Guru Monsak dari Sibaning, Kabupten Toba

Toba, NINNA.ID-Kampung Sibaning terletak di Desa Lumban Rau Timur, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba yang sangat kaya dengan budaya Batak salah satunya seperti Monsak Batak.

Ompung Marnika Simanjuntak, adalah salah satu Guru Monsak yang sudah berumur hampir 90 tahun.

Ia mendapatkan Monsak itu dari seorang guru yang ada di hasang semasa mudanya bersama 4 orang lainnya yang berasal dari daerah yang berbeda-beda.

Awalnya dulu Ompung Marnika Simanjuntak belajar Monsak untuk menjaga diri dan menjaga wilayahnya.

Sekalipun saat ini Ompung Marnika sudah berumur hampir 90 tahun tetapi masih lincah dalam mempraktikkan Monsak tersebut

Saat berbincang tentang Monsak Batak. Saya Herman Nababan menanyakan apa itu Monsak yang sebenarnya.

Ompung marnika menjawab,”Monsak itu adalah jatidiri kita yang sebenarnya, cara kita menyatu dengan pencipta. Menggunakan Monsak itu untuk keseharian dan untuk menjaga diri.”

Dalam latihan Monsak pun sangat sakral, yang dimana selama latihan harus membuka gelanggang di alam atau tombak yang jarang dilalui oleh manusia.

BERSPONSOR

Saat latihan pun tidak boleh ditonton atau disaksikan oleh orang lain.

Saat latihan Monsak itu ada beberapa tahap yang harus dilalui, mulai dari ritual pembukaan gelanggang, latihan tingkat pertama hingga ke tahap akhir yang memiliki gerakan atau teknik latihan yang berbeda dalam tahapannya.

Ketika saya menanyakan tahapan tersebut Ompung Marnika menjawab,” Itu adalah privasi antara pencipta, guru dan si murid.”

Orang yang ingin belajar Monsak akan dilihat dulu kepribadiannya apakah sanggup atau tidak belajar maupun membawakan Monsak itu ke depannya.

- Advertisement -

Takut Monsak disalahgunakan. Itulah alasan tidak semua orang bisa mempelajari Monsak.

Dalam sebuah pertunjukan atau upacara adat Monsak bisa digunakan sebagai hiburan.

TERKAIT  Makna Parjambaron Dalam Adat Batak

Ompung Marnika Simanjuntak

Dimana sepasang Parmossak menunjukkan seni gerakan bertarung ala mossak namun dengan syarat bisa saling menyerang tapi tidak boleh mengenai target dan sambil diiringi Gondang Bolon.

Pada saat bertarung sesungguhnya, Monsak lebih memfokuskan untuk menyerang bagian inti pada tubuh. Misalnya mata, leher, dan lainnya.

Selain itu Monsak juga mengajarkan kita untuk mengenal siapa diri kita itu yang sebenarnya, dan cara kita untuk memohon kepada sang pencipta melalui gerakan tubuh yang menyatu dengan alam.

Opung Marnika mengatakan, tingkat reflek Monsak ini sangat kuat, itulah makanya saat Parmonsak tidur. Jangan sembarangan membangunkannya, maupun saat duduk santai atau sedang melakukan apapun itu parmonsak sangat sensitif jika ada benda atau tangan yang hendak mengenai tubuh dia akan reflek untuk menangkapnya.

Zaman dulu, parmonsak selalu sebagai garda terdepan jika ada pihak luar yang mau merusak di wilayah adat Sibaning ini

Hingga saat ini, sudah menjadi tradisi jika acara adat di sibaning ompung marnika selalu mempertunjukkan Monsak didepan umum.

Saya sendiri Herman Nababan juga seorang pelestari Monsak, berharap Monsak ini akan semakin dikenal masyarakat luas, dan para generasi berminat untuk mempelajarinya supaya tidak punah begitu saja.

Dan berharap agar alam harus dijaga, sebab kalau alam rusak Monsak juga akan hilang, karena tidak ada lagi tempat sunyi dan dan sakral untuk latihan seperti sejatinya Monsak yang harus menyatu dengan alam.

Apalagi saat ini yang kita sebut tombak sudah habis dibabat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab salah satunya PT TPL.

Penulis: Herman Nababan PD Aman Toba
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU