NINNA.ID-Ide berikut disampaikan ke Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga untuk pengembangan pariwisata Simalungun dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI).
The World Tourism Organization (UNWTO) menyatakan dalam sejumlah publikasinya sektor pariwisata merupakan sektor yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Badan PBB tersebut mengatakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu adanya kerja sama. Dalam Bahasa Batak Simalungun kerja sama atau partisipasi disebut Marharoan Bolon.
Tidak ada yang bisa bantah! Bisnis pariwisata melibat banyak pihak. Tidak hanya pengelola objek wisata, tetapi banyak pemangku kepentingan.
Mulai dari pengelola bandara udara, tour dan travel agent hingga masyarakat setempat. Semua terlibat dalam menunjang kemajuan pariwisata sebuah daerah.
Selain melibatkan banyak pemangku kepentingan, mata rantai bisnis pariwisata pun cukup panjang.
Mulai dari memastikan wisatawan merasa nyaman saat berada di bandara atau pelabuhan, hingga wisatawan tersebut menikmati beragam hal selama perjalanan sampai ia kembali ke rumahnya.
Di tiap mata rantai, akan ada uang yang dibelanjakan oleh wisatawan. Itu alasannya, mengapa pariwisata kerap dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah atau negara.
Selama ini Simalungun mengandalkan pertanian sebagai sumber utama pencaharian.
Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun menunjukkan, lapangan usaha pertanian merupakan penggerak utama dalam bidang agribisnis di Kabupaten Simalungun.
Lapangan usaha pertanian masih dominan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Simalungun, dengan pangsa rata-rata tahun 2008-2017 sebesar 49,53 persen.
Pada periode yang sama, tanaman perkebunan merupakan penyumbang terbesar dalam lapangan usaha pertanian yaitu 59,48 persen, diikuti oleh tanaman pangan, tanaman hortikultura dan peternakan yaitu berturut-turut sebesar 21,22 persen, 9,75 persen, dan 4,98 persen.
Sementara itu, penduduk yang bekerja di Kabupaten Simalungun pada Agustus 2019 sebanyak 416.910 orang. Sebagian besar penduduk bekerja pada lapangan usaha pertanian yakni sebesar 45,30 persen disusul sektor jasa 38,00 persen dan sektor manufaktur 16,70 persen.
Lapangan usaha pariwisata Simalungun belum berdampak signifikan terhadap keseluruhan daerah di Simalungun. Lapangan usaha pariwisata belum mampu mengimbangi lapangan usaha pertanian. Idealnya, pariwisata berdampingan dengan pertanian.
Seharusnya, sumber daya pariwisata Simalungun yang begitu melimpah, memungkinkan angka pendapatan dari pariwisata jauh lebih besar. Tidak hanya itu, daya serap hasil bumi atau hasil pertanian akan meningkat seiring dengan kemajuan pariwisata.
Hal ini sudah sering dibuktikan lewat riset. Dimana jika di sebuah daerah terdapat banyak objek wisata, hotel dan lainnya, akan semakin banyak wisatawan yang membelanjakan duitnya untuk hasil bumi.
Kabupaten Simalungun yang memiliki 161 objek wisata sangat bisa menjadikan pariwisata sebagai tumpuan atau sumber utama penghasilan daerah.
Sumber daya Simalungun yang sangat melimpah sangat memungkinkan Simalungun menjadi magnet baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.
Untuk itu karya tulis ilmiah (KTI) ini mengangkat judul “Semangat Marharoan Bolon untuk Sejahterakan Masyarakat Simalungun Melalui Pariwisata”.
Sebab hanya dengan semangat gotong-royong, pariwisata Simalungun bisa berkembang maju. Ada banyak pemangku kepentingan yang harus kerja keras.
Keterlibatan Berbagai Pihak
Pemerintah. Pemerintah harus memimpin dengan strategi visioner, kebijakan praktis, peraturan, dan koordinasi yang bijaksana dan inklusif.
Sektor Swasta. Sektor swasta adalah pemain penting – sebagai mitra, pendukung, pelanggan, saluran pemasaran, katalisator keuangan dan penasihat.
