GOR Samosir Terbengkalai: Janji Kemajuan yang Masih Terhambat

Samosir, NINNA.ID – Di balik megahnya bangunan Gedung Olahraga (GOR) Samosir yang berdiri kokoh sejak diresmikan pada 29 Maret 2023, tersimpan ironi yang dirasakan warga setempat.

Pembangunan yang menelan anggaran Rp8,8 miliar itu masih jauh dari harapan, bukan karena bangunannya, tetapi karena akses menuju fasilitas ini yang masih sulit dilalui.

Sebagian besar warga Desa Hutanamora, Kecamatan Pangururan, menaruh harapan besar pada GOR ini. Mereka membayangkan tempat ini menjadi pusat kegiatan olahraga dan komunitas, membawa semangat baru bagi generasi muda, serta meningkatkan geliat ekonomi di sekitar kawasan tersebut.

GOR TERBENGKALAI
GOR Samosir tampak megah, namun terbengkalai akibat akses jalan yang rusak dan sulit dilalui. Warga dan peserta Kejurda Sepak Takraw berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur ini agar fasilitas dapat dimanfaatkan secara optimal. (foto: Damayanti)

Akan tetapi, harapan itu perlahan memudar seiring dengan kondisi jalan menuju GOR yang memprihatinkan.

BERSPONSOR

Sepanjang dua kilometer, jalan yang menghubungkan desa ke GOR masih dalam kondisi buruk. Bebatuan dan tanah berlumpur menjadi pemandangan sehari-hari, terutama saat musim hujan.

Kondisi ini membuat masyarakat ragu akan manfaat dari kehadiran GOR tersebut. Meski peresmian dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, nyatanya fasilitas ini belum bisa digunakan secara optimal.

Keluhan Peserta Kejurda Sepak Takraw

Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Samosir menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Sepak Takraw yang digelar di GOR Samosir, Rianiate pada Senin, 16 Desember 2024.

BERSPONSOR

Namun, di balik semangat bertanding, para peserta dan pendamping mengeluhkan kondisi jalan menuju lokasi yang sangat sulit dilalui.

“Kami sangat senang bisa mengikuti kejuaraan ini, tapi jujur saja, jalan menuju ke sini sangat buruk,” ungkap Mesryani Sitanggang, salah satu peserta dari SMP Satu Atap Negeri 4 Pangururan.

TERKAIT  Tayang Malam ini, Berikut Deretan Fakta Franchise Film Divergent

Keluhan serupa juga datang dari para pelatih dan ofisial yang berharap infrastruktur segera dibenahi agar penyelenggaraan kejuaraan olahraga di masa depan lebih lancar dan nyaman bagi peserta.

Harapan Warga dan Tantangan Pemerintah

- Advertisement -

Warga berharap agar pemerintah daerah, terutama Bupati Samosir, segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi masalah ini. Mereka mendesak adanya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat untuk merealisasikan pembangunan jalan yang telah lama dinanti.

Ketua Panitia Kejurda Sepak Takraw, Jades Simbolon, menegaskan bahwa perbaikan akses menuju GOR sangat penting untuk mendukung kemajuan olahraga di daerah ini.

“Kami ingin kejuaraan seperti ini menjadi agenda tahunan, tetapi tentu harus ada perhatian lebih terhadap akses dan fasilitas pendukung lainnya,” ujarnya.

Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Samosir, Ombang Siboro, juga berharap Kejurda ini menjadi momentum untuk membangkitkan gairah olahraga di kalangan generasi muda.

GOR TERBENGKALAI
Kondisi jalan menuju GOR Samosir yang rusak parah, penuh lubang dan lumpur, membuatnya hampir tidak mungkin dilalui kendaraan. Warga dan peserta Kejurda Sepak Takraw mengeluhkan sulitnya akses dan berharap segera ada perbaikan. (foto: Damayanti)

“Antusiasme yang ditunjukkan para peserta sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa sepak takraw mulai diminati dan berpotensi menjadi salah satu olahraga andalan di Kabupaten Samosir. Namun, infrastruktur yang baik sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan ini,” tuturnya.

Sejauh ini, belum ada kepastian kapan pembangunan jalan akan dilakukan. Namun, bagi warga Desa Hutanamora dan para atlet muda yang bermimpi berprestasi, waktu terus berjalan.

Mereka hanya bisa menanti kepastian dari pemerintah yang selama ini menjanjikan kemajuan bagi daerah mereka.

Bagi mereka, GOR ini seharusnya menjadi simbol kemajuan, bukan sekadar bangunan megah yang terisolasi di tengah keterbatasan infrastruktur.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU