NINNA.ID – Pasca lindu mengguncang wilayah Banten, gempa bumi dikabarkan baru saja menerpa Lampung Selatan, pagi ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi gempa terkini yang bisa dirasakan, pada 17 Desember 2022 pukul 04:50 WIB.
Menurut informasi resmi BMKG, gempa terkini tersebut berlangsung di titik koordinat 6,25 Lintang Selatan (LS) dan 105,04 Bujur Timur (BT).
“#Gempa Mag:2,8, 17-Des-2022 05:38:30 WIB (Pusat gempa berada 59km Barat Daya LAMPUNG SELATAN),” tulis BMKG di akun Twitternya, Sabtu (17/12/2022).
Adapun, guncangan gempa tersebut terjadi di kedalaman 10 Kilometer. Adapun, guncangan juga dirasakan oleh masyarakat. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.
Sebelumnya, Gempa magnitudo (M) 5,2 terjadi di Sumur, Banten. Kekuatan gempa terasa hingga ke wilayah Lampung.
“Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG di akun Twitter-nya, Sabtu (17/12/2022).
Gempa terjadi pada pukul 04:50 WIB titik koordinat 6,25 LS-105,04 BT. 75 Km Barat Laut Sumur dengan kedalaman 10 Km.
“Disclaimer: Dalam beberapa menit pertama setelah gempa, parameter gempa dapat berubah dan boleh jadi belum akurat, kecuali telah dianalisis ulang seismolog,” bunyi pesan lanjutan BMKG.
Pusat gempa berada di laut 75 kilometer barat laut dari Sumur. Gempa tersebut dirasakan hinggaLampungSelatan, Bandar Lampung, Metro, Pesawaran, Kotabumi, dan Pringsewu.
“Dirasakan (MMI) III Lampung Selatan, II – III Bandar Lampung, II – III Pesawaran, II Kotabumi, II Pringsewu, II Metro,” tulis BMKG melalui akun @infoBMKG.
Skala II-III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti ada truk lewat. Belum diketahui ada tidaknya korban jiwa dan kerusakan akibat gempa di Sumur, Banten.
Melansir Wikipedia, Pulau Jawa berada di dekat batas konvergen aktif yang memisahkan Lempeng Sunda di sebelah utara dan Lempeng Australia di sebelah selatan.
Di perbatasan, yang ditandai dengan Palung Sunda, Lempeng Australia yang bergerak ke utara bersubduksi di bawah Lempeng Sunda.
Zona subduksi mampu menghasilkan gempa bumi hingga bermagnitudo 8,7, sementara Lempeng Australia juga dapat menghasilkan gempa bumi dalam dari litosfer ke bawah (gempa bumi intraslab) di lepas pantai Pulau Jawa.
Zona subduksi menghasilkan dua gempa bumi dan tsunami yang merusak pada tahun 2006 dan 1994.
Gempa intraslab pada tahun 2009 juga menyebabkan kerusakan parah.[5] Jauh sebelum itu, sepanjang sejarah tercatat pernah terjadi gempa tahun 1844 dan 1910 di kawasan Cianjur, yang kembali terulang pada 1912.
Terjadi lagi gempa pada 2 November 1968 dan 10 Februari 1982 dengan masing-masing kekuatan M 5,4 dan M 5,5. Terakhir pada 12 Juli 2000, pernah terjadi juga gempa di kawasan sekitar Cianjur-Sukabumi yang mengakibatkan 1900 rumah rusak berat.