Masyarakat. Masyarakat sebagai produsen, pemasok dan pekerja; juga sebagai pelaku dan pembuat keputusan.
Donatur. Donatur atau pihak yang ingin memberikan bantuan dapat menganalisis serta mendorong pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan tindakan afirmatif dan memberikan bantuan teknis serta pendanaan untuk proyek dan keahlian di bidang pariwisata.
Traveler atau wisatawan. Orang yang akan bepergian atau menikmati pariwisata di Simalungun.
Dalam The Bussiness Model Canvas para pemangku kepentingan ini diuraikan dalam kolom key partners. Key partners antara lain: traveler (wisatawan), agent travel tour, tour guide, pengelola objek wisata yang ada di Simalungun, Dinas Pariwisata Simalungun, Dinas Pertanian Simalungun, Kemenparekraf, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPODT, Badan Penanaman Modal, Kementerian Perhubungan/Dinas Perhubungan, Pelaku pariwisata lainnya (pemilik atau pengelola hotel/pedagang di pasar dan lainnya), instansi yang turut bersentuhan dengan Pariwisata Simalungun
Sumber Daya Pariwisata Simalungun
Hotel. Jumlah hotel berbintang di Kabupaten Simalungun pada tahun 2022 sebanyak 11 hotel yang terdiri dari 3 hotel bintang 1 yang memiliki 118 kamar dan 212 tempat tidur, 4 hotel bintang 2 yang memiliki 210 kamar dan 397 tempat tidur, 3 hotel bintang 3 yang memiliki 246 kamar dan 371 tempat tidur, dan 1 hotel bintang 4 yang memiliki 179 kamar dan 260 tempat tidur. Total keseluruhan sebanyak 11 hotel bintang dan 72 hotel merupakan hotel non bintang.
Jumlah hotel non bintang bertambah 14 persen dari tahun 2021 yang semula 63 hotel. Pertambahan ini disebabkan karena pariwisata yang sudah mulai pulih setelah Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia. Dengan membaiknya pariwisata akhirnya mendorong investor untuk membangun hotel-hotel baru.
Objek Wisata. Jumlah objek wisata mencapai 161 titik lokasi terbagi dari wisata budaya 52 lokasi, wisata alam 95 lokasi, wisata agro 3 lokasi, wisata rekreasi 10 lokasi dan ground camping 1 lokasi, dengan kunjungan wisatawan meningkat dari 398.334 orang pada tahun 2021 menjadi 1.889.785.
Walaupun pandemi masih berlangsung, objek wisata masih menjadi tujuan menarik bagi masyarakat untuk menyegarkan pikiran dari rutinitas sehari-hari. Jumlah wisatawan yang berkunjung terdiri dari 1.865.228 wisatawan nusantara dan 24.557 wisatawan asing. Kunjungan terbanyak berada di Parapat untuk wisatawan nusantara dan wisatawan asing.
Komposisi wisata alam 59,01 persen, budaya 32,30 persen, rekreasi 6,21 persen, agro 1,86 persen dan rohani 0,62 persen. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan Pariwisata Simalungun banyak bergantung pada wisata alam. Wisata alam menjadi sumber daya tersebut yang dimiliki Simalungun.
Jumlah kunjungan menurut objek wisata selama 2021-2022, wisatawan masih terkonsentrasi hanya ke sejumlah objek wisata. Ke Parapat sebanyak 1.106.627 orang, Bukit Indah Simarjurunjung 175.410 orang, Pantai Paris-Ardana-Batu Hoda 248.287 orang, Pemandian Alam Sejuk (PAS) 170.087 orang, Haranggaol 74.238 orang, Bah Damanik (Sarimatondang) 62.481 orang, Karang Anyer 13.444 orang, Aek Nauli Elephant Conservation (ANCES) 30.169 orang, Bah Biak (Sarimatondang) 7.700 orang, Museum Simalungun (Rumah Bolon) 1.342 orang.
Timbul pertanyaan, dari 161 objek wisata yang ada di Simalungun, mengapa hanya objek-objek wisata ini saja yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan? Mengapa yang lain belum mendapat kunjungan?
Sejumlah alasan di antaranya: pengelola objek wisata kurang promosi, akses cukup sulit karena jalan belum mulus, dan sumber daya manusia (SDM) belum memadai.
Mustahil menuntaskan kendala tersebut sekaligus dan tanpa dukungan banyak pihak. Itulah alasannya, dibutuhkan semangat Marharoan Bolon agar perlahan tapi pasti, kendala-kendala tersebut dapat dituntaskan.
Semoga KTI ini bisa menjadi sumber inspirasi buat banyak pihak, terutama kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun, terkhusus kepada Dinas Pariwisata Simalungun.
The Bussiness Model Canvas (BMC)
Semangat Marharoan Bolon untuk Sejahterakan Masyarakat Simalungun Melalui Pariwisata
Dalam BMC ini penulis menguraikan sejumlah hal, value proposition sendiri merupakan nilai atau value yang ditawarkan. Customer segments adalah penggolongan orang-orang yang mungkin tertarik dengan value proposition bisnis kita.
Customer relationship adalah cara-cara yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan customer segments.
Channels merupakan cara menjangkau customer. Kolom key activities diisi dengan kegiatan wajib yang dilakukan guna menghasilkan value proposition yang ditawarkan.
Key resources adalah hal-hal paling penting yang harus dimiliki agar key activities bisa dijalankan dan value proposition bisa diberikan pada customer.
Cost structure merupakan rincian biaya-biaya terbesar yang harus dikeluarkan untuk melakukan key activities dan menghasilkan value proposition.
Revenue stream dalam BMC merupakan berbagai cara untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition. Bahasa gamblangnya, cara mendapatkan duit dari usaha. Untuk penjelasan BMC dibuat dalam lampiran.
Hasil Bumi Simalungun yang Berpotensi Dijadikan Produk Kreatif Menunjang Pariwisata
Aren. Aren merupakan komoditas yang banyak didapat di Simalungun. Produksinya mencapai 619 ton pada tahun 2022. Tanaman aren tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi produksi yang cukup tinggi di Kecamatan Raya produksi 138 ton, luas areal 144 ha, Dolok Silou 144 ton, 147 ha, dan Hatonduhan 46 ton, 68 ha.
Kopi Arabika juga andalan Simalungun. Produksinya mencapai 9.744 ton pada tahun 2022. Tanaman Kopi Arabika terkonsentrasi di Kecamatan Purba dengan produksi 1.797 ton, luas areal 1.282 ha, Raya 1.658 ton dengan luas areal 1.244 ha, dan Pamatang Silimahuta produksi kopi sampai 1.436 ton, luas areal 972 ha.
Komoditas hortikultura ditemukan tujuh (dari 21) komoditas basis dalam 10 tahun terakhir yaitu kubis, kentang, bawang merah, buncis, bayam, mangga, dan pisang.
Kubis tergolong komoditas unggulan. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2010 sebesar 142.541 ton, namun mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu 69.748 ton dari luas panen 3.044 ha. Tanaman kubis terkonsentrasi di beberapa kecamatan yang memiliki produksi tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu Kecamatan Silimakuta dengan produksi 19.013 ton dengan luas panen 816 ha, di Pematang Silimahuta produksi kubis mencapai 15.063 ton, luas panen 695 ha, dan di Kecamatan Purba produksi mencapai 34.903 ton dengan luas 1.500 ha.
Kentang. Produksi kentang mencapai 35.474 ton pada tahun 2022 dengan luas panen 2.106 ha. Tanaman kentang terkonsentrasi di beberapa kecamatan yang memiliki produksi tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu Kecamatan Purba produksi mencapai 20.917 ton, luas panen 1.223 ha, produksi Silimakuta mencapai 7.698 ton dengan luas 422 ha, dan produksi Pematang Silimahuta mencapai 5.706 ton dengan luas 406 ha.
Bawang merah. Tahun 2017 produksinya mencapai 4.462 ton dengan luas panen 344 ha. Tanaman bawang merah terkonsentrasi di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Purba dengan produksi 1.266 ton dan luas panen 99 ha. Haranggaol Horison produksinya mencapai 924 ton dengan luas 72 ha, dan produksi Pematang Silimahuta mencapai 782 ton dengan luas 61 ha.
Mangga. Produksi mangga mencapai 1.382 ton pada tahun 2017. Komoditas mangga terkonsentrasi di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Pamatang Silimahuta menembus 444 ton per tahun, Haranggaol Horison mencapai 252 ton, dan Dolok Pardamean mencapai 144 ton.
Pisang. Produksi pisang mencapai 3.552 ton pada 2017. Tanaman pisang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Simalungun. Akan tetapi banyak terkonsentrasi di Kecamatan Silou Kahean menembus 448 ton, Panei mencapai 323 ton, dan Raya tembus 301 ton.
Peternakan
Dari tujuh komoditas ternak terdapat sejumlah ternak dengan angka produksi yang tinggi di antaranya: ternak babi, sapi, dan ayam kampung. Pada 2017, ternak kerbau terkonsentrasi di Kecamatan Dolok Silou dengan produksi 176.966 ton disusul Kecamatan Purba 102.294 ton), dan Dolok Panribuan mencapai 36.125 ton.
Ternak babi. Kabupaten Simalungun memiliki potensi untuk memasok produksi daging babi ke wilayah lain. Pada tahun 2017 ternak babi terkonsentrasi di Kecamatan Purba dengan produksi 582.324 ton diikuti Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 333.270 ton, Dolok Panribuan dengan produksi 392.134 ton, Jorlang Hataran produksinya mencapai 315.980 ton, dan produksi tertinggi di Kecamatan Raya menembus 677.224 ton.
Ternak sapi juga masuk dalam angka peternakan terbesar di Simalungun. Di Kecamatan Tanah Jawa produksinya mencapai 144.856 ton, Dolok Batu Nanggar mencapai 286.059 ton, Bandar Huluan mencapai 167.091 ton, Bosar Maligas mencapai 146.388 ton, dan Ujung Padang mencapai 125.930 ton.
Perikanan
Untuk subsektor perikanan, kegiatan yang dianalisis adalah perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Komoditas untuk perikanan budidaya adalah ikan nila, ikan gurami, ikan lele, dan ikan mas.
Perikanan budidaya. Pada umumnya, budidaya ikan dilakukan di kolam, jaring apung, sawah, dan danau. Perikanan budidaya terluas adalah kolam air tenang yaitu 7.927 ha dengan produksi 927.023 ton pada tahun 2017. Kegiatan budidaya ikan di Danau Toba berada di Kecamatan Haranggaol Horisan tembus 21 ton per tahun dengan luas 51,5 ha, dan di Girsang Sipangan Bolon tembus 52 ton dengan luas 73 ha.
Perikanan budidaya kolam air tenang terdapat di kecamatan dengan produksi yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi mencapai 235.909 ton dengan luas 1.240 ha, Siantar dengan produksi mencapai 174.367 ton dengan luas 890 ha, dan Hatonduhan dengan produksi mencapai 137.442 ton dengan luas 444 ha.
Buah-Buahan
Dalam Setahun, Kabupaten Simalungun dapat memproduksi 117.470 ton Jeruk Siam. Daerah penghasil jeruk siam terbesar di Simalungun yakni Kecamatan Silimakuta mencapai 84.000 ton. Publikasi Simalungun Dalam Angka 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Simalungun menyebutkan jeruk siam atau jeruk keprok, durian dan pisang merupakan komoditas terbesar di Simalungun.
Produksi durian mencapai 2.740 ton per tahun. Produksi durian terbesar terdapat Kecamatan Silou Kahean dan Raya Kahean yaitu 460 ton. Komoditas buah terbesar ketiga yakni pisang. Produksi pisang mencapai 1.842 ton dan terbesar di Kecamatan Raya Kahean yaitu 266 ton.
Tanaman Sayuran
Kabupaten Simalungun juga memiliki tanaman sayuran selain komoditas buah-buahan. Beberapa sayuran yang ditanam antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, kubis, kentang, petsai, dan lainnya. Luas panen tanaman sayuran yang paling sempit pada tahun 2022 adalah labu siam, yaitu sebesar 23 Ha dengan produksi 1.308 ton.
