NINNA.ID – Lesti Kejora ikut berempati terhadap para penyintas musibah yang baru-baru ini terjadi di Cianjur.
Sebagai salah satu artis yang berasal dari Cianjur, iapun langsung membuka open donasi bagi warga yang terdampak Gempa Bumi di Cianjur, Jawa Barat.
Ibunda dari Baby L itu membuka donasi agar dapat meringankan beban masyarakat yang terkena dampak bencana tersebut.
Hal ini disampaikan Ibu satu anak ini melalui akun Instagram pribadinya.
“Assalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh.Saya Lesti untuk teman-teman semuanya mari kita Support dan doakan saudara-saudara kita yang ada di Cianjur,” sebut Lesti Kejora.
Sempat beredar video rumah Lesti Kejora di Cianjur mengalami retak-retak. Akan tetapi, sampai saat ini pihak Lesti Kejora belum memberikan klarifikasi.
Lesti Kejora justru gencar mengajak pengikutnya menggalang donasi untuk warga terdampak gempa di Cianjur.
Korban tewas dan luka-luka karena gempa di Cianjur masih terus di-update. Kepala BNPB Suharyanto dilansir dari detikNews pada Selasa (22/11/2022) update pukul 17.00 WIB mengatakan korban jiwa sampai hari itu mencapai 268 orang dan sudah teridentifikasi sebanyak 122 orang.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur akan semakin melandai dalam waktu empat hari kedepan sejak 22 November lalu.
Dalam keterangan rilis, BMKG mencatat bahwa hingga 23 November 2022 pukul 08.00 WIB, jumlah gempa susulan yang tercatat BMKG ada sebanyak 162 gempa dengan magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2. Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.
“Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. InsyaAllah, dalam kurun waku empat hari kedepan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil,” ungkap Dwikorita di Cianjur, kemarin.
Dwikorita juga mengimbau saat proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan semestinya menggunakan struktur bangunan tahan gempa.
Menurutnya, banyaknya korban meninggal dan signifikannya kerusakan yang terjadi pada saat gempa tektonik bermagnitudo 5,6 selain akibat gempa dangkal juga akibat struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa.
“Mayoritas bangunan yang terdampak karena dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar. Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa,” paparnya.
Dia menjelaskan, “Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempabumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempabumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempa bumi.”