JAKARTA – Gangguan bipolar semakin sering dibahas, bahkan sampai menjadi trending di internet. Banyak masyarakat yang penasaran apa sebenarnya gangguan bipolar itu.
Gangguan bipolar (bipolar disorder), dikutip dari Mayo Clinic, adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Terdapat dua fase atau episode dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania atau manik dan fase depresi.
Pada fase manik, pengidapnya terlihat menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat. Sedangkan pada fase depresi, pengidapnya akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Adapun penyebab gangguan bipolar masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi, seperti:
Perbedaan Biologis. Orang dengan gangguan bipolar tampaknya memiliki perubahan fisik di otak mereka. Pengaruh dari perubahan ini masih belum pasti, namun pada akhirnya bisa membantu menentukan penyebab dari gangguan bipolar yang dialami.
Genetik. Gangguan bipolar lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kerabat tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orang tua yang juga mengidap gangguan ini. Para peneliti tengah mencoba untuk menemukan gen yang mungkin terlibat sebagai penyebab dari gangguan bipolar.
Gejala Bipolar
Episode Mania atau Hipomania
Mania dan hipomania adalah dua jenis episode yang berbeda, tetapi mereka memiliki gejala yang sama. Mania lebih parah daripada hipomania dan menyebabkan masalah yang lebih nyata di tempat kerja, sekolah dan kegiatan sosial, serta kesulitan hubungan. Mania juga dapat memicu istirahat dari kenyataan (psikosis) dan memerlukan rawat inap. Berikut gejalanya:
1. Sangat ceria, gelisah, atau tegang
2. Peningkatan aktivitas, energi, atau agitasi
3. Memiliki rasa percaya diri yang berlebihan (euforia)
4. Kebutuhan akan tidur berkurang
5. Banyak bicara yang tidak biasa
6. Keteralihan
7. Pengambilan keputusan yang buruk
8. Episode Depresi Mayor
9. Episode depresi mayor mencangkup gejala yang cukup
parah, sehingga menyebabkan -kesulitan nyata dalam aktivitas sehari-hari, seperti
sekolah, pekerjaan, hingga hubungan. Episode ini ditandai dengan lima atau lebih gejala
berikut:
- Suasana hati yang tertekan, seperti perasaan sedih, kosong, putus asa atau menangis (pada anak-anak dan remaja, suasana hati yang tertekan dapat muncul sebagai lekas marah)
- Kehilangan minat yang nyata atau tidak merasakan kesenangan dalam semua atau hampir semua aktivitas
- Penurunan berat badan yang signifikan saat tidak berdiet, penambahan berat badan, atau penurunan atau peningkatan nafsu makan (pada anak-anak, kegagalan untuk menambah berat badan seperti yang diharapkan dapat menjadi tanda depresi)
- Mengalami insomnia atau terlalu banyak tidur
Mengalami kegelisahan atau perilaku yang melambat - Kelelahan atau kehilangan energi
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pantas
- Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keragu-raguan
- Memikirkan, merencanakan, atau mencoba bunuh diri
- Meskipun demikian, ada baiknya untuk memeriksakan diri lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui kondisi yang dialami. Penanganan tepat meminimalisir risiko kesehatan jangka panjang.(detik)
Editor : Mahadi Sitanggang