Google Doodle Hari Ini, Kenang Kontribusi dari Sosok Didi Kempot ‘Godfather of Broken Hearts’

NINNA.ID – Google hari ini menjadikan sosok Didik Prasetyo atau Didi Kempot sebagai gambar layar utama di mesin pencarian atau Google Doodle untuk mengenang seniman asal Jawa itu.

Seniman penyanyi dan penulis lagu Indonesia, bernama lengkap Dionisius Prasetyo tersebut dikenal sebagai “Godfather of Broken Hearts” karena lagu-lagunya yang bertema galau dan patah hati.

Para penggemar dan penikmat musik campursarinya pun menamakan diri sebagai Sobat Ambyar.

Namun sosok Didi Kempot yang jadi google doodle hari ini, bukan karena mengenang hari lahir atau memperingati kepergiannya. Di tanggal 26 Februari, Didi Kempot menerima penghargaan Billboard Indonesia Lifetime Achievment Award.

Penghargaan itu didapat pada 26 Februari 2020 lalu, saat Didi Kempot masih hidup. Adapun Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award atau penghargaan kategori seumur hidup ini merupakan penghargaan yang diberikan majalah Billboard pada musisi dengan karier yang gemilang.

Tak heran, Didi Kempot memang memberikan kontribusi yang besar di industri musik melalui karya-karyanya. Saat menerima Lifetime Achievement Award itu, Didi menyatakan jika penghargaan itu ia persembahkan untuk para seniman tradisional di Indonesia.

Didi Kempot adalah seorang penyanyi campursari dari Jawa Tengah. Didi Kempot merupakan putra dari pelawak terkenal dari kota Solo, Ranto Edi Gudel atau yang lebih dikenal dengan nama mbah Ranto. Selain itu dia juga merupakan adik kandung dari Mamiek Podang, pelawak senior Srimulat.

Pria kelahiran Surakarta ini telah merilis banyak lagu dengan bahasa Jawa di antaranya Sewu Kutha, Tanpa Sliramu, Stasiun Balapan, Kalung Emas, Kopi Lampung, Sekonyong-konyong koder, Eling kowe, dan Manuk Cucak Rawa.

BERSPONSOR

Didi kempot bahkan pernah mengcover lagu lagu Ada apa denganmu yang dinyanyikan grup musik Peterpan dengan menterjemahkannya menjadi bahasa Jawa dan diberi judul Ono Opo Awakmu.

Nama Didi Kempot pernah jadi perbincangan hangat di kalangan warganet, khususnya pengguna Twitter. Hal ini karena munculnya julukan sebagai Godfather of Broken Heart atau dewanya patah hati.

TERKAIT  Saksi-Saksi Yehuwa Peringati Kematian Yesus di Seluruh Dunia

Julukan dewanya patah hati tersebut tak lepas dari lagu-lagu ciptaannya. Lagu buatannya kebanyakan bernuansa percintaan dan patah hati yang mampu menyayat hati para pendengarnya.

Karyanya juga dinikmati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam Sobat Ambyar. Didi Kempot juga dikenal sangat ramah dan sering berinteraksi lebih dekat dengan penggemarnya itu.

- Advertisement -

Didi Kempot mengembuskan nafas terakhirny di RS Kasih Ibu, Solo, Selasa, 5 Mei 2020, sekitar pukul 07.45 WIB. Penyebab meninggalnya Didi Kempot diduga karena serangan jantung. Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari, Ngawi, Jawa Timur, menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Didi Kempot.

Kiprah dan perjalanan musik Didi Kempot

Berkiprah selama 30 tahun, Didi Kempot telah melahirkan lebih dari 700 lagu campursari berbahasa Jawa. Bahkan, ada juga lagu campursari yang dibuat dalam versi Belanda dan Suriname berkat lagu hitsnya berjudul “Cidro”.

Pelantun lagu Pamer Bojo ini memulai kariernya sebagai musisi jalanan alias pengamen pada 1984 di Surakarta. Dia bermain musik dengan bermodalkan kendang dan ukulele.

Sebelumnya Didi pernah mengadu nasib menjadi seorang seniman jalanan di Malioboro. Hingga pada 1988, Didi Kempot mulai hijrah ke Jakarta. Dia mencoba rekaman di beberapa studio yang ada di Jakarta. Pada 1989 dia meluncurkan album pertamanya dengan lagu yang populer berjudul Cidro.

Pada 1993, penyanyi asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. Lagu Cidro pun digermari masyarakat Suriname.

Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa. Pada 1996, dia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul “Layang Kangen” di Rotterdam, Belanda.

Sukses dengan lagu Cidro, Didi Kempot mengeluarkan lagu Stasiun Balapan saat era reformasi. Lagu ini menjadi salah satu lagu legendaris khas Didi Kempot yang dikenal masyarakat Indonesia.

Didi Kempot juga pernah meraih penghargaan di Indonesia Dangdut Award 2019 untuk kategori Penghargaan Khusus Maestro Campuran.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU