Dinamika Ekspor dan Impor Sumatera Utara: Tantangan dan Peluang di Awal 2025

Medan, NINNA.ID-Memasuki awal tahun 2025, aktivitas perdagangan luar negeri Sumatera Utara mengalami berbagai dinamika yang menarik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, ekspor dan impor wilayah ini mengalami fluktuasi yang mencerminkan berbagai tantangan dan peluang di sektor perdagangan.

Pada Januari 2025, nilai ekspor Sumatera Utara tercatat sebesar 919,5 juta USD, mengalami penurunan 7,02 persen dibanding Desember 2024 yang mencapai 988,9 juta USD.

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor justru meningkat 24,99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan bulanan, tren tahunan ekspor Sumut masih menunjukkan pertumbuhan positif.

Beberapa komoditas mengalami penurunan nilai ekspor, seperti aluminium yang turun drastis hingga 50,42 persen dan berbagai produk kimia yang menurun 7,68 persen.

BERSPONSOR

Di sisi lain, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati mengalami kenaikan 4,50 persen, sedangkan sabun dan preparat pembersih melonjak hingga 30,34 persen.

Dari sisi negara tujuan, ekspor terbesar Sumatera Utara pada Januari 2025 masih didominasi oleh Tiongkok (136,6 juta USD), Amerika Serikat (128,8 juta USD), dan India (63,06 juta USD).

Ketiga negara ini menyumbang 35,73 persen dari total ekspor Sumut. Sementara itu, kawasan Asia di luar ASEAN menjadi pasar terbesar dengan total nilai ekspor mencapai 328,86 juta USD.

Impor Sumatera Utara Turun Signifikan

BERSPONSOR

Di sisi lain, impor Sumatera Utara mengalami penurunan yang lebih tajam. Pada Januari 2025, total impor tercatat sebesar 467,71 juta USD, turun 16,12 persen dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 557,63 juta USD. Meski begitu, jika dibandingkan dengan Januari 2024, impor justru naik 4,12 persen.

Impor Indonesia
Impor Indonesia (ilustrasi foto: indonesiaexpat.id)

Penurunan impor ini disebabkan oleh berkurangnya pembelian barang konsumsi sebesar 26,97 persen, bahan baku dan penolong turun 15,91 persen, serta barang modal yang turun 2,36 persen.

TERKAIT  Strategi Baru Tingkatkan Pembiayaan UMKM Melalui Multichannel Financing

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan impor terbesar adalah bahan bakar mineral (-16,53 persen) dan ampas/sisa industri makanan (-8,73 persen). Namun, bahan kimia organik mengalami lonjakan impor hingga 48,12 persen.

Secara geografis, negara pemasok utama barang impor ke Sumatera Utara adalah Tiongkok (140,05 juta USD), Singapura (62,14 juta USD), dan Malaysia (55,40 juta USD). Ketiga negara ini menyumbang hampir 55 persen dari total impor Sumut.

- Advertisement -

Neraca Perdagangan: Surplus yang Meningkat

Meskipun ekspor dan impor mengalami fluktuasi, neraca perdagangan Sumatera Utara tetap mencatatkan surplus yang meningkat. Pada Januari 2025, surplus perdagangan mencapai 451,79 juta USD, naik 4,76 persen dibandingkan Desember 2024.

Bahkan jika dibandingkan dengan Januari 2024, surplus perdagangan mengalami lonjakan 57,70 persen.

Surplus ini menunjukkan bahwa meskipun impor mengalami penurunan, ekspor tetap mampu menjaga kinerja perdagangan Sumut tetap positif. Negara mitra yang memberikan surplus tertinggi bagi Sumut antara lain Amerika Serikat (94,06 juta USD), Jepang (51,60 juta USD), dan India (41,43 juta USD).

Sebaliknya, Sumut mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok, Malaysia, Brasil, Australia, dan Singapura.

Fluktuasi ekspor dan impor di awal tahun ini menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi Sumatera Utara dalam menjaga pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan luar negeri.

Akan tetapi, peningkatan surplus perdagangan memberikan harapan bahwa sektor ekspor masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang.

Dengan strategi perdagangan yang adaptif, peningkatan daya saing produk ekspor, serta kebijakan yang mendukung pelaku usaha, Sumatera Utara dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat perdagangan utama di Indonesia.

Ke depan, para pelaku industri diharapkan dapat memanfaatkan peluang ekspor ke pasar-pasar potensial sambil menjaga stabilitas impor yang mendukung industri domestik.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU