta, NINNA.ID– Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa total nilai impor Indonesia pada November 2024 mencapai USD 19,63 miliar, mengalami penurunan sebesar USD 2,31 miliar atau 10,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi baik pada sektor minyak dan gas (migas) maupun nonmigas.

Dari total impor tersebut, sektor nonmigas masih mendominasi dengan nilai USD 17,06 miliar atau berkontribusi sebesar 86,91 persen dari total impor. Sementara itu, impor migas tercatat sebesar USD 2,57 miliar atau sekitar 13,09 persen dari total impor.

Selain nilai, volume impor juga mengalami penurunan 13,50 persen menjadi 19,56 juta ton. Dari jumlah tersebut, volume impor migas mencapai 4,08 juta ton (20,90 persen) dan nonmigas sebesar 15,47 juta ton (79,10 persen).

Perkembangan Impor Januari–November 2024

BERSPONSOR

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia selama periode Januari–November 2024 tercatat sebesar USD 212,44 miliar, meningkat 4,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan impor nonmigas sebesar USD 9,14 miliar (5,37 persen) dan impor migas sebesar USD 520,3 juta (1,60 persen).

Berdasarkan golongan penggunaan barang, impor bahan baku/penolong menjadi yang terbesar dengan nilai USD 154,67 miliar atau berkontribusi sebesar 72,81 persen.

Sementara itu, impor barang modal tercatat sebesar USD 37,36 miliar (17,59 persen) dan barang konsumsi USD 20,40 miliar (9,60 persen).

BERSPONSOR
Penjualan Eceran
Ilutsrasi foto: Damayanti

Negara Asal Impor Utama

Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar bagi Indonesia dengan kontribusi 30,78 persen dari total impor. Negara lainnya yang mendominasi impor Indonesia adalah Singapura (9,30 persen), Jepang (6,41 persen), Amerika Serikat (5,19 persen), Malaysia (4,75 persen), Australia (4,47 persen), Thailand (4,21 persen), Korea Selatan (4,01 persen), Vietnam (2,78 persen), dan Taiwan (1,70 persen).

TERKAIT  Apa Itu Penyakit Flu Unta MERS yang Infeksi Pemain Prancis di Piala Dunia 2022?

Dilihat dari kelompok negara, impor terbesar berasal dari kelompok Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) sebesar USD 104,79 miliar (49,33 persen), diikuti oleh ASEAN dengan nilai USD 47,45 miliar (22,33 persen), North American Free Trade Agreement (NAFTA) USD 13,33 miliar (6,27 persen), dan Uni Eropa USD 11,63 miliar (5,48 persen). Sementara kelompok negara lainnya menyumbang USD 35,25 miliar (16,59 persen).

Komoditas Utama yang Diimpor

- Advertisement -

Menurut klasifikasi Standard International Trade Classification (SITC), barang impor terbesar selama Januari–November 2024 adalah mesin dan alat angkutan dengan nilai USD 66,30 miliar atau berkontribusi 31,21 persen terhadap total impor.

Selain itu, impor minyak dan bahan bakar mineral mencapai USD 36,94 miliar (17,39 persen), barang-barang buatan pabrik USD 30,71 miliar (14,46 persen), serta bahan kimia dan produknya sebesar USD 27,64 miliar (13,01 persen).

Kelompok barang dengan peningkatan impor tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya adalah minuman dan tembakau (29,34 persen), minyak nabati dan hewani (24,32 persen), serta bahan baku dan hasil tambang (17,23 persen).

Penurunan nilai impor pada November 2024 menunjukkan adanya perlambatan perdagangan internasional di Indonesia, meskipun secara kumulatif masih terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan Tiongkok tetap menjadi mitra dagang utama, strategi diversifikasi sumber impor dapat menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas perdagangan Indonesia di masa depan.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU