Samosir, NINNA.ID–Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak (FWELB) Rumahela 2025 resmi dimulai! Pembukaan acara dilakukan oleh Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, pada Selasa (1/7) di halaman Kantor Bupati. Festival ini akan berlangsung dari 1 hingga 10 Juli 2025.
Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Rumahela Raja Isombaon dan Siboru Siakgoina, dengan tema “Hokkop Ma Tanom, Paangur Bona Ni Pinasam” yang artinya “Rawatlah Bumi, Lestarikan Budayamu”.
Dalam sambutannya, Bupati Vandiko menyampaikan terima kasih kepada panitia dan Komunitas Rumahela yang telah menyelenggarakan festival ini. Menurutnya, acara ini sangat penting untuk menjaga budaya Batak agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi muda.
Festival ini akan diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti:
- Ritual menghormati Sang Pencipta
- Penanaman pohon sebagai wujud cinta terhadap alam
- Horja Bolon (upacara adat besar)
- Pertunjukan dan dialog budaya
Selain sebagai ajang budaya, festival ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung revalidasi Geopark Kaldera Toba agar bisa kembali mendapat “kartu hijau” dari UNESCO.
Bupati Vandiko menjelaskan bahwa Geopark Kaldera Toba terdiri dari tiga unsur penting:
- Geo diversity (keragaman batuan)
- Bio diversity (keragaman flora dan fauna)
- Cultural diversity (keragaman budaya)
Karena itu, ia meminta masyarakat Samosir untuk tidak hanya menjaga budaya, tapi juga alam. Misalnya, dengan tidak lagi melakukan pembakaran hutan dan lahan, karena bisa merusak lingkungan dan menghambat penilaian UNESCO.

Vandiko juga menyampaikan bahwa Pemkab Samosir akan menjadikan Festival Rumahela sebagai acara tahunan. Ia juga siap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk memperkuat promosi budaya Batak.
Sementara itu, DR. Hinca Panjaitan, Pembina Komunitas Rumahela dan anggota DPR RI, mengatakan bahwa festival ini adalah ruang belajar dan refleksi untuk mengenal kembali jati diri melalui budaya dan alam Batak. Ia mengingatkan bahwa Geopark Kaldera Toba sempat mendapat peringatan dari UNESCO karena kurang dijaga. Tapi Komunitas Rumahela tetap setia merawatnya.
“Ini bukan sekadar festival, tapi panggilan untuk generasi muda Batak agar mencintai budaya dan menjaga tanah leluhur,” ujar Hinca.
Turut hadir dalam acara ini para tokoh dan anggota Komunitas Rumahela dari berbagai daerah di Indonesia.
Penulis: PR Samosir
Editor: Damayanti Sinaga