TOBA – Keberadaan gereja HKBP ini mengingatkan kita akan sebuah lagu yang cukup popular di kalangan masyarakat Batak Toba. Sebaris lirik pada lagu Sai Tudia Ho Marhuta karya Nahum Situmorang ini, “Ingot gareja parmingguan, na ditoru ni dolok i,” pasti teringat begitu melihat gereja HKBP itu.
Kemana pun engkau melangkah, sejauh apapun engkau dirantau, selalulah ingat akan gereja tempat ibadah yang berada di kaki bukit. Kira-kira demikian terjemahan bebas dari lagu tersebut.
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Lumbanjulu, Ress Lumbanjulu Distrik IV Toba ini, memiliki keindahan yang dikagumi banyak orang.
Gereja yang letaknya hanya berjarak 100 meter dari Jalan Lintas Sumatera ini, sering disinggahi oleh orang-orang yang kebetulan melintas. Pernah seseorang bermarga Panjaitan yang mengikuti kebaktian di gereja ini merasa bahagia, karena keinginannya beribadah di gereja ini tercapai.
“Sebelum-sebelumnya saat saya lewat sedang tidak jadwal ibadah atau kadang di luar hari Minggu. Puji Tuhan hari ini impian saya terwujud untuk beribadah di gereja yang sangat indah ini,” ujarnya.
Letak gereja yang berada di kaki bukit itulah yang mencuri perhatian, setiap dia melintas dari jalan itu. Gereja itu selalu mengingatkan pada salah satu lagu favoritnya.
Diapun melantunkan sepotong lirik lagu itu dengan lembut. “Ingot gareja parmingguan, na ditoru ni dolok I”.
Banyak yang menduga, keberadaan gereja yang sudah berdiri sejak ratusan tahun silam ini, bisa jadi salah satu gereja yang menginspirasi sang pencipta lagu dalam menulis liriknya.

Daya tarik gereja HKBP di kaki bukit dengan lingkungan sangat bersih dan sejuk ini, sering menjadi objek bagi komunitas vidografer. Pesona lingkungan gereja dengan latar belakang bukit, bak taman firdaus itu, kerap dijadikan background video mereka.
Secara administrative Gereja HKBP ini adalah Ress Lumbanjulu. Namun bagi warga sekitar, lokasi tempat berdirinya gereja ini sering juga disebut dengan ”Pargodungan”. Seakan nama gereja ini HKBP Pargodungan.
Bagi yang ingin berkunjung menikmati keindahan alam sekitar gereja ini, hanya butuh waktu 30 menit dari Kota Turis Parapat atau satu jam perjalanan dari Kota Balige.
Satu lagi. Belum lama ini ada air terjun yang cukup memesona ditemukan tidak jauh dari gereja. Air terjun itu dinamai Air terjun Corona.
Penulis : Asmon Pardede
Editor : Mahadi Sitanggang