Simalungun, NINNA.ID-Huta Simandalahi di Girsang 1, Kabupaten Simalungun, berpotensi menjadi alternatif wisata budaya yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Parapat.
Dengan latar budaya Batak yang kuat dan keindahan alam yang memikat, Huta Simandalahi menawarkan pengalaman unik yang dapat melengkapi destinasi wisata di sekitar Danau Toba.
Huta Simandalahi merupakan salah satu kampung tradisional yang masih mempertahankan kekayaan budaya Batak. Rumah-rumah adat khas Batak dengan ukiran dan kampungin unik menjadi daya tarik utama.
Selain itu, alam sekitar yakni pepohonan seperti durian, petai, kakao, kopi, aren dan lainnya dibalut dengan suasana perbukitan turut menambah daya tarik Huta Simandalahi.
Lokasi Strategis
Huta Simandalahi terletak tidak jauh dari Parapat, yang selama ini menjadi pintu gerbang utama menuju Danau Toba.
Dengan jarak tempuh sekitar 15 menit, kampung ini mudah diakses dari Kota/Kelurahan Parapat, menjadikannya pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana kampung tradisional tanpa harus melakukan perjalanan jauh.
Akan tetapi, pengembangan Huta Simandalahi sebagai destinasi wisata budaya membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal infrastruktur.
Jalan menuju kampung ini masih perlu perbaikan agar dapat mendukung kunjungan wisatawan secara lebih maksimal.
Warga setempat mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kondisi infrastruktur yang tidak kunjung diperbaiki.
“Kami ingin kampung ini maju sebagai destinasi wisata, tetapi bagaimana wisatawan mau datang kalau jalannya saja seperti ini? Bahkan kendaraan roda dua pun sulit melintas,” ujar Rosmawati, salah seorang warga.
Warga Girsang 1 telah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan jalan kepada pemerintah daerah. Namun, hingga saat ini, tanggapan konkret belum terlihat.
Pemerintah Kabupaten Simalungun diharapkan segera mengambil langkah untuk memperbaiki akses jalan ini demi mendukung program pengembangan kampung wisata yang telah dicanangkan sebelumnya.
Menurut pengamat pariwisata lokal, infrastruktur yang memadai adalah kunci utama dalam mendorong kemajuan destinasi wisata.
“Jika jalan menuju kampung ini diperbaiki, potensi Huta Simandalahi sebagai kampung wisata dapat berkembang pesat. Wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” ujar John Sinaga seorang pengamat.
Warga Huta Simandalahi tetap optimistis terhadap masa depan kampung mereka. Mereka berharap pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk memperbaiki infrastruktur demi meningkatkan daya tarik kampung wisata.
Dengan perbaikan jalan yang memadai, Huta Simandalahi dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Simalungun, mendukung pengembangan Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia yang sedang diusung pemerintah pusat.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan Huta Simandalahi sebagai kunjungan atau objek wisata. Saat ini kami berusaha untuk berpromosi sekaligus berbenah sekalipun upaya ini tampak belum membuahkan hasil,” kata Ganda Sinaga, penggerak komunitas pariwisata lokal di Girsang 1.
Sebagai bagian dari kawasan wisata Danau Toba, pengembangan Huta Simandalahi sejalan dengan visi menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
Dengan menawarkan alternatif kunjungan rumah Batak, kampung ini dapat menarik lebih banyak wisatawan yang mencari pengalaman budaya yang autentik.
Dengan langkah-langkah strategis, Huta Simandalahi tidak hanya menjadi daya tarik wisata baru, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Sebuah kampung yang kaya akan budaya kini siap menyambut dunia dengan keramahan khas Batak.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga