Sibolga, NINNA.ID– Digitalisasi ekonomi di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Sibolga menunjukkan perkembangan yang pesat sepanjang tahun 2023 hingga September 2024.
Pencapaian ini tercermin dari keberhasilan seluruh wilayah kerja BI Sibolga meraih predikat “Digital” dalam Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) semester II tahun 2023, serta pertumbuhan jumlah merchant, volume transaksi, dan nominal transaksi melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang signifikan.
- Predikat “Digital” dalam Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda
Capaian luar biasa diraih oleh wilayah kerja BI Sibolga, yang berhasil meraih predikat Digital dalam Indeks ETPD. Indeks ini mengukur keberhasilan digitalisasi berbagai aspek transaksi pemerintah daerah, seperti:
- Pajak dan Retribusi
- Belanja Daerah
- Kanal Pembayaran Digital
- Implementasi QRIS
- P2D Online (Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah)
- Cash Management System (CMS)
- Jaringan Komunikasi serta sosialisasi kepada masyarakat.
Capaian ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendorong ekosistem pembayaran non-tunai yang transparan dan efisien, sejalan dengan program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).
- Pertumbuhan Merchant QRIS: Basis Digital Ekonomi Lokal
Hingga September 2024, jumlah merchant QRIS di wilayah kerja BI Sibolga meningkat tajam sebesar 21% (year-on-year). Jumlah merchant kini mencapai 142.668, naik dari 118.247 merchant pada tahun sebelumnya.
- Kabupaten Tapanuli Utara mencatat jumlah merchant tertinggi, menunjukkan adopsi digital yang baik di kalangan pelaku usaha lokal.
- Sebaliknya, Kabupaten Nias Utara memiliki jumlah merchant terkecil, mengindikasikan perlunya upaya lebih dalam sosialisasi dan edukasi digital di wilayah tersebut.
Digitalisasi melalui QRIS memudahkan transaksi bagi pedagang kecil, UMKM, dan pelanggan dalam mendorong inklusi keuangan berbasis teknologi.
- Volume Transaksi QRIS: Lonjakan Hingga 171%
Volume transaksi menggunakan QRIS di wilayah kerja BI Sibolga melonjak hingga 171% (yoy). Hingga September 2024, jumlah transaksi mencapai 2,983 juta kali, meningkat signifikan dari 1,100 juta kali pada periode sebelumnya.
- Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat volume transaksi tertinggi.
- Kabupaten Nias Selatan menjadi daerah dengan volume transaksi terkecil.
Kenaikan ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan kemudahan akses teknologi pembayaran digital yang semakin luas.
- Nominal Transaksi QRIS: Meningkat 218%
Selain volume transaksi, nominal transaksi QRIS juga mencatat kenaikan luar biasa sebesar 218% (yoy). Hingga September 2024, nominal transaksi mencapai Rp336 miliar, naik signifikan dari Rp105 miliar pada tahun sebelumnya.
- Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat nominal transaksi tertinggi, menandakan pertumbuhan ekonomi yang kuat di daerah tersebut.
- Kabupaten Nias Barat menjadi yang terendah dalam kontribusi nominal transaksi.
Kenaikan ini mencerminkan potensi ekonomi digital di daerah yang terus berkembang, khususnya dalam meningkatkan konsumsi masyarakat dan efisiensi pembayaran.
- Tantangan dan Upaya Pemerataan Digitalisasi
Meski capaian digitalisasi di wilayah kerja BI Sibolga cukup mengesankan, masih terdapat tantangan di beberapa daerah seperti Nias Utara dan Nias Selatan yang mencatat capaian terendah dalam jumlah merchant dan volume transaksi QRIS. Tantangan tersebut meliputi:
- Kurangnya infrastruktur digital: Keterbatasan akses internet dan jaringan di daerah terpencil.
- Rendahnya literasi digital: Sosialisasi yang belum merata di kalangan pelaku usaha kecil.
- Keterbatasan perangkat teknologi: Sebagian pedagang kecil belum memiliki perangkat pendukung untuk transaksi digital.
Untuk mengatasi hal ini, BI Sibolga bersama pemerintah daerah dan stakeholder terkait terus berupaya melakukan:
- Sosialisasi dan edukasi intensif terkait penggunaan QRIS dan manfaat pembayaran digital.
- Pembangunan infrastruktur digital untuk memperluas akses jaringan internet.
- Pendampingan UMKM dalam adopsi teknologi dan peningkatan literasi digital.
- Menuju Ekonomi Digital Berbasis Inklusi Keuangan
Pencapaian digitalisasi transaksi di wilayah kerja BI Sibolga menegaskan bahwa ekonomi digital bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan Indeks ETPD dan lonjakan QRIS menjadi bukti bahwa digitalisasi mampu:
- Meningkatkan efisiensi transaksi.
- Mendorong inklusi keuangan di kalangan masyarakat.
- Memperkuat daya saing ekonomi daerah di tengah era digitalisasi global.
Menurut pihak BI Sibolga, upaya digitalisasi ini akan terus ditingkatkan dengan menjangkau daerah-daerah tertinggal dan memastikan pemerataan akses digital di seluruh wilayah kerja.
Pencapaian predikat “Digital” dalam Indeks ETPD dan pertumbuhan QRIS di wilayah kerja BI Sibolga menjadi tonggak penting dalam penguatan ekonomi digital daerah.
Meski masih dihadapkan pada tantangan pemerataan, perkembangan ini membawa optimisme bagi pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih efisien, transparan, dan inklusif.
Dengan sinergi antara pemerintah, BI, dan masyarakat, wilayah kerja BI Sibolga diharapkan dapat menjadi role model digitalisasi transaksi daerah di tingkat nasional.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga
Sumber Data: Pencapaian SP Digital 2024 (Bank Indonesia Sibolga)