NINNA.ID-Hanya Dairi dan PakPak Bharat penghasil gambir di Sumatera Utara. Data tabel statisik yang diakses pada 9 Januari 2023 menunjukkan secara keseluruhan hasil gambir di Sumatera Utara mencapai 1.509 ton selama setahun. Dairi menghasilkan 361 ton. PakPak Bharat menghasilkan 1.128 ton.
Tidak hanya di Sumatera Utara, gambir juga banyak terdapat di provinsi lain di Indonesia. Gambir sejak lama telah dibudidayakan di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Maluku. Asal usulnya diperkirakan dari Sumatra dan Kalimantan, di mana jenis-jenis liarnya didapati tumbuh di alam.
Di masa lalu gambir dihasilkan dari Sumatra Barat, Riau, Bangka, Belitung dan Kalimantan Barat. Akan tetapi kini utamanya diproduksi oleh Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu dengan sekitar 90 persen produksi gambir Indonesia dihasilkan dari Provinsi Sumatra Barat dan Riau. Negara tujuan utama ekspor gambir Indonesia adalah India dan Singapura.
Gambir (Uncaria) adalah genus tumbuhan yang termasuk suku rubiaceae. Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna.
Gambir juga mengandung katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. India mengimpor 68 persen gambir dari Indonesia, dan menggunakannya sebagai bahan campuran menyirih.
Gambir liar kerap didapati di hutan sekunder. Ia tidak tumbuh di wilayah yang kering, tetapi juga tidak tahan dengan penggenangan.
Tumbuh baik hingga ketinggian 200 m, gambir bisa hidup hingga elevasi 1.000 m dpl.
Gambir ditanam juga di dataran rendah.
Gambir berproduksi dengan baik pada jenis tanah podsolik merah kuning sampai merah kecoklatan.
Ketinggian tempat yang sesuai antara 100–500 m dpl dengan curah hujan sekitar 3.000 – 3.353 mm pertahun.
Kegunaan Gambir
Kegunaan utama adalah sebagai komponen menyirih, yang sudah dikenal masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga Papua sejak paling tidak 2.500 tahun yang lalu.
Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses pencernaan di perut dan usus.
Fungsi lain adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan). Gambir digunakan pula sebagai bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.
Sifat astringen gambir ditemukan pula pada kayu Acacia catechu (Leguminosae), yang bisa ditemukan di India dan Semenanjung Malaya.
Fungsi yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat kayu lapis atau papan partikel.
Produk ini masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lain, seperti kulit kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis balansa, serta kulit polong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan negara lain.


Kandungan Gambir
Kandungan yang utama dan juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid (seperti gambirtannin) dan turunan dihidro- dan okso-nya.
Sediaan gambir termuat dalam Ekstra Farmakope Indonesia 1974 sebagai Catechu EFI (Gambir EFI), dengan kandungan isi d-katekin 7-33% dan asam katekutanat (sejenis tanin) 22-50%.
Pemakaian utamanya sebagai astringensia. Gambir juga mengandung katekin (catechin, cyanidol-3) digunakan sebagai anti-histamin yang bisa digunakan dengan anti-alergi. Bisa digunakan sebagai hepatitis dan luka pada hati, yang bisa digunakan sebagai obat di sana.