Padi Sawah
Disebutkan dalam publikasi BPS, Kabupaten Simalungun menghasilkan padi sawah sebesar 353.289 ton dan padi ladang 50.381 ton selama tahun 2022. Itu artinya, Kabupaten Simalungun menghasilkan padi 403.670 ton selama tahun 2022.
Produksi padi sawah tertinggi berasal dari Kecamatan Tanah Jawa yaitu 46.179 ton dan Hutabayu Raja sebesar 46.112 ton. Sedangkan beberapa kecamatan yang tidak memiliki padi sawah antara lain Silimakuta, Pamatang Silimahuta, Purba, Haranggaol Horison, Dolok Pardamean, Dolok Silou, Dolog Masagal, Silou Kahean, Bandar Masilam, dan Bosar Maligas.
Sementara produksi padi ladang tertinggi berasal dari Kecamatan Purba yaitu sebesar 12.563 ton dan terendah dari Kecamatan Pematang Sidamanik sebesar 77 ton.
Tanaman bahan makanan lainnya antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dari jenis tanaman palawija ini, produksi jagung dan ubi kayu merupakan komoditi andalan di Kabupaten Simalungun.
Pada tahun 2022, produksi jagung sebesar 241.952 ton dengan tingkat produktivitas 59,61Kw/Ha dan ubi kayu sebesar 155.347 ton dengan tingkat produktivitas 329.45 Kw/Ha.
Penghasil jagung terbesar adalah kecamatan Dolok Panribuan sebesar 25.109 ton dan yang terkecil adalah Kecamatan Ujung Padang sebesar 383 ton rata-rata rata produksi 54,80 kw/Ha. Penghasil ubi kayu terbesar adalah Kecamatan Bandar Masilam sebesar 60.871 ton.
Produk Kreatif untuk Menunjang Pariwisata khususnya Jadi Produk Oleh-Oleh Tahan Lama
Simalugun juga kaya akan produk kreatif. Mulai dari kopi, hingga souvenir. Dapat dikatakan, sudah ada pengusaha yang memproduksi untuk hampir tiap jenis hasil bumi. Para pengusaha tersebar di banyak tempat. Namun, beberapa ada pemula atau pendatang baru. Ada yang sudah lama berkecimpung di produk kreatif.
Rata-rata pengusaha di industri kreatif ini memiliki modal kecil. Makanya sering dikategorikan sebagai usaha kecil mikro menengah (UMKM). Jumlah pengusaha UMKM di Simalungun cukup besar. Bahkan hampir di tiap objek wisata ada pelaku UMKM yang menjajakan produknya kepada wisatawan.
Kerjasama atau Marhoroan Bolon dapat dikerjakan dengan baik jika pembuat kebijakan atau pemerintah mau mendengarkan pendapat atau masukan dari para pelaku pariwisata. Para pelaku pariwisata leluasa memberikan masukan dan kritik kepada pemerintah.
Masukan Para Pelaku Pariwisata untuk Dongkrak Potensi Pariwisata Simalungun pada acara Table Top dan Fam Trip 26-28 Juni 2023.
Maruli mengurai, tiga masukan atau saran untuk mengembangkan potensi Pariwisata Simalungun antara lain semakin menggalakkan event (kegiatan), mengembangkan seni dan budaya, dan menggeliatkan kuliner.
Lina Nasution, General Manager My Nasha Hotel Tigaras menyampaikan masukan soal perbaikan jalan yang sangat penting mendongkrak potensi pariwisata Simalungun.
Masukan untuk penataan objek wisata. Masih di acara yang sama dan di hadapan Bupati Simalungun, Darwis dari Aneka Wisata Holidays menyampaikan masukan dan kritik agar kebersihan toilet di objek-objek wisata di Simalungun ditingkatkan. Katanya, ternyata potensi pariwisata Simalungun untuk paket petualangan sangat besar dan perlu dikembangkan.
Iva lusinda Sirait Pengurus Pujasera memohon kepada Pemerintah Simalungun agar memperhatikan para pelaku usaha terkhusus kuliner di Open Stage Tigaraja. Memperhatikan maksudnya, pemerintah mendukung agar kegiatan di Open Stage lebih semarak dan mendatangkan banyak tamu.
Helvrin Hutabarat dari pelaku pariwisata minat khusus Arung Jeram Desa Talun Gondot memohon kepada Bupati Simalungun untuk segera memperbaiki akses jalan menuju objek-objek wisata.
Selain itu, mendukung terwujudnya safety tourism dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia di Simalungun untuk minat khusus Arung Jeram.
Para pemberi masukan ini juga tidak sekadar memberikan masukan, mereka juga ikut marharoan bolon bersama Pemerintah Simalungun untuk memajukan pariwisata Simalungun.
Lima Masukan BPS Sumatera Utara untuk Memajukan Pariwisata Sumatera Utara dan Juga Berlaku buat Simalungun
Dalam publikasi Analisis Isu Terkini Provinsi Sumatera Utara 2022 terdapat lima rekomendasi Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Tak hanya itu, publikasi tersebut juga dapat menjadi acuan evaluasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara khususnya bagi stakeholder di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara umum jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Sumatera Utara memiliki jumlah yang berfluktuasi di tiap semesternya mulai dari tahun 2017.
Namun, terjadinya pandemi Covid di tahun 2020 menimbulkan penurunan yang sangat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pangsa pasar Wisman Sumatera Utara masih dominan di kawasan negara ASEAN yaitu warga negara Malaysia dan beberapa dari Singapura.
Berdasarkan pemodelan determinan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara, terlihat bahwa industri pariwisata sangat peka dengan kondisi perekonomian dan keamanan dalam negeri.
Hal ini terlihat dari hasil analisis dengan autoregressive distributed lag (ARDL) bahwa variabel penerbangan dan lag 2 bulan dari penerbangan internasional serta kurs beli USD terhadap rupiah berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang pun, variabel penerbangan internasional dan kurs beli USD terhadap rupiah tetap berpengaruh signifikan. Lebih jauh lagi, berdasarkan analisis kointegrasi dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisman, penerbangan, kurs, dan keterbukaan terjadi kointegrasi dalam jangka panjang atau bisa dikatakan bahwa ketiga variabel tersebut bergerak bersama-sama dalam jangka panjang. Model akan menuju pada keseimbangan dengan kecepatan 90,69 persen per bulan.
Masih berkaitan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan, diantaranya:
Pertama, pemerintah daerah dianggap perlu membuat target jumlah wisman yang datang berkunjung dan pertumbuhannya ke Sumatera Utara disertai dengan evaluasi bulanan, triwulanan ataupun semesteran sehingga mampu memulihkan kembali jumlah kunjungan Wisman pasca pandemi Covid.
Kedua, peningkatan hubungan bilateral terutama di bidang pariwisata perlu lebih ditingkatkan khususnya dengan negara-negara ASEAN yang secara geografis memang dekat dengan Sumatera Utara. Promosi dan program-program wisata yang menarik harus terus disebarluaskan secara masif dan berkelanjutan.
Ketiga, kualitas akomodasi di daerah harus terus ditingkatkan, baik dari segi harga, fasilitas, maupun sumber daya sehingga dapat bersaing dengan daerah-daerah/negara-negara destinasi wisata lainnya.
Keempat, stabilitas ekonomi dan keamanan harus terus dijaga dan ditingkatkan. Promosi terkait hal tersebut juga perlu digalakkan, misalnya dengan memperkenalkan Sumatera Utara sebagai daerah yang aman, bersih, ramah, dan bertoleransi tinggi di mata internasional.
Kelima, pemodelan dengan ARDL (Autoregressive Distributed Lag) yang dihasilkan pada analisis ini sebaiknya menggunakan series data yang lebih banyak sehingga model yang dihasilkan bisa lebih akurat dalam interpretasinya.
Tulisan ini mendapatkan peringkat juara harapan X dari panitia lomba yakni Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Simalungun.